***
Hari ini, Kenan mengendarai mobilnya di tengah ramainya jalan Raya kota Bandung. Seperti biasa, ia kembali berangkat ke sekolah pagi ini.
Seketika Kenan memelankan mobilnya saat melihat Adissa yang sedang berjuang memasuki bus di terminal itu, karena seluruh orang disana berebut untuk masuk terlebih dulu. Kenan memandanginya sejenak, sepertinya tubuh mungil Adissa terlalu lemah untuk melawan dorongan beberapa orang lainnya, sehingga ia harus kembali menunggu kedatangan bus selanjutnya dengan wajah pasrah.Kenan melihat jam tangannya, jam sudah menununjukkan pukul 7. Dimana 15 menit lagi, gerbang sekolah akan ditutup. Kenan pun menghela nafasnya sejenak, dan kembali melajukan mobilnya dengan cepat.
***
Saat sudah sampai parkiran sekolah. Kenan menuruni mobilnya. Seluruh orang di parkiran, terlihat berlarian cepat memasuki sekolah.
"Guru piket hari ini pak Ashwar woy! Pak Sofyan ga masuk!"
Terdengar suara lantang seseorang yang juga sedang berlari. Membuat seluruhnya menjadi riuh. Sehingga, beberapa orang yang baru saja datang langsung memarkirkan kendaraannya dengan asal, dan langsung berlari keluar parkiran.
Kenan melihat jam tangannya sudah menunjukkan pukul 07:12. Melihat itu membuat Kenan gelisah. Ia menoleh ke kanan dan ke kiri.
"Sa.. Ayo cepet dong.." Gumam Kenan, pelan.
Kenan berjalan keluar parkiran, dan terus menoleh ke kanan dan ke kiri. Melihat angkutan umum yang beberapa kali berhenti di depan sekolahnya, namun seseorang yang ia tunggu tidak juga turun dari sana.
"Sepuluh..."
"Sembilan..."
"Delapan..."
Mendengar suara hitungan pak Ashwar yang berteriak dari balik gerbang sekolah itu, membuat Kenan semakin gelisah.
DUAR!
Kenan terjingkit kaget mendengar suara keras itu, dari belakang tubuhnya. Kenan menoleh. Ternyata ia melihat dua orang anak kecil yang sedang saling tertawa, karena sepertinya mereka telah berhasil menyalakan sebuah petasan. Yang dimana, sisa petasannya yang lain masih ia pegang.
Melihat itu, membuat Kenan melirik pak Ashwar, dan kembali melihat anak kecil tersebut. Kenan pun berfikir sejenak, lalu tersenyum.
Dengan cepat Kenan merogoh uang dari dalam saku bajunya, dan menghampiri anak kecil tersebut.
"Dek..."
.
."Tiga.... Dua...."
"Eh pak, pak!" Sergah Kenan. Sambil melewati pintu gerbang yang sudah sangat sempit itu, karena telah ditutup perlahan oleh security.
"Satu!"
CEKLEK!
Kenan menghela nafasnya. Pintu telah dikunci. Bersamaan dengan ia telah berhasil masuk, menjadi orang terakhir yang berada di luar sekolah tadi.
"Eh, bapak.." Sapa Kenan, tersenyum lebar. Yang kemudian langsung berlari masuk ke dalam.
"Kenan! Rapihkan seragam mu!" Teriak pak Ashwar, lantang.
Kenan pun terus berlari, membuat pak Ashwar menggeleng-gelengkan kepalanya.
Kenan menghentikan langkahnya. Dan bersembunyi dibalik dinding, memerhatikan pak Ashwar dan seorang security yang sedang di dekat gerbang itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Me a Di? [COMPLETED]
Teen Fiction{Sebuah gabungan antara kisah percintaan, kekeluargaan dan pertemanan yang terlihat sangat kental} Kenan Elvano Pradikta, dimana di hari kelahirannya, bersamaan dengan Abian Pradikta yaitu sang papah meninggalkan dunia ini. Menjadikan Kenan selalu b...