Part 23

1.4K 144 15
                                    

Al menatap heran keluarganya yang terlihat membelalak tak percaya.

" Ke..kenapa kamu disini? Bu..bukannya kamu ikut tes " Bunda rhena bertanya dengan raut terkejut.

" Tadi aku lapar dan membeli makanan sebentar " Jawab al santai

" Tes nya "

" Tidak ikut " Sontak yadi menghampiri sahabatnya iapun berlutut di hadapan fadli dan juga rhena.

" Fadli maafkan saya maafkan saya ren gara gara yuki al jadi tidak mengikuti tes masa depannya jadi suram maafkan " Ucapnya dengan ooc melihatnya al menggelengkan kepalanya.

" Gak apa apa yad.. Gak pa-pa justru kalo al pergi pasti kami akan sangat merasa bersalah kepada kamu. Dia lebih mementingkan yuki dari pada tes nya dan menurutku itu baik aku bangga padanya " Ucap fadli menenangkan ia menepuk bahu sahabatnya agar kembali berdiri tegak.

" Maafin gue al " Lirih yuki pelan.

" Udahlah mau gimana lagi semuanya juga udah terjadi kan. Bukan yuki kalo tidak membuat kekacauan " Jawab al dengan raut dingin seperti biasa namun terlihat gurat kekhawatiran di wajahnya melihatnya bunda rhena tersenyum.

" Al "

" Aku pulang " Ucap al yang kemudian berbalik pergi. Yuki dengan segera memeluk bunda rhena sedih.

" Hiks maafin yuki bunda hiks "

" Sudahlah bukan salah kamu kok tenang yah " Rhena mengusap kepala yuki sayang.

" Tapi al bunda "

" Al itu cuma khawatir sama kamu percaya sama bunda. Dia gak bermaksud ngomong begitu yah " Mendengarnya yuki tersenyum lega.

" Iya bunda "

***

Tiga hari kemudian yuki di perbolehkan pulang dengan kaki yang masih di perban yuki berjalan menggunakan alat bantu untuk mempermudah yuki berjalan. Ia tidak menyangka lagi lagi ia harus menggunakan alat yang merepotkan ini sebenarnya bisa saja ia meminta di belikan kursi roda namun yuki tidak ingin merepotkan seluruh isi rumah karena harus merawatnya. Ia juga tidak ingin membuat al semakin kesal padanya.

" Akhirnya kamu pulang juga. Bunda senang deh " Seperti biasa bunda rhena menyambut yuki dengan raut senang. Yuki tersenyum di depan pintu iapun mencoba melangkah memasuki rumah secara perlahan menggunakan tongkat di kedua sisi tubuhnya.

" Ayo pelan pelan sayang " Bunda rhena membantu yuki berjalan dengan berdiri di sampingnya.

" Iya bunda "

" Benarkah? " Ucap al menarik perhatian bunda rhena yang tengah berdiri di belakangnya.

" Emm.. Kalau begitu tolong kabari saya secepatnya " Ucap al lagi yang masih membelakangi bunda rhena dan yuki ia terlihat serius sekali berbicara via telpon tak biasanya iner bunda rhena heran.

" Hn.. Terima kasih pak " Ucap al menyudahi panggilannya.

" Al tolong bantuin yuki dong " Teriak bunda rhena menarik perhatiannya. Al menoleh menatap bundanya heran.
Sementara yang di tatap merengut tak suka.

" Teleponan mulu siapa sih " Decaknya sebal

" Bukan urusan bunda " Jawab al membuat bundanya semakin kesal.

" Ish kamu ini bener bener " Yuki tersenyum dan hendak menaiki tangga namun tiba tiba seseorang meraih gips yang di pakainya membuatnya kehilangan keseimbangannya. Iapun di buat terkejut saat al tiba tiba menggendongnya.

" Biar bunda gak ngomel terus. Pusing dengernya " Ucap al membuat yuki tersipu malu

" Boy bawa gipsnya "

Naughty Kiss Versi Alki (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang