26 - MAMAH TIDAK SENDIRI

160 7 2
                                    

Waktu sudah menunjukkan pukul 19.05

BRAK!

Kenan menutup pintu mobil. Berjalan menuju rumah dengan membuka kancing seragamnya, sambil membawa tasnya.

Langkah Kenan seketika terhenti, saat melihat mamahnya, Nasya sedang berbicara dengan seorang pria di dekat pintu masuk. Nasya pun sedang memegang sebuah bucket bunga cantik berwarna merah. Namun, wajah pria tersebut tidak dapat terlihat, karena ia sedang berdiri membelakangi dari arah datangnya Kenan.

Kenan kembali berjalan mendekat.

"Eh, Ken.." Ucap Nasya, yang langsung merangkul lengan Kenan, saat sudah berada di sebelahnya.

Kenan menyipitkan matanya saat melihat pria ini dan tersenyum.

"Ken kok baru pulang sekolah?" Tanya pria tersebut, tersenyum pula.

"Iya om, soalnya tadi-"

"Yasudah ya pak, saya mau masuk dulu sama anak saya." Potong Nasya.

"Mah-"

"Yuk, Ken. Mari pak.." Ucap Nasya, yang langsung menarik Kenan untuk masuk.

"Yasudah kalau begitu, saya pulang ya bu.." Ucap Pria tersebut, agak berteriak.

Nasya pun tidak menjawab dan hanya  mengangkat tangannya tanpa berbalik.

CEKLEK!

Nasya menutup pintu dan menguncinya.

"Mah, kok ga sopan gitu sih? Ga boleh gitu dong.."

Nasya pun menghela nafasnya, "Biarin aja Ken." Ucap Nasya, yang lalu bergegas pergi.

"Mah, are you okay?" Tanya Kenan, yang diacuhkan oleh Nasya.

Kenan pun kembali membuka pintu, dan keluar.

Pria tersebut spontan menoleh saat mendengar suara pintu kembali terbuka.

"Om.." Kenan berjalan menghampirinya, "Maafin mamah saya ya om. Mungkin mamah saya lagi capek."

"Iya tidak apa-apa, terimakasih Kenan." Jawab pria tersebut, tersenyum.

"Om mau masuk dulu? Biar minum sebentar.."

"Oh jangan Ken. Nanti mamahmu semakin marah."

Kenan pun memilih diam.

Pria tersebut pun tersenyum melihat Kenan yang masih menggunakan seragam sekolahnya, "Anak saya juga ada yang seumuran kamu loh Ken, laki-laki juga. Kapan-kapan main bersama.."

"Oh ya? Kapan-kapan ajak saja anak om ke kantor. Kalau saya lagi kesana, mungkin nanti bisa ngobrol."

"Kamu baik sekali Kenan. Anak saya pasti sangat senang berteman denganmu."

"Saya juga senang kalau mempunyai teman baru, om." Jawab Kenan, kembali tersenyum.

"Seharusnya saya memanggilmu dengan sebutan tuan muda ya, tapi.."

"Ga usah om, Kenan saja.."

"Iya Kenan. Tidak."

Kenan pun tersenyum.

"Yasudah, om Reski langsung pulang saja ya.."

"Oh iya om, hati-hati ya.."

"Iya Kenan, selamat malam."

"Malam om."

Kenan pun memerhatikan saat pria yang ternyata bernama Reski itu pun memakai helmnya, dan menaiki motornya.

Me a Di? [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang