22 - SAMPAI? KAPANPUN.

155 6 0
                                    


TRIIINGG!

Attention please! Learning is over. It's time to go home.

Kenan berjalan keluar sekolah bersama dengan Ibam dan Luthfi. Namun saat melewati KBPR, mereka bertiga sempat menghentikan langkahnya.

Di KBPR tidak ada orang satupun. Suatu hal yang tidak pernah terjadi. Namun, merasa harus acuh begitu saja, Kenan kembali berjalan, yang kemudian diikuti Ibam dan juga Luthfi.

"Duluan ya Bam, Fi." Ucap Kenan, saat membuka kaca jendela mobilnya, dan mendahului Ibam dan Luthfi yang masih mengeluarkan motornya.

"Iya Ken." Luthfi mengangkat tangannya.

Sore ini, Kenan memutuskan untuk ke Restaurant Irdina. Memakan waktu hanya setengah jam dari sekolahnya. Sewaktu lampu merah, Kenan membuka seragamnya dan hanya menggunakan kaos.

Saat sampai di depan gedung bertuliskan RESTAURANT IRDINA ini, Kenan keluar dari mobil.

"Sore tuan muda.." Sapa seorang pria berjas di depan pintu masuk.

"Sore.."

Kenan pun berjalan ke ruangan belakang restaurant.

"Sore, bang Nando!" Sapa Kenan begitu saja saat melewati Nando, yang lalu memasuki sebuah ruangan kembali.

Tidak lama, Kenan kembali keluar. Kini ia sudah menggunakan kemeja coklat, dan celana hitam. Dimana bagian tangannya dilipat sampai sikut.


Kenan mengambil papan yang dipegang oleh Nando, "Lu ke atas aja bang. Disini biar gua yang ngurus."

Nando pun tersenyum, dan mengangguk. Lalu berlalu pergi begitu saja.

Kenan membaca tulisan pada papan tersebut, "Persediaan lada ambil." Ucap Kenan.

"Iya tuan.." Jawab beberapa koki, serentak.

"Meja 12 beef setengah matang ya.."

Kenan pun merapihkan beberapa sayuran yang berantakan begitu saja.

"Tuan, maaf saya belum sempat merapihkan." Sergah seorang laki-laki, yang membantu Kenan membersihkan.

"Sudah, lanjutkan pekerjaan kamu yang lain."

"Sudah tuan biar saya saja."

"Saya bilang, lanjutkan pekerjaan kamu yang lain. Restaurant lagi ramai. Wajar kamu keteter seperti ini."

"Baik tuan."

Setelah selesai. Kenan mencuci tangannya di wastafel. Kemudian ia mengambil spidol, dan menulis pada papan tulis yang ada digantung pada dinding.

YANG PALING BANYAK TERSENYUM HARI INI, AKAN MENDAPATKAN BONUS.

Tertanda,
Kenan Elvano Pradikta.

Beberapa koki dan pelayan yang membaca pun bersorak ramai, dan bersemangat. Kenan pun tersenyum melihat itu.

"Ini untuk meja nomor berapa?" Tanya Kenan, menghentikan pelayan yang sudah membawa sebuah minuman.

"Nomor 6, tuan."

"Saya saja yang mengantar. Kamu kerjakan yang lain." Ucap Kenan, mengambil minuman tersebut.

"Baik tuan.." Jawabnya tersenyum, yang lalu berbalik.

"Jam 5, shift 2 selesai. Tidak ada yang bekerja lagi." Ucap Kenan, sebelum akan bergegas pergi.

Seluruh pegawai pun segera merapihkan pekerjaannya, melihat 10 menit lagi akan menunjukkan pukul 5.

Pegawai yang baru datang pun langsung mengganti pakaiannya, dan bersiap untuk bekerja.

Me a Di? [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang