Lembar 28

335 18 0
                                    

🌻

Ghea, Nala dan Bram kini mereka menggunakan waktu libur di hari sabtu dan minggu untuk pergi salah satu Mall di Kota Bogor ini. Ini semua ide Bram sebenarnya, dia melihat dua sahabatnya tampak cemberut semenjak kejadian 2 hari lalu.

Bram menghentikan mobilnya di parkiran. "Lets go!" Katanya semangat sambil keluar dari mobil yang di ikuti oleh Ghea dan Nala malas.

"Nonton apa nih?"

"Terserah." Sofia menjawab malas sambil berjalan menggandeng lengan Ghea yang menatap jalanan kosong. Mata Ghea sembab, dia habis menangis selama 2 hari ini. Ya apalagi kalau bukan karena Aron.

"Gue yang pesenin deh ya. Lo berdua tunggu di cafe itu aja. Jan lupa pesenin gua juga samain aja." Cowok itu melangkahkan kakinya langsung, saat menerima anggukan dari kedua sahabatnya.

Tadi Sofia sudah memesankan makanan. Sedangkan Ghea mencari tempat untuk mereka duduk.

Kini Sofia dan Ghea sedang duduk di salah satu meja di cafe bernuansa hitam ini. Memandang orang yang ramai berlalu-lalang. Maklum ini adalah hari sabtu atau hari libur.

"Ghe, sebenernya Ka Aron sakit apa?" Sofia ragu untuk bertanya, tapi rasa penasarannya sungguh sudah tidak bisa ditahan lagi.

Ghea menatap manik mata sahabatnya. Dia menggigit bibi bawahnya lalu menarik dan membuang nafasnya. Ghea mengambil ponsel dan membuka memo untuk mengetikan penjelasan pada Sofia.

Ghea menyodorkan ponsel dengan ciri khas buah Apel yang digigit ulat namun tak habis itu pada Sofia. Sofia menerimanya.

"Aron sakit kanker. Udah masuk stadium 3."

Sofia terbelak kaget saat membacanya. Pantas saja, pantas sahabatnya ini menangis sampai matanya masih sembab seperti ini.

"Ini pasti berat ya Ghe, lo harus doain Ka Aron supaya dia bisa sehat lagi. Te-terus Ghe, sekarang dia dimana?"

Ghea mengambil dan mengetikan lagi sesuatu di ponselnya.

"Di Jepang, dia sama orang tuanya."

"Ya ampun Ghe, lo harus kuat ya. Semangat sayang." Ghea mengangguk dan tersenyum. Sofia merasa kasihan pada sahabatnya. Dia tau, bahwa dari setiap tatapan yang Ghea beri pada cowok yang tak lain adalah kaka kelasnya itu. Ghea selalu terlihat bagahagia.

Tak lama pesanan makanan mereka datang. Namun Bram, cowok itu belum juga datang.

"Bram dimana ya Ghe? Ko dia belum balik?" Sofia bicara namun matanya berbelanja keseluruh penjuru lestoran di dalam Mall ini.

Ghea juga sama, mulai mencari ke seluruh penjuru ruangan. Dan ya, cowok yang ditunggu-tunggu datang dengan kertas dan sekeresek ice cream ditangannya.

"Lama bener anjer."

"Sorry gue beli ice cream dulu. Nih ambil, gue tau ko ice cream kesukaan lo bedua."

"Ululu, thanks Bram." Sofia mengambil 2 ice cream itu dan dia berikan ice cream yang satunya pada Ghea yang diterima dengan senyuman.

Singkat cerita, film yang mereka tonton sudah selesai. Kini mereka sedang mencari tempat photo box. Ide Bram itu, siapa lagi kalau bukan dia.

Tiga sekawan itu masuk ke dalan ruangan sempit. Berpose dengan 12 gaya yang berbeda-beda. Ghea yang jarang foto-foto dibuat mati gaya oleh kedua sahabatnya.

Bram sudah melet, manyun, tersenyum bermuka jelek, dll. Sofia juga sama, tangannya sudah membentuk "v" Sudah "love" Segala rupa dia coba. Sedangkan Ghea hanya tersenyum dan tertawa saat melihat gaya kedua sahabatnya.

"Terimakasih Ya Allah, Setidaknya Ghea masih selalu diberi kebahagiaan."

🌻

ENSEMBLE (Bersama)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang