Lembar 31

366 20 0
                                    

Saran, lebih baik sambil dengerin lagu:
🎧is you - Ailee

Baca nya pelan-pelan ya:))

🌻

Tok..tok..tok..

Suara ketukan pintu, membuat Ghea meninggalkan sementara tugas sekolahnya. Dia membuka pintu dan mendapatkan Mamahnya membawa makanan di nampan.

Mamahnya masuk, seolah maling yang mengendap-ngendap.

"Kunci ka pintunya." Kata Vita berdesis pelan. Ghea mengangguk dan kengunci pintu kamarnya.

Vita berjalanan ke arah balkon kamar Ghea dia menyimpan makanan itu di meja.

"Maafin Mamah ya sayang. Kaka jadi harus telat makan terus gini." Kata Mamahnya sambil mengelus rambut anak gadisnya. Ghea menggeleng dan langsung memeluk Mamahnya

"Ghea gapapa makan telat Mah, Yang penting Nenek ga bentak Mamah."

"Habisin makanan-Nya ya. Simpan di bawah kasur kamu, besok pagi Mamah ambil. Ini uang buat besok kamu sarapan, beli bubur atau nasi uduk depan komplek aja ya." Kata Mamahnya sambil memberikan uang 50 ribu.

Ghea mengangguk paham. "Mamah balik ke kamar dulu ya. Selamat malam Ka." Vita menutup perbincangan dengan mengelus pipi Ghea lembut penuh kasih sayang.

Setelah Mamahnya keluar, Ghea kembali mengunci pintu kamarnya.

Kakinya melangkah ke arah makanan, yang Mamahnya tadi bawa lengkap dengan minumnya. Ada juga satu mangkuk kecil buah melon. Ghea tersenyum haru melihatnya.

"Aron, ini Ghea sekarang. Mamah selalu bawain Ghea makanan di jam 11 malem, karena Nenek gak suka liat Ghea makan bareng di meja makan. Jadi cara Mamah biar Ghea ga sakit ginu. Setiap hari libur di Sabtu-Minggu Ghea habisin di dalam kamar, nonton, belajar, ngemil. Sekarang Ghea sering stok makanan ringan, 3 hari sekali setiap pulang sekolah Ghea ke supermarket. Beli makanan, karena Nenek gak suka Ghea makan bareng.

Rasanya, hambar. Se-enak apapun masakan Mamah, terasa hambar karena aku ga bisa ngerasain lengkapnya kebersamaan saat makan." Ghea tersenyum miris, lalu memakan makanannya.

Setelah selesai, seperti yang di perintahkan Mamahnya, setiap malam Ghea menyimpan piring dan gelas itu pada kolong ranjangnya.

Dia bereskan setiap buku yang tadi berantakan dimeja belajarnya. Memasukan beberapa buku sesuai jadwal mata pelajaran untuk besok.

Dia rebahkan badannya sambil memeluk boneka coklat miliknya.

"Rasanya, pergi atau tetap ada pun. Takan ada yang peduli." sambil menatap langit-langit kamarnya dia tersenyum miris "Bahkan aku lupa bagaimana tertawa lepas. Ah, mana mungkin aku tertawa. Semesta pun nampaknya tak suka aku tertawa."

Arloji di kamarnya terus berputar, pikiran-pikiran terus melayang. Berbincang dan bertanya dengan otaknya akan setiap hal yang ia rasakan. Sampai tanpa sadar gadis itu tertidur.

***

Di pagi yang cerah, ditemani burung-burung yang berlalu-lalang seolah bernyanyi. Dengan langit yang tampak berseri, mega biru terbentang luas bak lautan. Mentari menyorot tanpa awan yang menghalangi.

Sungguh cerah. Namun sayang, ada gadis yang malah menangis di taman belakang sekolah. Sendiri hanya sepi yang menemani.

"Aku bahkan merasa gagal untuk semua. Tapi apa salah ku sebenernya, hingga aku pun merasa pesimis akan hidup ku sendiri." gadis itu terus berucap dalam hatinya sambil menangis "Mungkin indah, apabila aku optimis. Namun keadaan terkadang menyudutkan dan membuat lemah.."

Ghea menangis, menutupi mukanya dengan kedua tangannya. Lengan baju pramuka yang ia kenakan sengaja ia lipat. Tadinya dia ingin melakukan itu lagi. Namun otaknya lebih cepat bereaksi.

Cowok yang sedari tadi berdiri di balik pohon di sebelah kanan Ghea, merasa iba. Menatap kasihan pada gadis yang akhir-akhir ini lebih sering menyendiri.

"Ada apa ya sama tu cewek sampe nangis gitu." Hans kebingungan bukan main, saat melihat lengan kiri yang terlihat dari arah kanan, Hans terbelak kaget. "loh-loh tangannya, sobek!"

Mata cowok itu benar-benar dibuat kaget, ingin ia dekati. Namun dia tidak seberani itu, apalagi ini adalah cewek misterius yang selama ini sahabatnya sukai.

"Fadill sama Rey kudu tau soal ini!" Akhirnya Hans lebih memilih berlari meninggalkan Ghea, berharap dia bisa menceritakan ini pada kedua sahabatnya.

🌻

ENSEMBLE (Bersama)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang