70. Story 42

1.1K 150 2
                                    

"Gege jadinya pesen apa?" Hao menutup buku menunya pelan. Masih setia menanti sang pacar yang agak bingung mau makan apa.

"Ini aja deh biar kamu bisa nyoba juga."

"Yaudah. Mbak, sup ginseng satu, kimbab satu, sama nasi putih satu. Minumnya air putih aja dua." Hao memgumamkan kata terima kasih setelah si pelayan mencatat pesanan mereka.

"Tumben gege mau makan sup ginseng. Biasanya kalo aku pesen ga pernah dimakan." Kata Hao yang dibalas kekehan ringan orang di depannya.

"Udah mulai musim dingin gini kan enak makan sup ginseng. Kamu juga lagi sakit. Gege kan mau nyoba makanan yang kamu suka."

"Terus dengan gege makan makanan yang aku suka, gege bisa makin cinta sama aku karna selera kita sama?" Pertanyaan polos Hao mengundang keterkejutan seorang Jun.

"B-bisa aja. Jadinya kalo pergi makan gampang cari tempat. Iya kan?" Jun berhasil menjawab dan dirinya senang saat melihat Hao mengangguk mengerti.

"Kalo gitu Jun ge harus suka banget sama sup ginseng biar gege cinta mati sama Hao. Oke?"

"O-oke?" Hao tersenyum puas setelah jawaban Jun yang sangat memuaskan.

'Balik lagi jadi polos. Dimana Hao ku yang kemarin?'

.
.
.
.
.

Sepasang calon suami istri yang lagi mesra-mesranya sedang berbelanja di mall. Engga deng, satu aja yang belanja. Satunya lagi bawain belanjaan. Katanya sih biar strong.

"Han, sampe kapan muter-muter? Ini belanjaan udah banyak loh. Nanti uang buat nikah ke pake buat belanja beginian kan heboh. Aku gamau ngutang ke orang lain ya." Jeonghan memutar bola matanya malas.

"Uang lu dipake buat belanja setahun juga belom tentu abis, Cheol. Lagian segini doang ga sampe satu miliar. Udah ah lanjut." Seungcheol menghela nafasnya berat.

Dilihatnya tas-tas belanjaan bertuliskan Gucci, Coach, Burberry, MK, bahkan ada Hermès di tangannya.

"Apa selera mereka emang begini ya?" Gumam Seungcheol. Mereka yang di maksud adalah penghuni rumah sebelah alias anak buah Jeonghan.

"CHEOL BURUAN NAPA!" Omel Jeonghan yang mendapati Seungcheol hanya diam merenung dan tidak ikut jalan bersamanya.

"Eh iya sabar dong sayang. Lagi mikir duit ini." Dengan susah payah Seungcheol mendekati Jeonghan yang sudah melipat tangannya. Tapi sedetik setelah Seungcheol berdiri di depan Jeonghan, Jeonghan dengan cekatan mengambil alih beberapa tas di tangan calon suaminya.

"Sini gue bawain sebagian. Gue yang belanja kok lu yang bawain." Seungcheol tertawa pelan dan memberikan beberapa tas kecil yang ringan kepada Jeonghan.

"Bawa yang ini aja. Kalo nanti kamu badannya kekar kan jelek. Begini aja biar langsing." Jeonghan berdecih dan melanjutkan jalannya di depan.

Tak sengaja matanya melihat dua buah cincin di etalase dan dirinya berlari kecil ke dalam untuk bertanya-tanya.

Di luar, Seungcheol menunggu dengan sabar karena dia gabisa masuk dengan bawaan sebanyak itu. Yang ada malah ganggu orang. Tapi selang beberapa menit, seorang perempuan datang ke tempatnya.

"Cheol! Lama ga ketemu! Kangen banget sama kamu." Perempuan itu langsung meluk Seungcheol dengan erat seolah enggan melepaskan. Seungcheol masih dalam mode terkejut dan hanya bisa diam kaku.

"Gimana? Jadi nikah sama orang yang misahin kita ya?"

"O-oh.." Seungcheol jadi gagu kan. Jeonghan terlihat sedang berjalan keluar dengan senyuman cantiknya.

"Cheol, liat deh di dalem adㅡ LOH NAYEON?!"

"Hai Jeonghan cantik?"













































































Karamkan kapal kita.g

Guise, lagu apa yang cocok buat di dengerin disaat mau bikin cerita horror?
Gemme a recommendation♡

Cupidsoon
11-1-2019

🍃EX「Mantan」✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang