06|Bukan aku

683 44 0
                                    

Jika raga sakit, biarkan badan juga merasakannya. Agar Adil.
-Ghea Qirana

___

Kejadian kemarin antara Ghea dan Aron sungguh diluar dugaan. Ghea hanya berusaha untuk tidak membuat orang di sekitarnya merasa risih dan terbebani karena kehadirannya. Walau begitu, Ghea merasa berterimakasih pada Aron. Karena dengan dirinya lah Ghea pertama kali mendapatkan sahabat.

Hari ini Ghea sudah sampai di Bogor. Dia sedang melihat-lihat layar ponselnya yang menampilkan foto dirinya dengan cowok itu.

Aron ganteng ternyata.

Satu kata terbesit begitu saja di otaknya. Ganteng. Dengan cepat dia kembali menggeleng pelan.

Tok..tok..tok..

Ketukan pintu kamar membuat Ghea sadar kembali. Bi Yuli masuk sambil membawa pakaian Ghea yang sudah di setrika.

"Mohon maaf ya non. Ini simpen dimana pakaiannya?" tanya Bi Yuli pembantu keluarga ini. Ghea tersenyum dan menunjuk lemari putih di pinggir Bi Yuli.

Bi Yuli tak bicara lagi, dia memasukan pakaiannya ke dalam lemari. Sedangkan Ghea, dia meronggoh ke dalam tasnya. Mengambil sekotak coklat dan kaos yang bertuliskan "Bali"

Ghea bangkit dan berjalan ke arah Bi Yuli. Ghea menepuk bahu pembantunya itu. Bi Yuli berbalik ke- arah Ghea dan sangat terkejut melihat sodoran yang diberikan Ghea.

"Buat Bibi non?" tanya pembantu Ghea tak percaya. Ghea mengangguk sambil tersenyum lalu menyerahkan oleh-olehnya ke tangan Bi Yuli.

"Ya ampun non, makasih banyak. Bibi gatau harus bilang apa sama non. Makasih ya non." Bi yuli tak henti-hentinya berterimakasih pada Ghea. Ghea tersenyum lalu menggelengkan kepala yang artinya

Aku ikhlas jangan kasih aku apa-apa bi.

"Yasudah non, bibi kebawah dulu ya." Ghea tersenyum menggangguk.

Dilihatnya pembantunya itu sudah mulai pergi dan menutup kamar Ghea kembali. Baru saja Ghea akan tidur karena rasanya badannya butuh istirahat. Adiknya masuk tanpa permisi ke kamarnya

"Kakak, Safa pengen eskrim. Tadi Safa liat temen Safa ada di sebrang rumah kita. Dia juga lagi beli eskrim Kak. Anterin ya Ka?" Adiknya itu merengek sambil menggoyang-goyangkan lengan Ghea.

Sebenarnya Ghea mau saja mengantar, tapi dia takut dimarahi oleh Neneknya. Karena Neneknya sangat over protektif pada Safa.

Ghea menggeleng lalu berjongkok untuk mengsejajarkan tingginya dengan Safa.

"Plis.." Safa memohon sambil menyatukan kedua telapak tangan nya

Ghea tersenyum, mengelus rambut panjang adiknya dan mencium pipi chubby Safa. Ini adalah cara Ghea menolak rengekan adiknya. Karena dia tidak bisa bicara, cara inilah yang selalu dia andalkan.

"Ka," Safa merengek, lagi. "Nanti Safa yang minta izin sama Nenek ko." Ghea tetap menggeleng.

kamu gatau Dek, seberapa benci nya Nenek sama Kaka.

"Ayo ka!" Safa langsung menarik tangan Ghea keluar dari kamar dan menuruni tangga

Dilihatnya Mamah Vita dan Satya papahnya, yang sedang merapihkan Oleh-oleh untuk kerabat atau tetangga mereka.

"Mah, Safa mau beli eskrim dulu ya dianter ka Ghea ko."

"No honey. Mending kamu tidur." Papahnya bersuara dengan lembut

ENSEMBLE (Bersama)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang