***
Kenan berjalan memasuki sekolah dengan santainya. Namun ia menyadari bahwa ada seorang perempuan yang sedang berusaha mengejarnya.
Kenan pun berlari. Dan telah menghilang di balik koridor.
"Ken..."
Melihat Kenan yang sudah tidak terlihat lagi, membuat perempuan itu memelankan langkahnya. Ya, Adissa. Adissa kembali mengejar Kenan. Namun, kali ini sia-sia.
Adissa memandangi botol minuman yang sedari tadi ia pegang, dan menghela nafasnya.
***Waktu menunjukkan jam pelajaran kedua. Namun seluruh siswa dan siswi sedang tidak ada guru. Dikarenakan, seluruh guru sedang ada rapat dadakan dari kepala sekolah, untuk membahas ujian akhir semester yang akan dilaksanakan satu bulan lagi.
Kenan, Ibam, Nandi dan Dewa berjalan ke KBPR. Yang dimana disana, semuanya berkumpul. Ardi, Jamil, Arsyad, Dwiki, Luthfi, Erko, Sigit dan Dimas.
"Woi!!" Pekik Ibam.
Semuanya terjingkit kaget. Sambil mengerutuki Ibam, kecuali Jamil. Ia memilih tidak menoleh sama sekali.
"Fi. Minggu jalan lah yuk. Aku sama cewekku, kamu sama cewekmu. Double date kita." Ucap Dimas, yang merangkul Luthfi.
Luthfi pun mengangguk, "Ayo aja. Tapi sore ya.. Cindy sembahyang dulu."
"Siap."
Kenan pun duduk di sebelah Luthfi, lalu sedikit tersenyum saat Luthfi menoleh ke arahnya.
"Oh iya, kalau kamu sama Adis gimana Ken?" Tanya Luthfi, merangkul Kenan sambil menaik-naikkan alisnya.
Spontan Jamil mengangkat wajahnya mendengar itu dan memperhatikan Kenan.
"Ha?"
"Iya, lagi bertengkar ya? Kayaknya dari kemarin kamu ngejauhin dia."
Kenan pun menggeleng, "Bukan bertengkar sih, tapi emang udah ga ada apa-apa lagi."
"Ha? Kenapa kitu?" Sahut Dimas.
"Yy-ya.. Gimana ya, ga ada rasa apa-apa man sama dia."
DEG!
Seketika senyum di bibirnya menghilang, langkahnya terhenti saat ingin berjalan menghampiri."Loh? Adis kayaknya suka sekali sama kamu." Sahut Nandi pula.
"Ii-iya.. Cuma aku ga suka. Terlalu agresif, annoying aja liatnya."
"Bukannya lucu ya perempuan kayak gitu?" Sahut Arsyad, mengernyitkan dahinya.
"Enggak. Bukan tipe aku banget lah kayak gitu."
"Eh, Dis!" Ucap Nandi tiba-tiba, "Sini."
Kenan memejamkan matanya sekilas. Ia meringis. Ada Adissa?
"Hh-hai.." Suara Adissa terdengar tepat di belakang Kenan.
Kenan memilih tidak menoleh. Mungkin, tidak berani dan juga tidak kuat untuk melihat Adissa saat ini. Perasaan Adissa pasti sangat hancur mendengar ucapan Kenan barusan. Tidak, bukan hanya perasaan Adissa yang hancur, perasaan Kenan pun hancur harus mengatakan hal itu.
Seluruh orang yang ada di KBPR berusaha menunjukan wajah tenangnya. Mereka tau, bahwa Kenan sedang tidak enak saat ini.
"Kenapa Dis?" Tanya Jamil.
"Ii-ini, ini mau ngasih minuman buat Ken." Ucap Adissa, yang terus menghela nafasnya, dan berusaha tersenyum.
Kenan masih diam dan tidak menoleh sama sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Me a Di? [COMPLETED]
Teen Fiction{Sebuah gabungan antara kisah percintaan, kekeluargaan dan pertemanan yang terlihat sangat kental} Kenan Elvano Pradikta, dimana di hari kelahirannya, bersamaan dengan Abian Pradikta yaitu sang papah meninggalkan dunia ini. Menjadikan Kenan selalu b...