"You are the one who make me strong."
.
.Aku menatap kepergian mobil yang kini mulai hilang dari pandanganku. Taehyung dan managernya mengantarku pulang setelah membawaku ke rumah sakit.
Mereka menjelaskan apa yang terjadi pada ibuku, dan aku bersyukur karena masalah ini ternyata cepat selesai. Lagi pula aku ikut memberikan penjelasan pada ibu kalau sebenarnya aku yang bersalah.
Langit hari ini sudah mulai gelap, mengingat pada pukul lima sore tadi aku meninggalkan restoran. Semoga saja setelah aku pergi, restoran tidak terlalu ramai. Bukan karena aku tidak suka jika restoran bibi Yoon banyak pelanggan, melainkan karena aku kasihan pada wanita itu. Aku takut ia terlalu kelelahan.
Bibi Yoon pernah bercerita padaku kalau ia mempunyai seorang putra yang sedang kuliah di luar negeri. Bibi sangat ingin anaknya kelak bisa menjadi orang sukses yang akan membantu kehidupannya dimasa depan. Jujur, aku jadi sedih saat mendengar cerita bibi. Aku juga ingin menjadi anak yang sukses dan berbakti pada ayah dan ibuku. Namun sekarang berbeda, ayah sudah tiada. Ibu bekerja sekuat tenaga sendirian untuk menghidupiku dan Ga Eun. Dan aku berjanji, aku akan bekerja keras untuk membantu ibu dan ikut membesarkan Ga Eun.
"Eonni. Ayo, masuk." Ujung bajuku di tarik oleh Ga Eun yang berdiri disampingku.
Aku menatapnya gemas. "Kenapa kau cepat sekali tinggi, eoh? Kau kelas berapa sekarang?"
Aku merasa gadis di sampingku ini sudah mulai memanjangkan tubuhnya, gadis itu sudah hampir setinggi dadaku sekarang. Tapi mengingat kelakuannya yang pernah merobek albumku, membuatku agak sedikit kesal.
"Jadi eonni tidak tahu aku kini kelas berapa? Eonni benar-benar menyebalkan." Gadis itu sempat memukul bokongku sebelum pergi meninggalkanku.
Aku menatapnya tak percaya. "Ya. Apa-apaan kau?"
Aku pun memutuskan untuk masuk. Tapi begitu ku berjalan, aku merasa ada seseorang yang kini sedang memperhatikanku. Ku lihat keadaan sekitar, namun aku tidak menemukan siapa pun. Ku rasa ini hanya imajinasiku saja.
Ku tutup pintu gerbang yang tingginya melampaui tubuhku. Lalu segera masuk ke rumah dengan langkah yang sedikit terseret.
*
10 April 2018
Sebuah kode yang tertulis adalah huruf alfabet yang dibaliknya merupakan huruf hangul.
Aku mengerutkan dahiku ketika membaca buku aneh itu. Benar-benar mengasah otak, tapi ini sedikit seru juga. Dan yang membuatku heran adalah, kenapa dulu aku takut ketika hendak membuka atau bahkan hanya melihat buku ini? Aku menyesalinya.
Aku teringat, aku sempat diberikan surat oleh Bibi Yoon dari sasaeng yang membuat kakiku terluka seperti ini. Aku segera turun dari ranjang, mengambil surat itu disaku celana yang ku gantung. Lalu kembali ke posisi semula.
Aku membuka amplopnya. Yang terpikirkan olehku adalah, kenapa jika ingin meneror harus memakai amplop secantik ini? Terbuang sia-sia jadinya.
Ku buka selembar kertas yang dilipat, lalu aku segera membaca isinya.
Aku tahu dimana tempatmu bekerja.
Cukup mudah bagiku untuk mengetahui hal itu.
Dan ku harap kau waspada, karena ada saatnya dimana aku akan menyerangmu.
Merebut kebahagiaanmu.-D7ddls-
Lagi-lagi seperti ini. Setelah memberiku pecahan kaca, menggangguku saat tidur, dan kini surat ancaman yang lebih mengerikan dari sebelumnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Magic Shop
Fanfic[180614] - [200113] Kupikir, bertemu dengan sang idola itu sebuah harapan mustahil. Mengingat latar belakang keluargaku, dan bahkan cermin pun menjadi penghalangku. Tapi siapa sangka bahwa sebuah toko misterius yang kumasuki bisa membawaku tuk berte...