1 - SEKOLAH BARU

508 16 0
                                    

Senin, 18 Oktober 2034

Kakinya menuruni anak tangga satu persatu dengan cepat. Tas biru dongker sudah dipakai yang hanya di satu tangannya, sambil berusaha memakai jam tangan di tangan kirinya itu.

"Ken?"

Laki-laki itu pun berhenti saat namanya dipanggil.

Ia menoleh, "Iya mah?"

"Sarapan dulu.."

"Maaf mah, buru-buru." Kenan pun berjalan menghampiri Nasya yang sedang berada di meja makan.

"Yaudah kalau gitu."

Kenan mencium tangan Nasya dan kedua pipinya, "Berangkat mah.." Kenan bergegas pergi dengan sedikit berlari.

"Hati-hati!"

"Iya mah." Ucap Kenan dengan membentuk O pada tangannya tanpa berbalik.

***

Kenan memarkirkan mobilnya asal pada parkiran depan sekolahnya ini.

Parkiran ini sudah dipenuhi oleh ratusan motor dan hanya beberapa mobil.

Kenan membuka pintu mobil putihnya itu. Keadaan tampak sudah sepi. Dengan santai, ia menuruni mobil dengan mengunyah permen karet itu di mulutnya.

"Bang, tolong." Kenan melempar kunci mobilnya begitu saja, pada pria yang baru  saja datang dengan peluit di lehernya.

Kunci mobil tersebut pun spontan ditangkap olehnya.

Kenan memakai tasnya, dan langsung berlari keluar gedung parkiran ini.

"B? Pantas saja, orang Jakarta..." Gumam pria tersebut saat melihat plat mobil Kenan sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

Sebelum memasuki gedung besar ini, Kenan melihat papan tulisan pada atas gerbangnya, SMA UNGGUL MULYA 11 Bandung.

"Pak pak!" Teriak Kenan saat pintu gerbang tertutup dan terkunci.

Tidak ada sautan apapun. Kenan berdecak kesal dan berbalik.

"Mau kemana kamu?"

Ucapan itu cukup membuat Kenan terjingkit kaget dan spontan menoleh. Kenan tersenyum saat ada security yang ternyata membukakan pintu gerbang ini.

***

Kenan pun berjalan berdampingan dengan seorang bapak guru dengan name tag Sofyan, name tag tersebut beliau jepit di saku kirinya itu.

'Pak Sofyan terlihat sudah cukup berumur. Dengan usia yang saya perkirakan saat itu, sudah berkepala lima. Sepertinya beliau adalah wali kelas saya, untuk kelas dan sekolah baru saya saat ini.'

Kenan dan pak Sofyan berjalan melewati koridor sekolah yang sangat sepi ini.

Selama berjalan, Kenan sedari tadi berfikir, mengapa tidak ada siswa-siswi sama sekali yang ia jumpai. Kenan tadi hanya sempat melihat satu orang laki-laki berseragam, dan menggunakan kacamata, dan itu pun untuk memasuki toilet.

Kenan merasa sangat bingung. Dia berfikir, apa setidaknya, tidak adakah  satu kelas yang free class, dan murid-muridnya pun duduk santai di depan kelas, atau bermain bola di lapangan. Seperti yang sering terjadi di sekolah lamanya. Kelas di koridor ini pun menghadap tepat pada lapangan futsal. Tetapi kosong dan tidak ada orang satupun. Cukup membingungkan.

Akhirnya, Kenan memutuskan untuk mengintip salah satu kelas melalui jendela. Dan ternyata, kelasnya memang terisi penuh oleh siswa-siswi yang tengah melakukan kegiatan belajar mengajar, dengan sangat serius itu.

Me a Di? [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang