84. Story 48

1.1K 130 8
                                    

Soonyoung berkeringat dingin. Matanya melihat pintu dan Jihoon bergantian.

Jihoon sedang damai-damainya tertidur. Kalau tiba-tiba Wonwoo datang dan berteriak bagaimana? Harapan hidup sudah menghilang seketika.

"Duh yalord gua pikir ni anak udah ngasi tau si Wonu." Bisik Soonyoung pelan. Ia dapat mendengar suara derap kaki yang tergesa yang berasal dari ruang tamu. Segera Soonyoung berdiri dan memegang kenop pintu erat-erat.

"SOONYOUNG BUKA!" Soonyoung langsung membuka pintu dan keluar dari kamar. Wonwoo yang kalap langsung memukuli Soonyoung membabi buta.

"Rasakan ini! Rasakan! Sialan!" Soonyoung menabrak dinding dengan cukup keras karena Wonwoo mendorongnya. Mingyu dari belakang berlari dan menarik Wonwoo menjauh.

"Wonu, won cukup. Kasian itu anak baru sembuh astaga." Soonyoung tampak merintih kesakitan sementara Wonwoo menatapnya tajam.

"Tunggu..punggungku sakit," rintih Soonyoung. Kali ini serius punggungnya sakit.

Wajah kesakitan Soonyoung tidak membuat wajah seorang Wonwoo melunak. Bahkan ia masih menatap Soonyoung bengis.

"Ribut sekali. Ada apa sih?" Jihoon keluar dari kamar dengan mata setengah tertutup. Menyipit saat melihat Wonwoo ada di depannya.

"Ngapain lu disini?" Jari telunjuk Jihoon menunjuk Wonwoo dan Mingyu bergantian.

"Ji tolong. Sakit.." Soonyoung jatuh terduduk dengan tangan yang masih memegang punggungnya.

"E-eh kenapa?! Wonwoo!" Jihoon maju selangkah untuk memukul Wonwoo sekali dan menolong Soonyoung berdiri.

"Bisa ngomong baik-baik kan?! Ish minggir!" Jihoon memapah Soonyoung ke sofa ruang tamu. Sengaja ia menyenggol Wonwoo dengan agak keras.

"Tuh apa aku bilang. Jangan dipukulin. Kamu sih emosi duluan." Mingyu merangkul Wonwoo dengan sayang.

"Ga terima aku tuh!"

"Ya tapi jangan dipukulin dong. Udah gapapa. Ini ngga sengaja. Nanti minta maaf okay?" Ujar Mingyu dengan lembut. Mata Wonwoo sudah hampir mengeluarkan air mata. Agak menyesal. Masalah biasa seperti ini selalu Wonwoo anggap besar.

"Lain kali tiap masalah diomongin dengan kepala dingin ya. Aku ga mau hal kayak gini ke ulang lagi. Janji?" Mingyu mengalihkan perhatian Wonwoo.

"Iya, maaf Gyu," Mingyu tersenyum dan mengelus kepala Wonwoo. Wonwoo mendekat arah ke Jihoon. Tangannya ingin memegang pundak Jihoon tapi tangan itu hanya melayang di udara karena Jihoon bergegas pergi lagi ke arah dapur.

"Aduh kain mana sih? Gyu kain mana?" Jihoon mondar-mandir kesana kemari.

"Ini ini." Jihoon merampas kain yang Mingyu berikan dengan agak kasar.

"Eumm Soon...kata dokter kalau sakit lagi harus di kompres dan agak diteken. Bisa berbalik? Gua teken gapapa ya? Tahan sebentar." Soonyoung mengangguk dan mengangkat baju bagian belakangnya.

"Oke, satu..dua..tiga."

"AAAAAARRGHHH!!!!"

"Ouch sabar, lagi sekali. Tahan please, aku ga kuat dengernya Soon," Jihoon mendesah pelan. Ngga tega dengerin suara kesakitan Soonyoung.

"Ini pegang lengannya Mingyu aja. Remes, gigit, cakar kalo mau. Udah aku izinin," tawar Wonwoo. Mingyu mendelik tajam tapi tidak bisa menepis karena Soonyoung segera memegang lengan Mingyu dengan erat.

"Last ya Ji. Sumpah ini kayㅡ AAAAKHHHH GILA ANJIㅡ" Jihoon segera membungkam mulut Soonyoung dengan bibirnya sendiri.

"AAAAA MAMAAAAAA!! INI TANGAN HYUNG!! BUKAN GULING!! JANGAN DI REMES!"

"BUAHAHAHAHAHAHA," ya tau lah yang ketawa siapa.

.
.
.
.
.

"Pulang sana. Pulang kalian," usir Soonyoung. Ia sedang berbaring tengkurap dengan kompresan di punggungnya.

"Maaf ya. Malem-malem bikin ribut. Belum jinak foxnya ㅡauch!" Jihoon memutar bola matanya malas.

"Pasangan heboh. Ada aja nyari masalah sama orang lain," sindir Jihoon. Wonwoo memanyunkan bibirnya. Lantas ia membalas, "Kalian juga sama. Kita sama pokoknya. Bye."

Wonwoo bergegas pergi dengan menyeret Mingyu. Setelah memastikan mereka keluar dari rumah, Jihoon menutup pintu kamar dan menguncinya.

"Hehehe."

"Kenapa lagi ni satu anak. Sakit malah cengengesan." Jihoon berjalan mendekat dan duduk di ujung kasur sambil bersila.

"Lucu aja. Insiden tak terduga cuma gara-gara gua bilang kita mau nikah."

"Huft lu sih ngabarinnya tiba-tiba gitu. Kalo kayak gini, gimana lu perginya?" Soonyoung tampak berpikir.

"Kursi roda yang waktu itu, masih ada?"










Mungkin ke depannya bakal aku cepetin alurnya ya biar book ini selesai. Soalnya aku ada mau publish cerita baru hehe. Kalo ini selesai duluan kan aku ngga gantungin kalian gitu. Jadi bisa fokus ke satu cerita aja. Jangan lupa baca story ku yang lain ya♡

Btw, adakah yang tau story Soonhoon versi lokal? Aku nemunya meanie mulu. Soonhoon nya jadi numpang lewat doang. Kalo ada bisa comment disini yaa➡
我爱你❤

Cupidsoon
18-03-2019

🍃EX「Mantan」✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang