"Permisi bu.. Saya boleh masuk?" Ucap Kenan saat setelah mengetuk pintu kelasnya."Oh iya tentu, masuk Kenan.." Ucap Bu Tasya antusias, "Habis dari mana kamu?"
"Dihukum pak Alam, bu."
"Oh yaudah, silahkan duduk. Lain kali jangan terlambat lagi ya.." Ucap bu Tasya, yang sekali-sekali sambil mengusap pundak Kenan.
Kenan pun tersenyum, "Iya, makasih bu.."
Kenan pun duduk di tempatnya biasa, kedua dari belakang, dan di sebelah Ibam tentunya.
Kenan pun menghela nafasnya lelah.
"Suruh ngapain Bam?" Tanya Kenan, saat melihat beberapa teman-temannya yang sedang mengerjakan sesuatu di bukunya.
"Kerjain itu." Ucap Ibam menunjuk papan tulis menggunakan dagunya.
Kenan pun menoleh ke papan tulis, melihat seluruh angka dan gambar-gambar statistik dan tabel-tabel di papan tulis itu. Melihat itu membuat kepalanya menjadi mumet seketika. Kenan pun berdecak kesal.
"Tumben rajin kamu Bam, nulis." Ucap Kenan, mengintip Ibam yang sedang berkutat serius dengan bukunya, dan menggambar tabel dengan penggaris itu.
Ibam pun terkekeh, "Iya dong. Kan papah Ibam."
"Masih aja."
Ibam pun terkekeh sambil memukul kecil kepala Kenan menggunakan penggaris.
***
TING NUNG!
"Attention please, it's a break time."
"Mohon perhatian. Waktu istirahat."Seluruh siswa dan siswi segera berkeliaran menuju kantin. Seluruh lapangan olahraga pun sudah terisi penuh, banyak yang bermain disana. Seperti biasanya.
Kenan berjalan keluar kelas bersama dengan Ibam, Nandi dan juga Dewa. Namun ketika melihat pak Alam melintas di depannya, membuat Kenan mengejarnya.
Ibam, Nandi dan juga Dewa pun sempat mengernyitkan dahinya melihat itu.
"Pak." Ucap Kenan yang kini sudah berjalan sejajar dengan pak Alam, "Tadi sebenarnya saya ga kerja sama sekali tau pak. Lala yang ngerjain semuanya. Bahkan yang ngambil alat-alatnya juga Lala."
Pak Alam menoleh, "Orang tadi saya liat kamu lagi ngepel, dan Lala lagi duduk-duduk, santai saja-"
"Ken, kantin ya!" Teriak Ibam.
"Iya!" Teriak Kenan juga tanpa menoleh, sambil mengangkat tangannya.
Ibam, Nandi dan Dewa pun bergegas menuju kantin.
"Itu baru pak. Saya bersihin cuma ngepel doang. Dan itu juga ngepel untuk yang kedua. Yang pertama kali udah sama Lala."
Pak Alam pun langsung mengerti dan langsung menggeleng-gelengkan kepalanya, "Kamu ya memang benar-benar, Ken. Sudah terlambat terus, sekarang malah ngerjain anak perempuan. Kamu saya serahkan ke pak Ashwar saja ya lama-lama." Geram pak Alam.
"Eh jangan pak. Iya saya salah. Abisnya bapak tiba-tiba ngebela saya, salah faham. Mana saya tau."
"Yasudah, terus apa lagi?"
"Udah. Saya mau ngaku itu aja."
"Yaudah yaudah, sana. Saya mau ke kantor, kamu mau ikut?"
"Hehehe. Enggak, makasih pak. Jangan bilang-bilang Lala ya pak, saya bilang ini ke bapak."
"Emang kenapa?"
"Ya gapapa sih. Bapak pura-pura ga tau aja. Biar kesannya bapak tuh belain saya gitu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Me a Di? [COMPLETED]
Teen Fiction{Sebuah gabungan antara kisah percintaan, kekeluargaan dan pertemanan yang terlihat sangat kental} Kenan Elvano Pradikta, dimana di hari kelahirannya, bersamaan dengan Abian Pradikta yaitu sang papah meninggalkan dunia ini. Menjadikan Kenan selalu b...