32 - PEREMPUAN BIASA

154 7 0
                                    

Setelah Naufal dan Reski itu telah pulang. Kenan masuk kembali ke restaurant. Seperti biasa, Kenan masuk melalui pintu samping. Dimana pintu tersebut sangat dekat dengan lift pribadi yang hanya menuju ke ruangannya itu.

Namun, tiba-tiba ada seorang pegawai yang memanggil Kenan dari belakang.

"Tuan muda."

Kenan menghentikan langkahnya dan menoleh, "Hm?"

"Tuan muda, ada yang ingin bertemu dengan tuan."

"Kapan?"

"Sekarang tuan, orangnya sudah ada di dalam restaurant."

"Bilang saja, besok temui saya lagi. Saya lagi capek."

"Tadi saya juga sudah bilang seperti itu tuan. Saya sudah bilang tuan muda Pradikta tidak bisa bertemu jika dadakan dan belum membuat janji.  Tapi katanya, sebentar saja."

"Besok saja." Ucap Kenan acuh, lalu berbalik dan hendak berjalan pergi.

"Katanya, tuan muda mengenalnya. Waktu itu pernah berbincang banyak dengannya, di restaurant."

Ucapan itu berhasil membuat Kenan menghentikan langkahnya, "Memang siapa?"

"Perempuan tuan, namanya Adissa."

Kenan pun mengernyitkan dahinya sekilas.

"Adissa?"

"Iya tuan. Adissa Kiranti."

Seketika, Kenan pun tersenyum sekilas, "Adissa Viranty."

"Hm? Tidak tuan. Katanya sendiri, Adissa Kiranti."

Kenan pun terkekeh kecil mendengar itu.

"Gimana tuan?"

"Antar dia naik, ke ruangan saya." Ucap Kenan, lalu kembali berjalan memasuki lift begitu saja.

"Baik tuan." Jawab pegawai tersebut, yang lalu bergegas pergi.

***

"Terimakasih ya.." Ucap Adissa tersenyum manis, saat pegawai tersebut membukakannya pintu ruangan Kenan.

Pegawai tersebut pun tersenyum dan mengangguk. Dan langsung bergegas pergi.

Kenan yang sedang bersandar pada kursinya itu, tetap memejamkan matanya. Walau ia tau, Adissa sudah berjalan mendekat ke arahnya.

"Ken.." Panggil Adissa, pelan.

Kenan diam, tidak menjawab. Namun perlahan Kenan membuka matanya. Kini melihat Adissa yang sedang berdiri mematung di hadapannya.

"Duduk.." Ucap Kenan, menunjuk kursi di hadapannya itu.

"Oh bb-boleh ya.." Ucap Adissa, yang lalu memutar kursi itu dan mendudukinya.

Kenan memandangi Adissa sejenak. Adissa sudah tidak menggunakan seragam sekolahnya. Itu artinya, Adissa sudah pulang terlebih dulu ke rumah, baru menghampiri Kenan. Ada apa?

"Kenapa Sa?"

Adissa pun menatap Kenan. Perlahan, air mata Adissa sudah menggenang di dalam pelupuk matanya begitu saja. Membuat Kenan kini menatap Adissa dengan serius.

"Sa.. Ada apa?"

"Ken.." Ucap Adissa, bersamaan air matanya jatuh, "Ken sekarang sama Lala ya?"

Kenan langsung menelan ludahnya mendengar itu dan membuang pandangannya.

"Berarti, tipe Ken itu Lala ya?" Tanya Adissa, lagi.

Kenan diam, tidak menjawab.

"Dissa anggap itu, iya." Lanjut Adissa, tersenyum nanar.

Me a Di? [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang