61. Story 35

1.4K 202 6
                                    

01.22 am

Jihoon tertidur dengan kepala beralaskan paha Jeonghan dan Jeonghan tertidur dengan kepala menyender pada lengan kekar Seungcheol. Sementara Seungcheol tidak tertidur sama sekali. Dirinya belum lelah. Tadi Jihoon juga menitip pesan bahwa Mingyu akan datang membawa baju ganti.

"Bocah lama sekali." Seungcheol menyenderkan kepalanya di tembok belakangnya. Hanya tak menyangka akan serumit ini.

Seminggu lagi dirinya dan Jeonghan serta Seokmin Jisoo akan menikah. Lalu ada masalah seperti ini. Kepalanya pening. Disaat-saat seperti ini, Jihoon membutuhkan sandaran. Tapi ia sendiri juga harus mempersiapkan segala hal tentang pernikahannya.

Tak lama kemudian, ekor matanya menangkap langkah cepat pemuda kurus berkacamata dengan pemuda bongsor di sebelahnya.

"Hyung! Siapa yangㅡ" Wonwoo terdiam melihat dua malaikat tertidur tenang di sebelah Seungcheol.

"Siapa yang di dalam?" Ujar Wonwoo pelan dengan tangan menunjuk tulisan ruang operasi yang menyala hijau bertanda ada seseorang di dalamnya.

"Soonyoung." Wonwoo membulatkan matanya lebar-lebar. Tubuhnya mulai oleng kesamping dan dengan sigap Mingyu menahannya.

"Kenapa bisa?" Seungcheol menggeleng sebagai jawaban. Jihoon memang belum bercerita karena masih syok. Lengan kiri, pelipis, dan bibir pun terluka. Jika Jihoon saja terluka seperti ini, bagaimana dengan Soonyoung?

"Haish kok malah gini? Seingetku Soonyoung cerita kalo dia mau ngelamar Jihoon deh." Wonwoo mulai duduk di sebelah Seungcheol. Tangannya mengacak rambutnya asal.

"Jangan digituin sayang. Nanti sakit." Tangan Mingyu menarik jari kurus Wonwoo dan mengelusnya pelan di atas pangkuannya. Seungcheol masih diam mencerna perkataan Wonwoo.

"Jihoon ga ada cerita masalah itu ke hyung? Bahkan sepertinya mobil yang dibawa Soonyoung itu hadiah untuk Jihoon." Kali ini Wonwoo memberanikan diri menepuk pundak Seungcheol. Rasanya leadernya ini masih bingung. Merasa ada pergerakan di sebelahnya, Jeonghan terbangun.

"Loh udah dateng toh. Kok ngga bangunin?" Tanya Jeonghan sambil membenarkan posisi duduknya. Sesekali mengelus kepala Jihoon agar tidak terbangun.

"Tadi hyung lagi tidur. Ngga enak bangunin." Mingyu angkat bicara.

"Bentar. Ini Jihoon ngga ada cerita sama sekali masalah itu. Pasti ada sesuatu yang disembunyiin."

"Nah itu dia hyung. Masa kecelakaannya gara-gara Soonyoung ditolak terus dia sakit hati mau bunuh diri?" Mata Wonwoo melotot marah. Tangannya yang bebas memukul kepala yang lebih muda dengan keras.

"Ngawur aja kamu tuh! Soonyoung bukan orang yang gitu lah. Mulut ni ngga bisa dijaga!" Mulut Mingyu menjadi korban cubitan setelah kepala yang menjadi sasaran.

"Nonu~ aku kan cuma asal aja." Setelah itu mereka berdebat kecil. Wonwoo yang kesal dan Mingyu yang heboh meminta maaf.

"Mereka udah dateng. Sekarang gantian kamu yang tidur ya?" Bisik Jeonghan di telinga kanan Seungcheol. Seketika agak merinding karena bibir Jeonghan terlampau dekat.

"Oke. Bangunin kalau ada apa-apa ya."

.
.
.

06.38 am

Matahari sudah menunjukan sinarnya di sela-sela jendela rumah sakit. Mereka berlima terlelap dengan saling menempel satu sama lain. Mungkin karena tidak ada sandaran selain tembok di belakang mereka dan orang di sebelah mereka.

Srek

Suara pintu terbuka membangunkan Seungcheol dari tidurnya. Matanya menelisik ke kanan kiri dan menemukan seorang dokter yang sedang memerika sebuah data.

"Keluarga Kwon Soonyoung?" Sesegera mungkin Seungcheol berdiri. Hal ini menyebabkan ketiga orang lainnya terbangun, ditambah Jihoon yang langsung tegap berdiri dari rebahannya.

"Y-ya?" Jihoon yang menjawab karena Seungcheol tak kunjung mengeluarkan suaranya. Dokter tersebut menghela nafas berat dan malah membuat Jihoon menahan nafasnya gugup. Bersiap dengan segala kemungkinan terburuk yang akan terjadi.

"Oke jadi begini. Sebelumnya kami minta maaf..."
































Bruk

Jihoon ambruk bersamaan dengan pekikan nyaring Wonwoo yang terkejut.

Cupidsoon
6-11-2018

🍃EX「Mantan」✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang