15 - GALAK?

172 10 0
                                    

Waktu sudah menunjukan waktu istirahat. Kenan, Ibam, Nandi dan Dewa berjalan keluar kelas dan menuju ke KBPR.


Ternyata disana sudah ada Luthfi, Jamil, Ardi, Arsyad, dan juga Dwiki.

"Weh, yang lain kemana?" Tanya Ibam, yang lalu duduk di sebelah Luthfi.

"Udah mencar sendiri-sendiri sekarang mah.." Jawab Arsyad.

"Ha?"

"Iya, biasa. Awewe." Sahut Jamil.

Semuanya pun terkekeh.

"Pada sama awewenya masing-masing euy. Jomblo bisa apa." Ucap Ibam, lalu memeluk Jamil.

"Jomblo jomblo. Jombi maneh mah!" Pekik Jamil, di telinga Ibam.

Nandi pun tertawa, "Kalau kata Kenan mah, najis."

"He'eh najis."

"Gara-gara Ken, kita semua sadar bahwa Ibam itu emang menajiskan. Hahaha.." Ucap Arsyad.

Semua yang ada disana pun tertawa mendengar itu. Kecuali Kenan.

"Lemes banget man keliatannya.." Ucap Jamil, merangkul Kenan yang sedang menunduk sambil memakan cemilannya dengan acuh.

"Iya dari tadi di kelas juga gitu terus dia. Ngelamun, bengong, tidur. Ngelamun, bengong, tidur." Sahut Dewa kini.

Kenan pun menghela nafasnya, dan mengangkat wajahnya.

"Gapapa, ngantuk aku. Semalem begadang, nonton Arsenal." Ucap Kenan, "Udah begadang, kalah pula.." Ucap Kenan lalu menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Emang Arsenal pernah menang ya?" Tanya Luthfi, yang lalu menyeringai.

"Sialan Fi."

"Hahahaha..!"

"MU LAH!!" Ucap Jamil lalu bertos ria dengan Luthfi dan juga Arsyad.

"Yoi!"

"Liverpool!" Sergah Dwiki, lalu bertos ria dengan Ardi, Dewa dan juga Ibam.

"Kamu apa Nan?" Tanya Dwiki yang masih mengangkat tangannya, untuk bertos.

"Kalo persib masuk yang mana?" Ucap Nandi dengan polosnya.

"Hahahahaha...!"

Kini semuanya pun tertawa. Kecuali Ibam. Ia menyipitkan matanya, sambil memperhatikan Kenan. Bagi Ibam, senyum Kenan tidak seperti biasanya. Hari ini seperti ada yang mengganjal. Senyum dan tawa Kenan terlihat seperti sangat dipaksakan.

Dalam canda tawa yang lain. Kenan menoleh. Kenan mengernyitkan dahinya saat menyadari, ia sedang ditatap seperti itu oleh Ibam.

Ibam pun mendekat, dan berbisik di telinga Kenan, "Aku tunggu ceritamu. Jangan pendam masalah sendirian."

Kenan pun langsung menoleh, menatap Ibam. Ibam mengangkat alisnya sambil tersenyum, dan menepuk bahu Kenan pelan. Lalu kembali ikut tertawa dengan yang lain.

.
.

"Bergegaslah kawan, sambut masa depan.. Tetap berpegang tangan, dan saling berpelukan.. Berikan senyuman.. Tuk sebuah perpisahan, kenanglah sahabat.. Kita untuk selamanya.."

Ibam, Nandi, Dewa, Jamil, Ardi, Luthfi, Arsyad, dan Dwiki pun bernyanyi bersama-bersama, sambil mendengarkan lagu dari handphone milik Luthfi itu.

Kenan memutar pandangannya, dan menoleh.

Kenan menyadari, di koridor ada Adissa yang tengah berjalan. Ia berpapasan dengan Putri, dan sepertinya sedang berbicara sesuatu kepada Putri.

Setelah Adissa berbicara, Putri langsung menunjuk arah KBPR. Yang Kenan sudah bisa pastikan adalah, Adissa sepertinya bertanya tentang keberadaannya.

Me a Di? [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang