09|Teman baru

638 44 5
                                    

Selamat membaca

____

Setelah membayar uang ongkos angkot yang tadi mengantarnya. Kini gadis berambut curly yang sengaja di gerai begitu saja ditambah dengan pita merah yang menjepit sebagian poninya. Dengan papan nama yang tergantung di lehernya, terbuat dari kardus berisikan Biodata sang-pemilik.

Dia terpaku, seolah terbuai asa pada orang yang berlalu lalang. Mereka mengobrol bersama teman jalannya. Tertawa, dan seolah dunia hanya milik mereka saja.

Masih terpaku, seolah tertancap oleh palu agar tak bisa berkutik. Dari tadi, hanya mata yang menari-nari ke seluruh penjuru sekolah ini. Gadis itu memejamkan matanya, menarik nafas dan membuangnya.

  Cerita di mulai dengan drama. Semangat Ghe!

Ghea memegang tali pada tas nya, mulai memasuki area parkiran sekolah ini. Banyak murid yang memakai pakaian SMP sama sepertinya. Karena ini adalah hari pertama MPLS (Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah).

Dia melangkahkan kakinya yakin, melewati orang-orang yang melihat nya seolah kagum. Gadis itu punya karismatik tersendiri. Namun, janganlah nilai seseorang hanya dari penampilannya saja. Right?

Ghea, memasuki ruangan yang terpampang jelas nama 'Aula' diatas pintu. Dia mencari tempat duduk sesuai regunya.

Ghea, mulai melihat ke sebelah pojok kanan. Dimana disitulah ada beberapa siswi yang berpakain sama sepertinya dan memakai pita merah sama juga. Ghea melangkahkan kakinya lagi, dan langsung duduk di sebelah siswi yang entah siapa.

   "Hai, boleh kenalan?" Siswi berambut kuncir kuda itu mengulurkan tangannya pada Ghea.

Ghea tersenyum lalu mengangguk dan menerima uluran tangannya.

   "Gue Sofia, tapi bukan Princess Sofia disney ya. Lo siapa?." Katanya, receh sekali

Ghea melepas uluran tangannya, mengambil handphone hitam disaku rok birunya. Mengetikan sesuatu disana. Dan memperlihatkan pada gadis yang bernama Sofia.

  "Gue Ghea, gue punya kekurangan. Sorry kesan pertama ini jadi hilang," Begitulah yang tertulis di Memo handphone Ghea.

   "Ghea, gapapa ko. Gue seneng punya temen kaya lo. Kita sahabat ya mulai sekarang?!" Sofia berucap sangat semangat. Ghea bernafas lega, akhirnya dia punya teman.

Pikiran negatifnya tentang sekolah favorite ini, sungguh diluar dugaan. Karena, dia mempunyai teman yang bisa menerima dia apa adanya.

   "Eh iya, Ghea lo mau ngambil Ipa apa Ips? Kalau kata Mamah gue ni ya Ghe. Ipa itu gampang nyari kerja, Ips juga si. Tapi bedanya itu Ipa mempelajari yang ada di Ips, tapi Ips engga. Kalau gue si mau ngambil Ipa." Lagi, diluar dugaan Sofia juga sangat bawel ternyata.

Ghea tersenyum lalau menyentuh dadanya dan mengangguk.

   "Wuah! Lo juga Ipa?! Gila-gila. Semoga kita sekelas ya!"

Kesan ketiga, ternyata Sofia cepat tanggap dalam urusan isyarat yang diberikan Ghea padanya. Buktinya dengan Ghea begitu saja dia langsung paham. Ini kah yang dinamakan shabat.

  Apa kabar ya sama Aron.

Saat ghea terpikir dalam benaknya seperti itu, dia menyalakan data handphonenya. Membuka Line, dan lanngsung mengetikan sesuatu.

💌
AaronBlen_18

Qirana.Ghea
Hai, apa kabar?

ENSEMBLE (Bersama)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang