Part 43

1K 115 13
                                    

Yuki memandang keluar jendela melihat hujan yang masih turun dengan lebat. Ia merasa resah dan bingung karena di satu sisi ia senang bisa bersama dengan al namun disisi lain ia merasa canggung karena harus berada berdua di satu ruangan dengan al.

" Hujannya kenapa deras banget sih? Magrib udah lewat sholat isya juga udah tapi belum berhenti juga " Decaknya yang kemudian menutup tirai jendela. Al membalik halaman buku yang ia baca dengan santai ia menyahut

" Jangan mengeluh hujan itu karunia allah harusnya perbanyak bersyukur "

Yuki mendudukkan dirinya di karpet ia menatap al heran karena laki laki itu sama sekali tidak gugup seperti dirinya dan malah terbilang santai.

" Bukannya gitu, gue kan jadi gak bisa pulang udah gitu kalo ada petir gimana? Gue takut " Ucap yuki cemas sejujurnya bukan karena petir saja ia juga tak ingin kehadirannya mengandung fitnah apabila ada orang lain yang mengetahui bahwa al membawa seorang wanita kedalam kontrakannya.

" Gak ada yuki dari tadi cuma hujan aja " Sahut al yang masih membaca bukunya tanpa melirik kearah yuki.

" Iya sih tapi kan takutnya kalo ada gimana " Lirih yuki pelan

" Ada gue disini lo gak sendirian " Ucap al membuat yuki cengengesan. Mendengarnya al sontak beralih menatapnya.

" Kenapa ketawa? " Tanyanya. Yuki menggelengkan kepalanya tersenyum menatap al.

" Entah mengapa gue ngerasa lo udah berubah " Al menaikan alisnya

" Berubah " Ucap al seolah bertanya yuki menganggukkan kepalanya

" Um lo udah gak ketus lagi gak galak lagi,  ya masih sih agak nyebelin sedikit tapi gue seneng akhirnya lo bisa bersikap manis sama gue " Tutur yuki dengan raut malu malu.

" Gue mau jadi dokter " Ucap al tiba tiba membuat yuki terkejut

" Apa "

" Gue yakin lo gak budek yuki, lo sendiri yang bilang kalo gue udah ada niatan buat jadi dokter gue harus kasih tahu lo " Jelas al membuat yuki tersentak karena ia tak menyangka secepat ini al memutuskan keinginannya.

" Jadi lo udah putusin hal itu? "

" Hn "

" Gue udah pikirin matang matang sejak gue keluar dari rumah, gue belajar melatih sikap gue supaya bisa menjadi dokter yang baik " Ujar al

" Apa bunda sama om fadli tahu? "

" Belum "

" Tapi mereka akan segera tahu " Lanjutnya karena diam diam ia sudah mendaftarkan diri untuk beralih jurusan karena universitas alazka adalah universitas yang lumayan memumpuni karena memiliki banyak jurusan. Al memutuskan untuk pindah jurusan tanpa perlu pindah universitas karena ia merasa sudah cukup nyaman disana di tambah lagi yuki pun ada disana hal yang membuatnya tertarik untuk melanjutkan pendidikan salah satunya adalah yuki.

" Semangat ya al gue dukung keputusan lo! " Ucap yuki antusias

" Inget gue mau jadi dokter bukan karena lo mau jadi perawat " Balas al membuat yuki merengut.

" Iyah tahu tahu! " Sungut yuki

" Dasar masih aja gengsi " Lanjut yuki setengah berbisik.

" Apa " Tanya al membuat yuki gelagapan.

" Enggak! lo mau ngapain? " Yuki bertanya dengan cepat saat melihat al membuka laptopnya.

" Ngerjain tugas " Sahut al

" Oh "

Hari semakin gelap yuki mulai mengantuk sementara al ia masih berkutat dengan laptop di pangkuannya. Banyak tugas yang harus al selesaikan itulah sebabnya mengapa ia terlihat sibuk sendiri. Yuki melirik jam dinding di lihatnya waktu menunjukkan pukul dua belas malam pantas saja ia sangat mengantuk. Ingin sekali rasanya yuki menegur al atau sekedar menanyakan dimana kiranya ia dapat tidur karena sejak tadi yuki bingung ingin tidur dimana sedangkan hanya ada satu tempat tidur di ruangan ini dan selembar karpet yang sejak tadi didudukinya. Sebenarnya ingin sekali rasanya yuki tidur di atas karpet namun hawa dingin karena hujan membuatnya tidak bisa tidak menggigil alhasil yuki hanya mampu memeluk lututnya sambil sesekali memperhatikan al. Merasa sangat lelah akhirnya yukipun menyerah ia memejamkan matanya sambil bersandar pada tembok dan masih dengan posisi duduk memeluk lututnya.

Naughty Kiss Versi Alki (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang