24 - MENUTUPI

133 5 0
                                    

***

"Ken!"

Kenan pun menoleh. Ada Zhilla yang menghampirinya.

Kini mereka berdua sudah berjalan bersama memasuki sekolah.

"Ken, nanti anak-anak aku kumpulin di ruang musik ya habis istirahat. Kamu datang juga." Ucap Zhilla.

"Ngapain?"

"Loh, gimana sih Ken.. Kita latihan."

Kenan pun memejamkan matanya sekilas. Sejujurnya ia baru mengingat, bahwa ia sudah memiliki janji dengan Zhilla, yang akan membantu ekskul musik untuk tampil dalam acara Ulang Tahun sekolahnya, 10 hari lagi.

"Iya, nanti aku kesana."

Zhilla pun tersenyum, "Oh iya, tapi untuk masalah konsep, sebenarnya aku belum dapet sama sekali.." Ucap Zhilla, memelan.

"Udah gampang. Nanti kamu tinggal kumpulin anak-anak aja."

Zhilla pun kembali tersenyum, "Oke deh!"

Kenan pun melirik sekilas dan tersenyum.

"Oh iya Ken,"

Kenan menoleh, Zhilla tidak melanjutkan katanya.

"Apa?"

"Kamu kok-"

"Hm?"

"Kamu kok ga ngehubungin aku?" Tanya Zhilla, yang kemudian meringis setelah mengucapkan kalimat itu.

Kenan menaikkan sebelah alisnya mendengar itu.

"Oh.. Kemarin sibuk. Lagian, kamu juga udah ngesave nomor aku kan? Kenapa ga hubungin duluan aja?"

"Aku? Hubungin kamu duluan?"

Kenan mengangguk.

"Ih ga akan lah. Aku kan perempuan, masa iya hubungin kamu duluan. Kamu dong sebagai laki-laki, gimana sih.."

"Ya apa salahnya, daripada nungguin."

"Ish, siapa juga yang nungguin. Hh-hm, maksud aku, aa-aku juga bukan berharap dihubungin kamu loh ya.. Cuma-"

"Ga ada yang bilang kamu berharap juga.."

"Apa?"

"Kalau gitu, jatohnya ngaku sih berarti.."

"Hah?"

Kenan pun tersenyum jahil, lalu berjalan lebih cepat meninggalkan Zhilla.

"HEH KEKET!"

"SSSTTT JIJI!"

***

Kenan dan Zhilla telah berpisah, setelah Zhilla sudah memasuki kelasnya tadi. Tentunya Kenan masih harus berjalan yang masih cukup jauh ke belakang, untuk sampai di kelasnya.

"WOHOO...!"

"Basket SMA UNGGUL MULYA 11?"

"JAYA!!"

"Wohooo!!"

Kenan sempat memberhentikan langkahnya melihat itu. Ia melihat di koridor, para anggota basket sedang saling merangkul satu sama lain. Dan setelah itu, mereka mengangkat Jamil yang tengah membawa piala sangat besar.

Mereka terlihat sangat ceria dan bersemangat.

Jamil sempat tidak sengaja menoleh ke arah Kenan, yang membuat mata mereka berdua bertemu. Kenan melihat sekilas tulisan pada piala tersebut, JUARA III Tingkat Nasional.

Me a Di? [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang