"Maybe I should stop and start to confessing."
-Taehyung-.
.Tangan gadis itu bergerak. Membalik lembaran kertas yang berisi tulisan di buku berwarna merah muda yang begitu penting untuknya.
Kedua alisnya menurun ketika menyadari bahwa setelah tanggal hari ini, tidak ada tulisan berisi kejadian yang mungkin akan terjadi setelahnya. Prasangka buruk kembali menghampirinya.
"Kenapa hanya sampai hari ini?" Ucapnya pada diri sendiri.
Ia sibuk mencari tulisan lain namun, tidak ada satu pun yang tertulis pada bukunya. Yang ada, justru hanya beberapa saran yang harus ia lakukan dihari selanjutnya. Tidak ada kejadian yang ditulis lagi.
Perlahan senyumnya terulas. "Apa setelah ini aku aman?"
Rasa lega menghampiri dirinya hingga suara handphone berdering, membuat atensinya teralih. Sebuah akun ber-username lucu mengiriminya pesan.
Tanie: Kau sibuk?
Jieun02: Ani. Waeyo?
Tanie: Aku bosan. Temani aku jalan-jalan, oke?
Gadis itu sedikit merasa khawatir untuk menerima ajakannya, hari sudah pukul empat dan beberapa jam lagi langit sudah mulai gelap. Begitu ia mengetik pesan balasan, namun sebuah pesan kembali masuk.
Tanie: Aku tidak terima penolakan. 15 menit lagi aku sampai rumahmu.
Ji Eun menepuk dahinya sendiri begitu membaca isi pesan tersebut. Jika sudah begini, terpaksa ia harus bergegas.
Ia sibuk berganti pakaian sambil menggerutu karena Taehyung sudah seenaknya begitu saja. Ditambah waktu yang begitu singkat, ia jadi harus terburu-buru.
Tepat saat ia selesai, suara handphone kembali terdengar namun dengan nada yang berbeda, kali ini Taehyung menghubunginya. Ia segera mengangkatnya. "Yeobeoseㅡ"
"Palli! Cepat buka pintunya, kakikuㅡ argh, kakiku!" Sambar Taehyung yang membuatnya menjauhkan handphone-nya dari telinga.
Ia tahu kalau Taehyung hanya mendramatisir keadaan, untung saja gadis itu memiliki kesabaran lebih, jika tidak mungkin saja ia sudah menghampiri pria disebrang sana lalu melemparnya dengan slipper bergambar Tata.
Ji Eun berjalan dengan langkah selebar mungkin ke arah pintu utama tanpa mematikan sambungan telponnya. Begitu ia membuka pintu, terlihatlah wajah Taehyung yang dengan polosnya tersenyum begitu lebar tanpa rasa bersalah sedikitpun.
Pria itu menaik turunkan alisnya. "Apa kabar?"
Ji Eun mematikan sambungannya sembari menghela napas. "Bel di rumah ini tidak rusak, kenapa kau malah menelponku?"
"Karena aku ingin." Jawab Taehyung.
Ok. Ia sedikit menyebalkan. Ji Eun kembali masuk ke dalam untuk mengambil tasnya.
Begitu selesai, ia kembali dan menemukan Taehyung tengah memasang wajah aegyo-nya. "Kau marah, ya?"
"Tidak."
"Lalu kenapa wajahmu ditekuk seperti itu?"
"Wajahku bukan kertas yang bisa ditekuk begitu saja. Lihat, wajahku tetap seperti ini." Ucapnya sambil menepuk-nepuk pipinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Magic Shop
Fanfiction[180614] - [200113] Kupikir, bertemu dengan sang idola itu sebuah harapan mustahil. Mengingat latar belakang keluargaku, dan bahkan cermin pun menjadi penghalangku. Tapi siapa sangka bahwa sebuah toko misterius yang kumasuki bisa membawaku tuk berte...