29 - SAPUTANGAN

144 7 2
                                    

TRIIINGG

Attention please. Learning is over. It's time go home.

NIT NIT!

Ketika alarm mobil Kenan berbunyi, Kenan pun menghampiri mobilnya.

Zhilla yang sedang duduk di pinggiran jalan parkiran ini pun langsung berdiri, saat melihat kehadiran Kenan.

"Ken, lama banget sih keluar sekolahnya.." Ucap Zhilla, memanyunkan bibirnya.

Seperti biasanya, Kenan keluar sekolah sejam setelah bel pulang berbunyi. Apa lagi saat ini ia dan Ibam harus pulang lebih lama lagi, karena dengan kondisi tubuh yang tidak enak dan memar. Ia tidak ingin sampai ada yang melihatnya, apa lagi guru. Setelah tadi mereka numpang bersembunyi di ruang basket, sampai jam pulang berbunyi.

"Ken, itu kenapa? Kok biru?" Tanya Zhilla, melihat ujung bibir Kenan.

Kenan pun hanya diam, dan langsung memasuki mobilnya begitu saja.

Zhilla mengernyitkan dahinya, yang lalu ikut pula memasuki mobil.

.
.

Selama perjalanan, Kenan tidak berbicara sedikitpun. Kenan menyetir dengan sangat tenang. Zhilla hanya bisa memandangi Kenan dengan perasaan bingung.

"Ken.. Itu berdarah." Ucap Zhilla, saat bibir tengah Kenan yang sedikit sobek itu kembali mengeluarkan darah

Kenan pun menjilat dan mengulum bibirnya sendiri.

"Ish Kenan, kok darahnya malah dimakan sih?"

"Gapapa, enak."

"Hah? Mana ada enak. Dielap atuh ih.." Ucap Zhilla, mencari tisu di dalam mobil Kenan.

"Sshh, aduh.." Geram Kenan, dikarenakan Zhilla sangat rusuh mencari tisu sampai ke kursi belakang. Hingga tubuh Zhilla mengganggu tangan Kenan yang sedang menyetir, "Nabrak biarin aja ya."

"Ih, tisu mana sih? Ga ada tisu?" Tanya Zhilla, yang kini sudah kembali duduk tenang di kursinya.

Kenan pun mengangkat bahunya, acuh.

"Oh iya! Yaudah, pakai saputangan kamu aja."

Kenan pun mengernyitkan dahinya mendengar itu, ia melirik Zhilla yang sedang membuka tasnya.

Seketika, Zhilla diam membeku. Tiba-tiba ia terlihat seperti sedang berfikir keras.

"Mana?" Tanya Kenan, kini menoleh.

"Kok ga ada ya.." Ucap Zhilla, yang masih mengecek kembali isi tasnya.

"Ga ada apanya?"

"Saputangan kamu. Yang waktu itu kamu kasih ke aku loh.."

"Kok bisa ga ada?"

"Ga tau, perasaan ga pernah aku pindahin dari tas deh." Ucap Zhilla, menggaruk-garuk tengkuknya.

"Dasar ceroboh."

Zhilla pun menoleh, "Apa?"

"Dikasih barang bukannya dijaga, malah diilangin."

"Ha?"

"Emang ga pernah ngehargain aku sih, jadi gitu. Apa-apa disepelein."

"Loh, apa sih Ken.. Siapa yang ga ngehargain. Orang aku juga bener-bener kok nyimpennya. Emang sering aku pake, tapi pasti aku simpan di tas lagi."

"Tapi sekarang apa buktinya? Mana?"

"Yy-ya aku, aku juga ga tau."

"Ya berarti emang kamu ilangin kan?"

Me a Di? [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang