"No matter how bad our parents, we can't hate them."
.
.Aku berjalan keluar dari kamar mandi senang perasaan senang. Semalam benar-benar hari yang paling membahagiakan selama hidupku.
Jungkook mengantarku pulang tepat sebelum jam sepuluh malam, seperti janjinya pada ibuku. Tapi, malam itu ibu tidak terlihat senang meski kubawakan banyak oleh-oleh.
Setelah selesai berpakaian, aku segera keluar dari kamar dan menuju dapur. Kutemukan ibu yang tengah sarapan bersama Ga Eun.
"Annyeong," sapaku.
"Ne annyeong, Eonni," jawab Ga Eun.
Aku segera duduk di sampingnya sembari mengacak-acak rambut panjang adikku dengan gemas. "Kau berangkat sekolah dengan siapa?"
"Dengan temanku. Ia akan datang sebentar lagi."
Aku memasang ekspresi kecewa. "Tadinya kalau kau sendirian, eonni ingin mengantarmu."
Kulihat kedua matanya yang membulat. "Kenapa eonni tidak bilang dari kemarin? Padahal aku sangat ingin pergi ke sekolah bersama eonni."
Aku tersenyum kecut. Sama seperti di kehidupanku sebelumnya, aku tidak pernah mengantar Ga Eun ke sekolahnya sama sekali.
Sebenci itukah aku pada adikku sendiri?
"Kalau begitu, besok biar eonni yang mengantarmu ke sekolah."
Bola matanya berbinar. "Janji?" Ia menunjukkan jari kelingkingnya.
Aku mengangguk dan mengaitkan jari kelingkingku dengannya. "Janji."
Aku segera memakan hidangan yang sudah tersaji di hadapanku. Sesekali aku sengaja menambahkan sayur pada mangkuk Ga Eun hingga membuat gadis kecil itu melayangkan protes padaku.
"Memangnya kau tahu dimana Ga Eun bersekolah?" Suara ibu membuatku terkejut.
Tidak. Tentu saja aku tidak tahu.
Mana mungkin aku mengetahuinya jika aku sendiri baru muncul di tempat ini dengan kehidupan yang berbeda dibanding sebelumnya.
Tapi jika aku pergi bersama Ga Eun, aku akan tahu di mana ia bersekolah, bukan?
Aku memaksakan senyumku. "Aku tahu."
Ibu mendengus. "Bahkan dulu letak kamarmu saja, kau tidak tahu."
Aku membulatkan mataku. Ucapan ibu seolah mengetahui apa yang sebenarnya terjadi padaku.
"Apa maksud Eomma?" tanyaku.
Ibu mengendikkan bahunya. "Eomma hanya berpikir kau sedikit hilang ingatan karena kecelakaan dulu."
Aku menghela napas lega. Setidaknya ibu tidak memikirkan sesuatu yang aneh tentangku.
"Hari ini kau jangan pergi ke luar rumah," ucap ibu padaku.
"Memangnya kenapa?" Kali ini Ga Eun yang bertanya.
"Ada buronan yang sedang berkeliaran saat ini. Kemarin ia kembali mencuri dan membunuh seseorang," ujar ibu.
Buronan? Tunggu.
Jangan bilang bahwa, buronan itu adalah orang yang sama seperti yang dikatakan Hye Ra dulu. Apa buronan itu adalah orang yang telah menabrakku?
"Kau mendengarkan Eomma?"
Aku meletakkan sumpitku sedikit kasar. Kutatap ibu tak percaya. "Jika aku tidak diizinkan pergi keluar rumah, lalu kenapa Eomma membiarkan Ga Eun berangkat sekolah hanya bersama temannya? Ia bisa saja dalam bahaya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Magic Shop
Fanfiction[180614] - [200113] Kupikir, bertemu dengan sang idola itu sebuah harapan mustahil. Mengingat latar belakang keluargaku, dan bahkan cermin pun menjadi penghalangku. Tapi siapa sangka bahwa sebuah toko misterius yang kumasuki bisa membawaku tuk berte...