"Who do you think is the one who makes us step.
On even our close friends to climb up? "
.
.D7ddls POV
"Apa yang akan kau lakukan?"
Gadis berambut pendek itu menatapku waspada. Kurasa ia sudah mulai berubah, sebentar lagi ia pasti akan meninggalkan fandom ini.
Aku menatapnya malas. "Menyingkirkannya."
Ia menatapku tak percaya. "Kau ingin menculiknya?"
"Kurasa itu ide bagus." Ucapku.
Gadis itu menghela napas. "Kau sudah gila."
Aku terkekeh. "Kau pikir, aku gila karena siapa?"
"Kenapa kaㅡ"
"Yoo Jin-ah! Apa sekarang kau akan berhenti, eoh?" Sentakku.
Aku menatapnya tajam. "Jadi kau ingin merestui hubungan Jungkook oppa dengan gadis itu? Kau sungguh pengkhianat."
Yoo Jin. Gadis berambut pendek itu adalah temanku. Selama ini kami melakukan hal yang sama, selalu berada disisi Bangtan, selalu menonton konser mereka, dan menjadi fan yang setia mengikuti Bangtan kemana pun mereka pergi.
Tapi kurasa, pola pikirnya kini berubah. Ia mulai menentangku.
Yoo Jin menatapku intens. "Aku tidak akan berhenti, aku akan tetap menjadi ARMY. Tapi, bukankah berlebihan jika kau akan melakukan hal itu?" Tatapannya terlihat tulus, tapi aku sangat membencinya.
Ia melanjutkan. "Seharusnya kau merelakan apa yang akan terjadi untuk kebahagiannya, bukan justru berbuat seenaknya demi ego-mu. Kita hanya seorang fan, kita tidak punya hak untuk mengatur hidupnya."
"Apa aku terlihat peduli?" Sungutku.
"Kauㅡ"
"Gadis itu memasuki gedung Bighit! Aku tidak menyukainya!" Aku berteriak padanya.
Ia terkejut dengan ucapanku.
Tatapanku terarah pada foto yang terletak diatas meja, di samping tempa berdirinya Joo Jin. Foto itu adalah bukti bahwa gadis itu memasuki gedung Bighit bersama Jungkook kemarin. "Aku harus menyingkirkannya."
Yoo Jin menggelengkan kepalanya, menatapku pasrah. "Jika memang itu rencanamu, aku tidak ikut."
Gadis itu benar-benar berubah. Ia menentang semua rencanaku, pola pikir kami ternyata sudah berbeda. Itu artinya, aku harus melakukannya sendiri.
Aku menatap Yoo Jin penuh kebencian. "Mulai sekarang, kita bukan teman. Aku tidak ingin melihat wajahmu lagi."
Gadis berambut pendek itu, aku sudah tidak membutuhkannya lagi.
Aku menyeringai. "Kau lihatlah, apa yang akan terjadi pada gadis itu sebentar lagi."
*
Ji Eun POV
Suara jalan raya yang dilintasi kendaraan terdengar begitu jelas meski kaca jendela bus tertutup rapat, hal ini disebabkan oleh hujan yang sempat mengguyur kota Seoul dan membuat jalanan menjadi basah.
Kaca di samping kananku begitu dingin dan berembun. Meskipun cuaca hari ini membuat tubuhku menggigil, bagaimana pun aku harus berangkat kerja.
Begitu hampir sampai, aku berdiri untuk menekan tombol berhenti yang menandakan bahwa ada penumpang yang akan turun di halte depan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Magic Shop
Fanfiction[180614] - [200113] Kupikir, bertemu dengan sang idola itu sebuah harapan mustahil. Mengingat latar belakang keluargaku, dan bahkan cermin pun menjadi penghalangku. Tapi siapa sangka bahwa sebuah toko misterius yang kumasuki bisa membawaku tuk berte...