"I'm ok. Everything will we ok."
.
.《🎵Play BTS - Heartbeat
(Music box ver.)》
>a/n or play on multimedia<Langit cerah, angin pagi yang berhembus pelan, juga suasana ramai dari orang sekitar. Ini adalah hari yang sudah lama kutunggu.
Hari dimana aku akan bertemu dengan Jungkook setelah sekian lama. Sekaligus hari terakhirku bersamanya.
Kudorong pintu kaca dan suara lonceng pun terdengar. Aku mengedarkan pandangan dan menemukan seorang pria yang kini tengah duduk di ujung ruangan dengan secangkir kopi di mejanya. Style yang ia kenakan begitu tertutup, tapi aku tetap mengenalinya. Pria itu, Jeon Jungkook.
Kemarin ia memintaku untuk bertemu disalah satu cafe dekat gedung Bighit. Aku memakluminya, karena sebentar lagi ia bersama member lain akan berangkat ke Amerika. Banyak yang harus ia persiapkan.
Aku berjalan menghampirinya. "Oppa, sudah lama menunggu?"
Perhatian Jungkook yang sebelumnya terfokus pada handphone, kini beralih padaku. "Sudah datang?"
Aku hanya mengangguk lalu duduk di hadapannya. Memperhatikan kedua mata bulat itu yang terus menatapku. Ia tidak mengatakan apapun, hal ini membuatku sedikit merasa canggung.
"Lama tidak bertemu, jadwal oppa sangat padat. Hari ini jadwal kalian ke Amerika, kan?" tanyaku memecah keheningan.
"Eum," jawabnya singkat.
"Pukul berapa pesawatnya berangkat?"
"Lima sore."
Aku tersenyum paksa. "Aku tidak menyangka akan bertemu di waktu yang singkat ini."
Ya, dua bulan lebih. Bagiku itu adalah waktu terasa sangat singkat. Aku ingin menghabiskan lebih banyak waktu bersamanya. Namun sudah menjadi keputusanku bahwa aku harus kembali dan memulai semuanya dari awal.
Jungkook tampak tak bersemangat, mungkin ia berlatih terlalu keras sampai kelelahan.
"Mau pesan sesuatu? Oppa terlihat sedikit pucat hari ini."
Jungkook hanya menggeleng. Benar-benar terlihat tidak seperti biasanya.
Aku hanya diam memandanginya. Berpikir kapan aku akan mengatakan perihal aku akan pergi padanya. Apa aku harus menceritakan semuanya dari awal? Atau aku harus berbohong, mengatakan kalau aku harus pergi ke suatu tempat?
Tapi jika aku berbohong, Jungkook pasti akan menungguku. Sedangkan faktanya, aku tidak akan kembali lagi. Apa aku harus mengakhiri hubungan ini?
"Oppa.." panggilku.
"Hm?"
Aku sedikit menyernyitkan dahi ketika Jungkook sedari tadi hanya menjawab singkat.
"Kau, tidak ingin mengatakan sesuatu?"
"Bukankah seharusnya kau yang mengatakannya?"
Suara Jungkook tiba-tiba terkesan dingin. Membuatku merasa seperti ada yang mengganjal.
"Ne?" beoku.
Ia melipat tangan diatas meja, tatapannya tampak begitu tajam. "Selama ini apa yang kau lakukan?"
"A-aku di rumah," jawabku yang entah kenapa menjadi gugup.
Jungkook benar-benar berbeda. Aku sedikit tersingkap ketika ia mendecih. "Jangan bercanda, kau bahkan tidak tinggal di rumahmu sendiri. Jadi, apa kau bersenang-senang?" sinisnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Magic Shop
Fanfiction[180614] - [200113] Kupikir, bertemu dengan sang idola itu sebuah harapan mustahil. Mengingat latar belakang keluargaku, dan bahkan cermin pun menjadi penghalangku. Tapi siapa sangka bahwa sebuah toko misterius yang kumasuki bisa membawaku tuk berte...