"Ken, tunggu." Adissa memberhentikan langkahnya, saat baru saja ingin memasuki kantin.
Kenan pun menoleh menatap Adissa.
"Ken.." Adissa memegang kedua tangan Kenan, "Dengerin Dissa, Ken ga usah dengerin apa kata orang ya.. Dissa gapapa kok." Ucap Adissa, tersenyum sangat tulus.
"Hm?"
"Ayo masuk." Kini Adissa yang menarik tangan Kenan, memasuki kantin.
Seluruh pandangan langsung tertuju pada Kenan dan juga Adissa. Adissa dengan santainya menggandeng Kenan dan mengacuhkan orang-orang begitu saja.
"Ken, mau duduk dimana?"
"Disana aja.." Tunjuk Kenan, kepada kursi kosong di depan tukang soto ayam itu.
"Itu Kenan sama Adissa?"
"Ga cocok ah, Kenan cocokan sama aku."
"Enggak lah, cocokan sama aku."
"Adissa kayak perempuan ga tau malu ga sih? Udah diperlakuin kayak gitu, masih aja."
Sekiranya begitulah yang didengar samar-samar dari telinga Kenan dan juga Adissa.
"Ken!" Tahan Adissa, saat Kenan yang baru saja duduk, sudah kembali ingin berdiri. "Tadi kan Dissa udah ngomong.."
"Mulut orang kayak gitu ga bisa didiemin Sa."
"Gapapa Ken.." Ucap Adissa lembut, sambil tersenyum.
"Enggak."
"Ken!" Tahan Adissa lagi, "Ihh.. Udah ah, laper tau.."
Kenan pun menatap mata Adissa.
"Saya tau, saat itu sebenarnya Adissa menyimpan luka yang sangat dalam. Tapi mengapa Adissa bisa sangat tegar, menyebalkan."
"Ken.. Udah.." Ucap Adissa, meyakinkan.
Kenan pun duduk kembali di kursinya. Adissa pun tersenyum.
Kenan diam-diam memerhatikan beberapa perempuan yang tadi berbicara itu. Sejujurnya, Kenan sangat mual melihat wajah perempuan itu satu persatu. Ia begitu sombong, padahal Adissa jauh lebih baik dibandingnya. Bahkan sangat jauh lebih baik dibandingnya. Para perempuan itu sangat Sok cantik.
"Ken mau pesen apa? Soto mau?" Tanya Adissa, sambil melihat kertas menu di hadapannya.
Kenan pun mengangguk, "Boleh."
"Soto ayam atau soto mie?"
"Soto ayam aja."
"Pake nasi?"
Kenan diam.
"Ken!" Pekik Adissa, "Udah ih, jangan diliatin terus." Adissa mengalihkan wajah Kenan, agar berhenti menatap tajam orang-orang itu.
Kenan pun menghela nafasnya.
"Pake nasi ga Ken?"
Kenan pun mengangguk.
Adissa pun menulis pada kertas tersebut, dan memberikannya pada pedagang soto.
Adissa pun datang, dan duduk di hadapan Kenan kembali, "Ken, es lemon tea nya habis. Dissa pesenin es teh aja. Gapapa ya?"
Kenan pun mengangguk, "Iya gapapa."
Adissa pun tersenyum, tanpa menjawab.
"Sa, Dissa selama ini sering denger omongan-omongan itu?"
Adissa terlihat berfikir, "Enggak kok."
"Jangan bohong."
"Hm, iya sih.. Cuma ya biarin aja lah."
KAMU SEDANG MEMBACA
Me a Di? [COMPLETED]
Teen Fiction{Sebuah gabungan antara kisah percintaan, kekeluargaan dan pertemanan yang terlihat sangat kental} Kenan Elvano Pradikta, dimana di hari kelahirannya, bersamaan dengan Abian Pradikta yaitu sang papah meninggalkan dunia ini. Menjadikan Kenan selalu b...