19 - JANGAN SENTUH DISSA

185 5 2
                                    

***

BRAK!

Kenan menutup pintu mobilnya. Dan berjalan untuk keluar parkiran dan akan memasuki sekolahnya kembali. Ia menghela nafasnya, untuk kembali bersekolah pagi ini, dan sudah harus bisa menerima apa yang akan terjadi selanjutnya.

Kenan memakai tasnya dengan benar, sambil berjalan, dengan memakan permen karetnya itu.

 
Namun langkahnya terhenti, saat melihat seseorang dari kejauhan.

"Dis.. Nanti malam kita jalan ya?" Tanya Mahesa kepada Adissa, yang sedang meletakkan kunci motornya di dalam tasnya.

"Maaf aku ga bisa, a."

"Ga bisa kenapa sih Dis? Nanti aku yang izin sama bapak kamu."

"Aku ga bisa a." Ucap Adissa, "Misi a." Geram Adissa yang ingin berjalan, namun langkahnya dihalangi oleh Mahesa.

"Kamu ga boleh masuk kalau belum jawab iya."

Adissa pun berdecak kesal, "A, lima menit lagi masuk. Nanti aku telat."

"Bilang iya dulu."

"A, aku bilang enggak bisa. Tolong dong.."

"Kenapa ga bisa terus sih?"

"Misi a."

"Bilang iya dulu."

Adissa pun berjalan cepat dan mendorong Mahesa, agar memberinya jalan. Namun Mahesa justru menahan tangan Adissa.

Dan tiba-tiba ada seseorang yang langsung menepis tangan Mahesa dari tangan Adissa.

"Kalau perempuan ga mau, ga usah dipaksa."

Mahesa menoleh mendengar suara itu.

Namun Adissa, memilih diam membeku di tempat tanpa menoleh. Dari suaranya saja, ia sudah tau siapa. Dan tentunya, dari harumnya pun sudah tercium saat ini.


"Mending masuk, dari pada terlambat." Datar Kenan.

Adissa pun perlahan menoleh. Kini melihat wajah Kenan di sebelahnya.

Adissa menahan tangisnya saat melihat Kenan. Entah mengapa, Adissa sangat merindukan Kenan. Merindukan senyuman Kenan, merindukan tatapan Kenan untuknya, merindukan perlakuan lembut Kenan, merindukan kata-kata manis dari mulut Kenan, merindukan pesan masuk dari Kenan, dan... Merindukan Kenan yang dulu.

Kenan melirik Adissa sekilas, lalu berusaha membuang pandangannya.

"Minggir. Ga usah ikut campur." Dorong Mahesa tiba-tiba, membuat Kenan membentur motor yang terparkir itu.

"Kenan!" Pekik Adissa menghampiri Kenan, "Sakit ga Ken?" Tanya Adissa, memegang lengan Kenan.

Kenan pun menelan ludahnya. Tangannya terangkat untuk memegang tangan Adissa.

Namun tiba-tiba Adissa ditarik oleh Mahesa.

"Dis, kamu ngapain sih masih aja perduliin dia? Kamu lupa gimana sikap dia kemarin ke kamu?" Tanya Mahesa.

Adissa pun memilih diam, dan menoleh menatap Kenan, "Ken.."

"Udah ayo.." Mahesa menarik tangan Adissa dengan lembut, untuk bergegas pergi.

"Iya, tapi ga usah megang-megang, a.." Adissa berusaha melepaskan tangannya.

"Udah Dis, kamu diem deh." Mahesa kembali menarik tangan Adissa, dan bergegas pergi.

Kenan pun berjalan menghampiri Mahesa kembali, dan melepaskan tangannya dari Adissa.

"Dia bilang ga usah megang-megang. Kau denger ga?!" Bentak Kenan begitu saja.

Me a Di? [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang