21 [REVISI]

411 25 0
                                    

oOo

Pagi ini, Ghea bersama Sofia berjalan beriringan menuju kelas. Ghea dan Sofia tidak datang berbarengan. Hanya saja kebetulan, mereka sampai bersamaan saat di gerbang tadi. Jadilah mereka sekarang berjalan berdua.

Tidak ada pembicaraan. Sofia, berjalan santai sambil mengemut permen di dalam mulutnya. Sedangkan Ghea berjalan tanpa tau pikirannya kemana.

Dari kejauhan Ghea melihat teman-teman yang selalu bersama Aron menuju tangga. Ya karena area kelas 12, ada di lantai atas. Namun dalam pikiram gadis itu adalah

  Dimana Aron?

Sampai akhirnya pertanyaan itu terus melayang-layang, melambung dalam otaknya. Bahkan, sampai dia masuk kelas dan tidak menyadari kedatangan guru B.Inggris yang sudah masuk ke kelasnya.

   "Morning."

   "Morning mis" Jawab seisi kelas serempak

   "Oke, sebelum memulai pelajaran silahkan berdoa terlebih dahulu."

   "Attention please!" kata Agus kencang karena mau berdoa.

Semuanya sudah rapih, Mis Rani juga sudah duduk dengan beberapa perlengkapan yang sudah ia taruh diatas meja guru. Namun, manik matanya menemukan gadis yang sedang melamun. Dan malah menopang dagunya sambil melihat keluar jendela.

   "Wait Agus," kata Miss Rani menghentikan. Semuanya terlihat bingung

Miss Rani berdiri, dan melangkahkan kakinya mendekat ke arah gadis. Yang masih saja setia menopang dagu dengan tangannya.

   "Ghe.." Bisik Sofia pelan menyadarkan. Namun, Ghea seolah tak tergubris oleh ucapan sahabatnya

Sampai akhirnya Miss Rani berada tepat disebelah Sofia. Dan langsung meluncurkan tatapan tajam dari mata nya

   "GHEA?!" Bentak Miss Rani menyadarkan Ghea dengan posisi jantungnya yang dibuat kaget oleh itu.

  Masalah lagi...

Ghea langsung berdiri dan membungkukan badannya lalu kembali duduk. Itulah cara Ghea meminta maaf kepada guru.

   "Berdiri kamu di depan pintu kelas ini selama 30 menit. Setelah itu baru masuk lagi jika ingin mengikuti pelajaran saya," katanya ketus

Ghea mengangguk, tidak menolak. Dia terlalu terbiasa diperlakukan seperti ini. Sofia sahabatnya menatap kasian pada gadis yang kini sudah menutup pintu dan berdiri di depan pintu itu.

  Ghe, maafin aku karena ga bisa jadi sahabat baik buat kamu.

Sementara itu, Miss Rani kembali menyuruh Agus untuk memimpin doa

***

Cowok itu masih tertidur pulas diranjang rumah sakit ini. Ditemani selang infus yang setia ditangannya. Dia sakit dan tidak ada keluarga yang menemaninya.

Tok..tok..tok..

Suara ketukan pintu, membuat Aron sadar dari tidur pura-puranya. Ya, bagaimana lagi. Hati dan pikirannya, ada bersama gadis bernama Ghea itu. Bagaimana dia bisa tidur nyenyak.

   "Masuk," jawab Aron, sambil berusaha untuk duduk

Cowok berjas hitam, celana dan dasi dengan warna senada kecuali kemeja putihnya itu kini berada di depan Aron.

   "Maaf tuan. Sore nanti tuan harus melakukan cek darah kembali." Katanya sopan

   "Atur saja. Paman Gilman, bagaimana dengan Papah dan Mamah? Apa mereka tau keadaanku?"

Cowok dengan nama Gilman itu, mengangkat mukanya. Menatap manik mata tuannya. Sungguh Gilman bingung harus menjawab apa.

   "Tidak apa Paman. Aku sudah tahu jawabannya."

   "Maaf Tuan," Gilman mengucapkan itu lagi. Aron hanya bisa tersenyum.

Dari dia kecil, orang tuanya hanya memikirkan uang-uang dan uang. Tidak dengan kasih sayang yang seharusnya mereka berikan kepada Aron, sebagai anak satu-satunya keluarga ini.

Nyatanya, Aron hafal betul. Bahwa ia terlahir kedunia hanya untuk menuruskan kekayaan yang sudah Papahnya bangun dengan keringat penuh tanpa henti. Dan Mamahnya yang mempunyai cabang restoran dimana-mana bahkan sampai ke luar negri pun ada. Dia terlahir agar dapat meneruskan, bukan mendapatkan kasih sayang.

🌻

Bersambung...

ENSEMBLE (Bersama)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang