Lembar 25

404 28 1
                                    

setiap orang selalu mempunya sisi gelap yang menyedihkan. Dan atas dasar itu, aku lebih paham. Bahwa luka ada untuk lebih memaknai arti bahagia sesungguhnya.

-Ghea Qirana

🌻

Hari-hari berlalu, sudah satu hari Aron memejamkan matanya. Tertidur tenang dengan berbagai macam selang ditubuhnya. Cairan influs yang masuk ke dalam tubuhnya bahkan sudah berganti baru. Namun diri itu, masih tertidur dengan tenang. Disini Ghea sekarang, duduk di kursi menghadap ke arah Aron.

"Aron, bangun. Ga ada lagi yang ngomongnya ceplas-ceplos setiap pagi dan sore setiap Ghea pulang sekolah." batin Ghea sendu "Aron, Ghea pengen denger suara Aron lagi. Jangan diemin Ghea gini. Ghea ga sanggup, Aron sahabat pertama dan terbaik buat Ghea. Aron bangun ya." Ghea menarik nafasnya panjang "Aron Ghea ga ada temen pulang lagi. Ghea kangen Aron."

Tok..tok..tok..

Ghea melihat kearah pintu yang mulai terbuka dari luar. Gadis cantik itu masuk, Ghea dibuat kikuk karenanya.

"Sorry gue ganggu." Nala angkat bicara saat menyadari gadis yang berada di sebelah Aron itu adalah cewek yang ia temui di Bali dan di tangga sekolah.

Ghea lantas berdiri dan menahan kepergian cewek yang dia anggap sebagai kekasih Aron. Cewek itu berbalik dan menatap manik mata Ghea.

"Gapapa, gue emang suka sama Aron. Tapi gue ga berhak larang orang lain yang juga suka sama dia. Kenalin nama gue Nala, lo?" Tanya cewek itu lembut. Ghea salah tentang gadis ini. Dia tidak seburuk yang Ghea lihat. Dan sepertinya dia juga salah tentang status antara dua insan ini.

Ghea lantas mengambil ponsel disakunya mengetikan namanya disana.

Ghea Qirana, panggil aku Ghea ka. Maaf, cara aku aneh:)

Begitulah tulisan yang ada di layar ponsel hitam milik gadis bernama Ghea itu.

"Gapapa, Alm. Nyokap gue dulu juga sama kaya lo. Eh sambil duduk ya." Kekehnya, saat posisi mereka tak nyaman untuk saling bercerita. Akhirnya, Ghea dan Nala duduk di sofa yang tersedia di ruang rawat ini.

"Jadi Ghe, sebenernya itu gu-gue dari awal liat lo. Gue tersentuh, karena lo sama kaya Nyokap gue. Sebelum Nyokap gue meninggal dulu." air mata tak terasa jatuh dan membasahi pipinya."Sorry ya, ya ampun gue nangis depan lo."

Ghea menggeleng lalu memegang tangan Nala kaka kelasnya. Untuk sekedar menguatkan.

"Aku paham sekarang, setiap orang selalu mempunya sisi gelap yang menyedihkan. Dan atas dasar itu, aku lebih paham. Bahwa luka ada untuk lebih memaknai arti bahagia sesungguhnya."

Nala menarik nafas panjang dan membuangnya. "Sebelumnya, sory banget Ghe, gue cerita ke lo tentang ini. Tapi liat lo, gue keinget Nyokap gue yang selalu jadi tempat gue cerita."

Ghea tersenyum, "Jadi dulu, Nyokap gue pernah sakit kaya lo. Dia bisu, dan parahnya dia punya penyakit Ayan. Kapanpun penyakit itu dateng, Nyokap gue pasti selalu kesakitan. Pernah waktu itu, nyokap lagi rendemin baju-baju putih sekolah gue. Tiba-tiba penyakitnya kambuh dan dia jatoh dikamar mandi dengan posisi kepala yang terendam air sabun." Nala bercerita sambil sesekali menahan tangisannya yang keluar. Walau tangisan itu keluar dia selalu hapus agar tidak jatuh ke bumi.

"Biarkan aku menangis, namun jangan sampai dunia tau aku lemah."

Ghea mengelus pundak gadis bernma Nala ini. Dia paham, bagimana sakitnya, dia paham bagaimana perihnya. Karena dia juga merasakan itu, saat Mamahnya waktu itu hanya demam biasa. Namun hati nya sangat terenyuh dan terluka. Apalagi seperti itu.

"Terus, Nyokap gue saat itu untungnya masih bisa diselamatkan Ghe. Karena waktu itu tukang kebun, ngedenger suara jatuh dari arah dalam rumah dan dia nolong Nyokap gue. Posisinya saat itu gue disekolah. Gue sampai kesel kediri gue sendiri Ghe karena itu. Kedua, pernah waktu itu Nyokap sama gue lagi shalat tarawih di mushola saat bulan ramadhan. Dan gue shalat disebalah dia. Waktu semuanya dalam keadaan ruku, penyakit Nyokap gue tiba-tiba kambuh. Dia jatoh bahkan kepalanya kejedot ubin mushola sampai akhirnya dia pingsan. Gue yang ada disamping dia langsung panik dan nangis. Tetangga gue sama Bu RT nyuruh gue tetep shalat sampai selesai. Dan, Nyokap gue dibawa ke dokter sama Bu RT dan tetangga gue."

Apa, apalagi yang harus Ghea dengar. Ini berat bagi gadis didepannya, ini lebih sakit dari setiap luka yang Ghea rasakan. Harus Ghea apakan perasaan malu ini. Ingin menjerit namun tak kuasa, Ghea selalu pesimis akan setiap keadaan. Namun nyatanya, ada orang yang jauh menanggung beban lebih berat.

Ghea lantas memeluk erat tubuh gadis didepannya, yang Ghea tau. Dia menyembunyikan tangisannya. Namun Ghea menepuk-nepuk punggung nya pelan, keluarlah isak tangis amat deras dari cewek cerewet ini. "Maafin Ghea ya Allah." Tak sadar air mata Ghea juga ikut mengalir deras.

Diruangan serba putih dengan cowok yang terpejam, menjadi saksi bahwa disinilah dua gadis menangis mensyukuri dan menumpahkan setiap detik yang sudah mereka rasakan. Menceritakan, dan saling bertukar kepedihan.

Sekali kau mengeluh, luka mu akan terasa semakin sulit.

"Tanpa bercerita pun, Allah tau isi hati setiap umatnya. Tanpa kita mengerti pun, Allah tau apa yang dia berikan selalu jadi terbaik bagi hidup kita." Teriris hati ini saat mengatakan itu dalam otak Ghea.

Nyatanya, memang benar. Hidup adalah suatu jalan singkat yang penuh belokan. Namun hidup akan lebih indah ketika kita mensyukuri nikmat semesta yang begitu sederhana namun sangat-amat bermakna.

🌻

Yey! Akhirnya 25 Bab🎉🎉
Yuk coment!

"Gimana perasaan para readrs pas baca part ini?"

Tetap setia atas cerita ku😘
Selamat membaca part selanjutnya😊😋

ENSEMBLE (Bersama)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang