***
Matahari pagi sudah sangat terang terlihat dari setiap kaca rumah. Kenan menuruni anak tangga satu persatu dengan santai, sambil memakai kaosnya.
Rambut Kenan masih berantakan tidak karuan, wajahnya pun masih terlihat muka bantal.
"Ken!" Pekik Nasya, dari arah dapur.
Setelah selesai memakai kaosnya, Kenan pun menoleh, dan segera berjalan menghampiri Nasya.
"Pagi mah.. Belum berangkat ke kantor?" Sapa Kenan dengan suara seraknya, sambil mencium pipi Nasya.
"Ken, sekarang udah jam 9 loh. Kamu kenapa kesiangan terus sih??"
Kenan pun menarik kursi meja makan, dan mendudukinya, "Emang Ken sengaja bangun siang kok mah.." Jawab Kenan, sambil menyandarkan tubuhnya.
"Emang sekarang hari apa coba?"
Kenan menaikkan sebelah alisnya, "Jumat."
"Terus kamu kenapa sengaja bangun siang? Kamu ga sekolah??"
"Enggak, Ken di skorsing."
"HAH???" Pekik Nasya, membuat Kenan memejamkan matanya.
Nasya pun menarik kursi pula di hadapan Kenan, dan mendudukinya.
"Di skorsing? Kamu buat ulah apa Ken? Ya ampun..!"
"Sehari doang kok mah. Senin udah masuk lagi." Jawab Kenan, santai.
"Jawab mamah. Kamu buat ulah apa?? Ken!"
Kenan pun menghela nafasnya, "Nyalain petasan di sekolah."
"APA?"
"Mah.."
"Terus kamu ketahuan?"
Kenan menggeleng, "Enggak. Ken ngaku."
"Ken, lagian kamu ngapain sih main petasan? Di sekolah lagi. Ken!"
"Namanya juga anak muda, mah."
"Hah?"
Namanya juga anak muda.
Seketika, mendengar jawaban dari Kenan itu teringat ucapan Abian dulu. Saat Abian memberi nama untuk Kenan. Dan Nasya pun bertanya alasan mengapa ia memberikan nama itu.
Abian pun menjawab,
"Aku suka aja sama nama itu. Kenan artinya tegas, tajam, tekun, dan rela berkorban. Jadi nanti kalo udah gede, ditanya sama gurunya, 'SIAPA YANG KEMARIN MENYALAKAN PETASAN DI DEPAN KELAS?' dia dengan tegasnya jawab, 'Saya pak.' "
PLAK!
Nasya memukul tangan Abian.
"Masa anak kita nyalain petasan di sekolah sih?" Protes Nasya.
"Ya ga apa-apa namanya anak muda."
"Bian!!"
Nasya menggeleng-gelengkan kepalanya mengingat itu. Ia tidak habis fikir, ucapan Abian terbukti saat ini. Kenan benar-benar melakukannya, tanpa pernah diberi tahu sedikitpun tentang cerita itu.
"Mah? Mamah tau ga?" Tanya Kenan.
"Apa?" Ketus Nasya.
"Kan Ken naruh petasannya di deket perempuan yang lagi pada ngumpul tuh. Masa pas Ken nyalain petasannya, pada kaget. Lucu deh ekspresinya." Ucap Kenan, mendekatkan wajahnya di hadapan Nasya dengan tersenyum jahil, lalu pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Me a Di? [COMPLETED]
Teen Fiction{Sebuah gabungan antara kisah percintaan, kekeluargaan dan pertemanan yang terlihat sangat kental} Kenan Elvano Pradikta, dimana di hari kelahirannya, bersamaan dengan Abian Pradikta yaitu sang papah meninggalkan dunia ini. Menjadikan Kenan selalu b...