Part 19

1.4K 141 10
                                    

Fadli menyerahkan map berisi formulir pendaftaran kuliah kepada al.

" Al ini formulir pendaftaran kuliah kamu. Ayah sudah mendaftarkannya jauh jauh hari. Besok kamu UN bukan pastikan nilai kamu bagus agar bisa lolos seleksi tahap pertama. Setelah itu kamu bisa ikut tes nya " Ucapnya menyodorkan map tersebut.

" Aku tidak mau " Tolak al yang kemudian berdiri dari duduknya.

" Al "

" Aku tidak berminat ayah. Besok juga aku tidak ingin ikut ujian nasional " Tutur al membuat fadli menatapnya marah.

" Apa kamu bilang? Tidak berminat? Tidak ingin ikut ujian? Lalu mau jadi apa kamu HAH? Bagaimana dengan perusahaan ayah siapa yang memimpinnya jika bukan kamu? " Teriaknya marah. Fadli meremas dadanya yang terasa sesak. Bunda rhena yang sejak tadi mengintip di balik tembok dengan segera menghampiri suaminya.

" Sudah ku katakan aku tidak berminat untuk kuliah ayah lagipula aku juga tidak ingin mengelola perusahaan ayah " Lagi al menolaknya dengan raut wajahnya yang datar. Fadli mengerjap tak percaya.

" Ap..apa kamu bilang "

" Ayah tenang yah " Bunda rhena mengusap bahu suaminya. Al melirik kearahnya sekilas iapun dengan segera berjalan menuju kamarnya.

" Al tunggu ayah belum selesai bicara "

" Ayah tenang yah sabar mungkin al lagi gak mood yah nanti kan kita bisa bicarakan lagi " Ucap rhena menenangkan

" Aduh dadaku bun.. Anak itu.. "

" Tenang yah tenang nanti jantung ayah kumat lagi "

' Ya ampun al ' Batin yuki menatap sedu al yang tengah menaiki tangga

Skip

Bunda rhena terduduk di meja makan dengan raut sedihnya ia mengaduk teh nya tanpa berniat meminumnya.

" Bunda " Panggil yuki menghampirinya.

" Eh yuki ada apa? " Tanyanya mencoba untuk tersenyum.

" Emm.. Al gak ikut makan malam sama kita bun " Raut wajah bunda rhena berubah seketika

" Entahlah sejak kejadian tadi siang al jadi mengurung dirinya dikamar bunda juga gak ngerti al memang susah ditebak. Bunda khawatir dia benar benar tidak ikut ujian. Kalo dia gak berniat untuk kuliah bunda bisa mengerti. Tapi bagaimana ini nasib perusahaan ada di tangan ayah saat ini tapi ayah kan semakin tua dia juga kadang sering kelelahan. Bunda takut terjadi sesuatu pada ayahnya al. Bunda tidak pernah melihatnya semarah ini " Tuturnya mengusap air matanya yang jatuh tak tertahankan. Melihatnya yuki mengusap pundak bunda rhena.

" Bunda.. Biar yuki coba bujuk dia yah siapa tahu al mau mendengarkan yuki " Ucapnya

" Huum cobalah "

Yuki membawa nampan berisi makanan di atasnya. Dengan perlahan ia menaiki tangga menuju kamar al. Sesampainya di depan pintu kamar al yuki menarik nafasnya.

Tok tok tok

" Al " Panggilnya. Al yang tengah berbaring langsung mengubah posisinya menjadi duduk.

" Gue tahu lo belum tidur.. Itu sebabnya gue bawain makanan buat lo. " Ucap yuki. Boy yang sejak tadi memperhatikannya menatap cemas pintu kamar kakaknya.

" Al.. Sebenarnya gue gak ngerti kenapa lo bersikap kaya gini.. Tapi gue khawatir lo belum makan dari siang. Tolong buka pintunya al lo harus makan. Lo jangan bikin kita semua disini khawatir ayah bunda boy juga gue pengen lo ngerti bahwa kita semua gak akan meninggalkan lo sendirian " Mendengarnya al menundukkan kepalanya sedih.

Naughty Kiss Versi Alki (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang