"Thank you for being in my life. Let's forget the bad and start over."
.
.1 Year later
Ags 31st, 2019Rambut yang terkucir rapi bergerak seiring dengan angin yang menerpa wajahku. Jantung memompa cukup cepat, napasku sedikit tersenggal-senggal. Kini aku tengah berlari di antara gedung-gedung yang menjulang tinggi.
Ini hari pertamaku bekerja sebagai seorang choreographer. Aku diminta oleh pelatihku sebagai penggantinya sementara ia cuti. Meski ini bukan pekerjaan tetap, tapi aku menerimanya dengan senang hati. Sebuah kesempatan langka aku bisa mendapatkan pekerjaan ini.
Namun sialnya, hari pertamaku justru kacau berantakan. Jalanan tiba-tiba macet dan mobil pun tidak bisa melintas, oleh karena itu aku memutuskan turun dari taksi dan memilih berlari agar tidak mendapat kesan pertama yang buruk.
Begitu aku berbelok ke arah kanan, manikku menemukan sebuah gedung yang tampak familiar. Langkahku memelan begitu sampai tepat di depan gedung tersebut.
Mendongak, menatap jendela gedung yang sebagian terbuka di atas sana.
"Lantai lima," ucapku pelan
Aku berjalan mendekat, tubuhku terasa bergetar begitu aku menyentuh pintu kaca. Jantungku yang sebelumnya berdetak cepat karena berlari, kini terasa berbeda. Sedikit menyakitkan.
Aku sangat gugup.
Kudorong pintu kaca perlahan dan berjalan menuju meja resepsionis.
"Annyeonghaseyo," sapaku pada seorang perempuan yang tersenyum manis ke arahku.
"Ne, annyeonghaseyo," jawabnya. "Ada yang bisa saya bantu?"
Aku sempat menggigil bibirku karena gugup sebelum berkata, "Ahh.. A-aku diminta oleh Song Jae Rin-ssi sebagai penggantinya."
"Anda Han Ji Eun-ssi?"
"Ne, ma--"
"Ji Eun noona?" panggil seseorang.
Belum selesai aku menjawab, sebuah suara membuat kalimatku tak terselesaikan.
Lantas aku menoleh ke arah pintu lift yang terbuka. Mataku membulat sempurna, kakiku refleks bergerak mundur satu langkah ketika kutemukan seorang pemuda tinggi berdiri disana. Aku menatapnya tak percaya.
Pemuda berambut hitam itu berjalan dengan kaki panjangnya ke arahku. Senyumannya tampak sama seperti dulu.
"Lama sekali aku tidak melihat noona," ucap pemuda itu ramah.
"Choi Soo Bin?" ucapku memastikan.
Matanya tampak berbinar. "Uwaa.. noona bahkan sudah tahu namaku."
Pemuda kelahiran tahun 2000 itu menatapku gembira. Hampir membuatku lupa bahwa seharusnya ia tidak mengenaliku.
"K-kau.. mengingatku?" tanyaku ragu.
Ia mengangguk begitu yakin lalu wajahnya tiba-tiba mendekatiku dan berbisik, "Kekasihnya Jungkook sunbaenim."
Seketika kalimat itu membuat tubuhku membeku di tempat.
*
Aku berdiri di tengah-tengah ruangan berhadapan dengan keempat pemuda yang menatapku antusias. Sedangkan di sampingku berdiri Soo Bin, sang leader yang sedang memperkenalkanku pada mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Magic Shop
Fanfic[180614] - [200113] Kupikir, bertemu dengan sang idola itu sebuah harapan mustahil. Mengingat latar belakang keluargaku, dan bahkan cermin pun menjadi penghalangku. Tapi siapa sangka bahwa sebuah toko misterius yang kumasuki bisa membawaku tuk berte...