"We never know how a person lives. including myself."
.
.Aku duduk di ranjang milik Hye Ra sembari menatap jendela dengan cemas. Di luar sana hujan sudah mulai mereda, langit pun sudah gelap. Sudah berjam-jam aku berada di sini.
Tapi, entah kenapa firasatku tidak enak. Pikiranku seakan kacau, kupikir ini karena aku membuat kesalahan pada ibu tadi pagi.
"Minumlah."
Aku menoleh, kutemukan Hye Ra yang duduk di sampingku sembari menyodorkan secangkir teh hangat.
Aku menerimanya. "Gomawo."
Ia menatapku khawatir. "Kau baik-baik saja? Wajahmu pucat."
"Aku baik-baik saja. Hanya saja, aku merasa aneh. Aku ingin pulang"
Aku sempat menghubungi ibu beberapa kali, namun nomornya tidak aktif. Dan sialnya, di percobaan terakhir handphone-ku mati karena kehabisan baterai. Aku takut jika terjadi sesuatu di rumah.
"Kukira kau akan menginap disini."
"Mianhae, aku berubah pikiran. Kupikir aku harus menyelesaikan sesuatu di rumah," ucapku menyesal.
Hye Ra mengangguk, lalu ia menatap jendela. "Di luar masih gerimis, jangan pergi sendirian. Bagaimana jika kau hubungi Jungkook oppa?"
Aku mendesis. "Handphone-ku mati."
"Aku masih menyimpan nomornya," sahut Hye Ra. Ia bergerak ke arah nakas dan mengambil benda pipih berwarna hitam. Ia melanjutkan, "Biar aku yang menghubunginya."
Aku hanya mengangguk pasrah.
Yang kuinginkan saat ini adalah, pulang. Aku benar-benar gadis tidak tahu diri dan egois, seharusnya aku tidak berperilaku seperti itu pada ibu.
Setelah ini aku harus meminta maaf padanya.
"Jungkook oppa bilang, ia akan datang. Aku sudah mengirimkan lokasinya, jadi tunggu sebentar," ucap Hye Ra.
Malam ini tiba-tiba tubuhku terasa lemas, aku tidak mungkin telat makan karena Hye Ra selalu mengajakku makan tepat waktu.
Ia adalah teman yang baik, aku jadi merepotkannya selama seharian ini. Selain menumpang tempat tinggal, aku juga menumpang makan. Tapi ia terus mengatakan kalau aku tidak merepotkannya, ia justru sangat bersemangat.
Setelah beberapa menit menunggu, handphone Hye Ra kembali berbunyi. Ia bilang kalau Jungkook sudah datang.
Aku segera mengambil barang-barangku dan keluar rumah bersama Hye Ra, aku berpamitan dan mengucapkan terima kasih padanya.
Kulihat Jungkook yang berlari ke arahku sembari mengangkat jaket miliknya untuk melindungi diri dari hujan. Lalu ia mengajakku ke mobilnya dengan posisi yang sama.
Saat ini hanya hujan gerimis, tapi Jungkook bertingkah seakan air hujan yang turun akan membuat tubuh kami basah kuyub seketika. Berlebihan, kan?
Begitu aku masuk ke dalam mobil, tubuhku langsung terasa hangat. Ia pasti menyalakan penghangat mobilnya.
Lalu setelah ia masuk, Jungkook segera menyalakan mobilnya. Aku sempat melambaikan tangan pada Hye Ra sebelum mobil melaju. Gadis itu membalas lambaianku.
Perlahan mobil Jungkook mulai keluar dari area perumahan Hye Ra. Karena hujan, jalanan jadi terlihat sepi.
"Gomawo, kau sudah datang menjemputku. Kau pasti sangat sibuk," ucapku sembari menatap wajah Jungkook yang fokus menyetir.
KAMU SEDANG MEMBACA
Magic Shop
Fanfiction[180614] - [200113] Kupikir, bertemu dengan sang idola itu sebuah harapan mustahil. Mengingat latar belakang keluargaku, dan bahkan cermin pun menjadi penghalangku. Tapi siapa sangka bahwa sebuah toko misterius yang kumasuki bisa membawaku tuk berte...