"I'm sure, someone's life will never be calm after he made a big mistake."
.
.Kedua mataku membulat sempurna seiring dengan jantungku yang berdegup kencang. Aku berdiri tepat di hadapan benda persegi panjang yang menampilkan tayangan berita.
"...telah ditemukan sidik jari pada pisau yang digunakan pelaku untuk membunuh korban. Dan sudah diketahui bahwa sidik jari tersebut milik Jang Seon Gu, seorang buronan yang selama ini belum tertangkap.
"Diduga bahwa dia juga adalah pelaku pada kasus serupa sebelumnya. Melalui rekaman CCTV pada bulan Februari, ia juga sempat menabrak seorang gadis di area Stasiun Sinsa exit 6. Hingga saat ini..."
"Ji Eun-ah, minggir dari sana. Kau menghalangi televisinya!"
Aku menatap penuh kebencian pada layar televisi ketika wajah seseorang yang telah membunuh keluargaku ditampilkan.
Ku abaikan Yoo Jin yang protes menyuruhku minggir. Kedua tanganku terkepal kuat, ingin rasanya aku memukul layar televisi.
Penjahat itu, usianya masih sekitar dua puluh tujuh tahun, namun perbuatannya sungguh mengerikan. Seharusnya diusia seperti ini ia bekerja dengan baik untuk masa depan ketika ia menikah nanti.
"Ji Eun-ah, Jangan berdiri di sana! Cepat minggir atau ku-"
"Sudah kuduga kalau pelakunya adalah orang yang menabrak Ji Eun dulu," sahut Hye Ra tiba-tiba.
"Huh?"
"Dulu ketika pertama kali bertemu dengan Ji Eun, saat itu aku sedang membantu menyelamatkannya karena tertabrak mobil."
"Jinjja?!" pekik Yoo Jin tak percaya.
Kini aku menoleh dan berjalan menghampiri Hye Ra dan Yoo Jin, lalu ikut duduk bersama mereka di karpet.
"Ceritakan padaku dari mana Ji Eun muncul," pinta Yoo Jin.
Kedua gadis di hadapanku ini sangat berisik. Tapi setidaknya, aku mendapat sedikit hiburan dari mereka.
Hye Ra menatapku sekilas, aku menggelengkan kepalaku pelan sembari memberi tatapan, 'Jangan ceritakan itu padanya'.
Namun gadis itu justru mengendikkan bahunya. "Sebenarnya saat itu semua orang tidak ada yang tahu bagaimana detailnya, hanya tiba-tiba terdengar suara rem mobil begitu saja. Dan begitu mobil itu melarikan diri, kami baru melihat kalau ada seorang gadis yang tertabrak."
Aku menghela napas lega ketika Hye Ra hanya menceritakan kecelakaan itu saja.
Yoo Jin mengerutkan dahinya."Itu aneh, bagaimana bisa semua orang tidak melihatnya? Lalu bagaimana dengan rekaman CCTV-nya?"
"CCTV-nya sempat tidak berfungsi selama beberapa menit, dan kembali aktif ketika mobil itu mulai melarikan diri. Oleh karena itu, tidak ada yang tahu dari arah mana Ji Eun muncul," jelas Hye Ra.
Aku tertawa dalam hati. Magic Shop itu sudah merencanakan semuanya.
Namun, tiba-tiba Yoo Jin menoleh padaku. "Bagaimana kau bisa tertabrak?" tanyanya.
"Eum.." Aku menggigit bibirku gugup, karena sejujurnya aku sendiri juga tidak tahu. Tidak mungkin kan, kalau kukatakan, "Aku memasuki toko aneh, minum secangkir kopi, lalu tertabrak begitu saja."
Gadis itu akan mengira kalau aku tidak waras. Karena ia bukanlah tipe orang yang mudah percaya begitu saja. Yoo Jin tidak seperti Hye Ra.
Hye Ra percaya dengan keajaiban. Oleh karena itu aku berani menceritakan semua padanya. Kupikir saat itu ia akan menganggapku mengkhayal, tapi ternyata ia benar-benar percaya padaku.

KAMU SEDANG MEMBACA
Magic Shop
Фанфик[180614] - [200113] Kupikir, bertemu dengan sang idola itu sebuah harapan mustahil. Mengingat latar belakang keluargaku, dan bahkan cermin pun menjadi penghalangku. Tapi siapa sangka bahwa sebuah toko misterius yang kumasuki bisa membawaku tuk berte...