13 [REVISI]

568 33 0
                                    

oOo

Acara MPLS sudah berakhir. Hari kedua MPLS di isi dengan tes masuk jurusan Ipa/Ips dari selesai Apel pagi sampai jam istirahat. Setelah itu, waktunya dilanjutkan dengan berbagai macam materi dari Wakasek Kesiswaan dan guru BK. Jam terakhir menuju pulang, di isi dengan pengumuman dari anggota osis bahwa hari ke-3 MPLS (hari terakhir) semua murid harus membawa baju ganti yaitu pakaian olahraga dari masing-masing sekolah asalnya. Mencari kelompok untuk wide game di hari terkahir. Menyiapkan tanda  apa yang akan dijadikan sebagai tanda pengenal dalam kelompok, dan lain-lain.

Saat hari ke-3 datang, semua siswa/i yang melaksanakan MPLS harus datang lebih pagi. Paling telat jam 6.45 karena acara senam akan dimulai. Tentunya, Ghea dan Sofia melakasanakannya dengan disiplin seperti anak-anak yang lain. Mereka bersemangat. Bahkan jam 6.15 sudah sampai di sekolah.

Setelah acara senam mereka langsung melaksanakan wide game selama kurang lebih 2 jam. Seluruh siswa/i kelas 11 maupun kelas 12 menyaksikan acara ini. Karena kebetulan guru-guru pun ikut berpartisipasi jadi tidak ada proses pembelajaran.

Game pertama di isi dengan tarik tambang. Karena Ghea dan Sofia memang satu kelompok kebetulan. Mereka berjingkarak-jingkrak histeris. Bersama grup cewek kelompoknya. Karena, para cowok di kelompoknya mulai menarik tambang dengan sangat kencang dan kompak.

Tentu saja kelompok Ghea pastinya itu jangan di ragukan lagi. Karena mereka kalah. Lawannya saja berbadan gendut dan besar-besar. Tapi semuanya malah bertos ria dan menerima kekalahan. Karena ini adalah ajang bermain-main ria.

Game kedua, yaitu balon air. Ya, jadi kita harus berjoget sambil menempelkan balon yang diapit oleh dua dahi temannya sambil berjalan menuju fhinis. Ngakaknya, Sofia yang berpasangan dengan Bram sepanjang permainan di isi dengan cekcok anatara keduanya. Seperti

   "Pelan-pelan dong Bram! Jatoh aja tau rasa," Sofia berucap sambil berjoget mengikuti alur dan berjalan

   "Iye bawel lu. Makannya jangan kaya siput jalannya."

   "Hah? Oke kita cepet!"

Lihat dong, dari percakapan mereka saja kelompok Ghea pasti menang. Dan memang menang. Mau sombong saja.

Game ke-3 yaitu mengambil air dan mengisinya penuh ke ember. Kedengarannya memang mudah. Tapi kesulitannya, harus sambil balap karung. Loncat-loncat gitu sambil bawa air kan susah. Ghea, Nada, dan Atha kebagian game ini. Start diawali dengan Nada yang lumayan cepat namun airnya sedikit yang di dapat, dilanjutkan dengan Ghea yang sedang dan mempertahankan airnya. Tidak terlalu sedikit yang di dapat oleh Ghea.

Dan si cowok satu ini Atha langsung berlari loncat-loncat, mengambil air di keresek hitam menyorenkannya dan langsung meloncat lagi. Ghea, Nada, Atha berjingkrak histeris karena kelompok mereka yang paling banyak.

Hanya ada 3 game, tapi lumayan seru. Setelah acara game dengan baju olahraga yang lumayan basah mereka mengganti bajunya dengan pakaian putih biru sambil istirahat di jam 10

Ghea, Sofia, Nada, Atha, dan Bram. Melangkahkan kakinya menuju kantin. Sebenarnya kelompok ini di isi dengan 7 orang. Namun, Revan dan Retno dua orang kembar itu harus izin pulang karena ada acara keluarga. Jadilah tinggal ber-5.

Meraka makan disana, dan setelah itu acara MPLS terakhir di isi dengan materi lagi. Yaitu materi dari Bapak Polisi. Tentang bahaya Narkoba, kenakalan Remaja, aturan dijalanan dll.

Cukup berkesan. Dan setelah upacara penutupan mereka dibagi kelas sesuai peminatan jurusan yang hari ke-2 mereka ikuti tes.

Ghea masuk jurusan IPA kelas X MIPA-1 bersama Sofia dan Bram. Sedangkan teman yang baru saja dekat dengan gadis berambut curly manis itu berbeda kelas.

Tapi semua teman-teman kelompok Wide game nya sama-sama jurusan IPA. Jadi tidak terlalu jauh kelasnya.

Hari-hari seolah cepat berlalu. Tuhan selalu mempunyai rahasia yang tak terduga. Entah bahagia entah luka. Kita hanya perlu menikmati dan mensyukurinya.

Walaupun setiap istirahat Aron sebagai sahabat pertama di hidup Ghea tidak pertah menemuinya. Tapi setiap pulang dan pergi ke sekolah selalu diantar Aron. Mau sepagi apapun.

Dia terlalu bersikap manis kepada Ghea karena tidak mau berjauhan dengan gadis bisunya. Awalnya Ghea menolak, namun ini Aron bukan cowok di film-film romantis yang membujuknya dengan kata manis.
Aron hanya berucap

   "Naik, ayo Ghe. Gue sahabat lo kan, Ga bakalan diculik ko. Lo ga percaya sama gue?"

Cewek mana yang tidak akan menolak. Pertama karena ga-enak kan masa nolak apalagi disangka takut diculik. Kedua apalagi sama sahabat harus percaya, ga boleh nolak apapun. Kan sahabat.

Ya begitulah Aron, memanfaatkan ke baikan Ghea demi mengantar nya. Meski begitu ini di ibaratnya simbiosis mutualisme. Dimana kedua belah pihak saling menguntungkan. Aron yang bahagia setidaknya ada waktu bersama Ghea yang selalu muncul di pikirannya. Ya, walaupum disekolah dia jarang bertemu dengan gadis itu.

Karena, takut Ghea merasa risih dengan kehadirannya.  Sedangkan Ghea, uang ongkos yang diberikan Mamahnya bisa dipakai menabung untuk keperluan lain.

Memang sahabat harus begitu. Saling menguntungkan dan menguatkan.

🌻

Part ini emang sengaja dibikin cerita singkat aja:v biar cepet masuk ke part selanjutnya ya ga? Ya dong😋

Selamat membaca part selanjutnya deh. Semoga author nya tetep semangat melanjutkan!☺

ENSEMBLE (Bersama)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang