35 - SEORANG PEMIMPIN

138 5 0
                                    

Hari ini sudah menunjukkan pukul 19.00. Kenan mandi dan mengganti seragam sekolahnya di dalam ruangannya di restaurant. Ia kini sudah menggunakam sweater coklat dan celana hitamnya.

Pesan suara dari telfon yang berada di mejanya pun terdengar begitu saja. Karena selama Kenan mandi, ia menyalakan pesan suara yang masuk untuknya hari ini.

"Malam tuan muda Pradikta. Ruang meeting sudah siap semua."

Begitulah suara yang terdengar terakhir dari telfon tersebut.

Kenan pun memencet tombol pada remot, dan terbukalah pintu ruangannya. Sambil memakai jam tangannya, Kenan berjalan keluar ruangan.

TING!

Lift terbuka. Seketika Kenan tersenyum, melihat Naufal yang sudah menunggunya di depan lift.

Kenan pun merangkul Naufal, "Mana dia?"

"Masih di perjalanan, sama bokapnya."

Kenan pun mengangguk, "Siap?"

Naufal tersenyum dan mengangguk dengan pasti, "Siap tuan muda Pradikta."

Kenan pun menepuk pelan bahu Naufal, dan berjalan mendahuluinya.

***

"Pah.. Hari ini tuh Mahesa ada jadwal balapan pah.. " Ucap Mahesa, yang berusaha menyamakan jalannya dengan Priyan, papahnya.

"Mahesa! Nurut sama papah kali ini. Papah dapat perintah dari CEO perusahaan ini kalau papah harus datang meeting bersama kamu." Jawab Priyan, yang berjalan dengan cepat sambil merapihkan dasinya.

"Ada apa sih si Pradikta itu?"

"Mahesa! Kamu boleh berbicara itu sekarang. Tapi kalau sampai ada yang mendengarnya, papah tidak akan memberimu uang untuk balapan lagi."

"Loh, bukannya Pradikta seumuran sama Mahesa? Bahkan satu tahun dibawah Mahesa kan?"

"Panggil dengan sebutan tuan muda Pradikta. Mahesa! Walaupun dia masih sangat muda. Dia adalah atasan papah, pemilik perusahaan ini."

Mahesa pun memutar pandangannya, "Emang ada apa sih pah?"

"Tidak tau Mahesa. Ini pun pertama kalinya papah akan bertemu dengan dia." Ucap Priyan, yang memasuki lift diikuti dengan Mahesa.

***

TOK TOK TOK!

"Permisi.. Selamat malam.." Ucap Priyan, memasuki ruangan meeting perlahan, begitupun Mahesa.

Priyan menduduki kursi yang kosong di tengah meja besar yang melingkar ini, diikuti Mahesa yang duduk di sebelahnya.

Priyan memutari pandangannya, kursi sudah terisi penuh. Dimana seluruhnya terisi oleh ketua tim kerja perusahaan ini. Yang walaupun jabatan mereka tetap di bawah Priyan. Namun Priyan tetap segan, karena saat ini ada Raja yang mana ia adalah Direktur, dan di sebelahnya ada Nando pula sang kepala direktur.

Di dalam ruangan ini, Priyan bukanlah yang paling tinggi.

"Selamat malam pak Priyan. Kesan pertama bertemu, senang bisa menunggu anda." Ucap seorang laki-laki dari balik kursi hitam yang berada di paling depan meja, sudah dipastikan itu adalah sang CEO.

Priyan sedikit meringis mendengar itu, "Mm-maaf tuan muda. Tadi perjalanan sangat macet." Ucap Priyan menunduk.

Mahesa mengernyitkan dahinya mendengar suara itu. Suaranya sudah tidak asing lagi di telinganya. Siapa sebenarnya tuan muda Pradikta?

Me a Di? [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang