***
"Malam sayang.." Ucap Kenan, mencium pipi Adissa yang sedang memainkan laptopnya."Malam juga sayang.." Jawab Adissa, "Gimana restaurant?"
"Stabil kok."
Adissa pun tersenyum, "Yaudah sekarang kamu makan gih, udah aku siapin."
"Ayo temenin."
Adissa pun seketika meletakkan laptopnya pada kasur, dan berdiri, "Yuk." Adissa merangkul lengan Kenan.
.
.
."Ini makanan pesenan kamu tadi pagi, udah aku masakin.." Ucap Adissa menuangkan nasi dan semur daging ke piring Kenan, "Nih.."
Kenan pun mengambil makanan yang diberikan Adissa, "Makasih sayang."
"He em."
"Kamu sekalian makan juga dong.." Ucap Kenan yang sambil melahap makanannya.
"Aku kan ga makan malam."
"Oh iya lupa."
Adissa pun tersenyum melihat Kenan di hadapannya yang sedang memakan masakannya. Adissa sangat senang ketika Kenan selalu menyambut masakannya dengan gembira.
Begitupun Kenan, ia merasa menjadi laki-laki yang sejahtera memiliki istri yang cantik dan juga pandai memasak. Apalagi, sekarang Adissa selalu masak makanan yang benar-benar kesukaannya ((Yang benar-benar kesukaannya)). Ya! Kini Kenan telah menjadi dirinya sendiri, yang seutuhnya.
Adissa pun mengupas buah jeruk yang ada di meja. Seketika pandangan Adissa tertuju pada pergelangan tangan kiri Kenan yang sedari tadi sedang menyuap makanan menggunakan sendok dan garpunya. Adissa menyipitkan matanya melihat itu.
Seakan sadar diperhatikan seperti itu oleh Adissa, Kenan pun mengangkat wajahnya.
"Kenapa?" Tanya Kenan.
"Itu jam tangan kok kayaknya aku ga pernah liat.."
"Uhuk uhuk uhuk!" Seketika Kenan terbatuk, dan langsung meminum airnya.
"Kamu beli jam tangan lagi ya yang?"
"Hh-hm, itu.."
"Coba liat.." Adissa bangun dari duduknya, dan hendak menghampiri Kenan.
"Udah yang apaansih, enggak ini tuh-"
"Tuh kan bener!" Sergah Adissa saat langsung menarik tangan Kenan dan melihat jam tangannya dari dekat, "Yang, ya ampun. Jam tangan kamu udah banyak banget!"
Kenan pun meringis mendengar pekikan Adissa.
"Yang!! Ini harganya berapa?" Adissa menunjuk jam tangan Kenan itu.
"Udah ah. Pamali tau udah beli barang, terus diomongin harganya."
"Berapa harganya?"
"Yang..."
"Berapa harganya?"
"Cuma 500 ribu kok."
Adissa menyipitkan matanya, "Ga mungkin. Mana kwitansinya?" Adissa meneladahkan tangannya.
"Hm?"
"Mana kwitansinya??"
"Hh-hm, ya ga ada kwitansinya lah. Kan aku beli online, bayarnya transfer."
"Yaudah, mana bukti pembayarannya?"
"Hah?"
"Yang..." Rengek Adissa memelas, "Mana bukti pembayarannya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Me a Di? [COMPLETED]
Fiksi Remaja{Sebuah gabungan antara kisah percintaan, kekeluargaan dan pertemanan yang terlihat sangat kental} Kenan Elvano Pradikta, dimana di hari kelahirannya, bersamaan dengan Abian Pradikta yaitu sang papah meninggalkan dunia ini. Menjadikan Kenan selalu b...