"You're the sun that rose again in my life.
That second coming of my youthful dreams".
.
.Hari ini aku dan Hye Ra berencana untuk bertemu. Disini, aku duduk disalah satu kursi sembari memandang keluar jendela.
Pemandangannya sangat bagus, bahkan cafe yang sederhana ini pun terlihat indah dan nyaman. Hye Ra benar-benar pintar memilih tempat.
Dan bagaimana aku bisa ada disini? Tentu saja menggunakan GPS.
Meskipun hari sudah petang, namun di luar sana banyak kendaraan yang berlalu lalang. Lalu ada sebuah bus berwarna hijau berhenti tepat disamping cafe, beberapa menit kemudian bus itu pun kembali melaju.
Ku lihat Hye Ra yang kini berjalan dari halte menuju ke arah cafe ini.
Dia orang kaya, namun dia tidak menggunakan kendaraan pribadi.
Begitu ia memasuki cafe, aku mengangkat tanganku agar dia bisa menemukan keberadaanku. Dan benar saja, ia kini sedang tersenyum lebar ke arahku.
Hye Ra tiba dan duduk di hadapanku. "Aku tidak terlambat, kan?" Ia menunjukkan cengirannya.
"Sama sekali tidak," ujarku.
Ia tertawa. "Kalau begitu kau mau pesan apa? Akan aku pesankan."
"Eum.. terserah kau saja, aku hanya ingin minum."
Jujur. Sebenarnya aku suka semua makanan di dunia ini. Aku hanya tidak suka daging yang masih mentah. Tapi saat ini, rasa hausku mengalahkan rasa laparku.
Ia menjentikkan jarinya. "Geurae. Akan aku pesankan minuman favorite-ku, aku yakin kau akan menyukainya." (Baiklah)
Hye Ra lalu pergi untuk memesan minuman. Lalu beberapa menit kemudian ia kembali dengan pesanannya.
Begitu ia duduk di hadapanku, ia menyodorkan salah satu minumannya. "Ini, cobalah."
Tanpa berpikir panjang, aku langsung meminumnya begitu saja. Namun rasanya aneh, seperti santan.
"Eumph.. rasanyaㅡ" Wajahku langsung menunjukkan ekspresi yang aku yakini bahwa ini adalah ekspresi yang paling aneh.
Begitu Hye Ra melihatku, ia langsung tertawa terbahak-bahak sambil menunjuk wajahku. Bahkan ia tidak sadar bahwa kini kami menjadi pusat perhatian seluruh cafe.
Dan ketika ia menyadarinya, Hye Ra berhenti tertawa lalu membungkuk kepada pengunjung untuk meminta maaf, meskipun sesekali bibirnya bergetar menahan tawa. "Ya. Kau harus mengaduknya terlebih dahulu."
Ia menarik gelas plastikku, mengaduknya. Lalu kembali menyodorkannya padaku. "Ini. Sekarang cobalah."
Aku kembali menyedot minuman ini secara perlahan, berjaga-jaga jika nanti bisa saja rasanya semakin aneh.
Namun begitu sampai dimulutku, rasanya berbeda, ini rasa perpaduan antara kelapa dan kopi. Ini sangat enak. "Uwaa.. rasanya enak sekali. Ini apa namanya?"
Ia tertawa. "Coconut latte. Kau belum pernah mencobanya?"
"Belum sama sekali. Aku jarang pergi ke cafe, dan sekalipun aku ke cafe, aku lebih sering memesan vanila latte. Lagipula aku hanya anak rumahan yang sibuk ber-fangirl ria." Ujarku percaya diri.
Hye Ra menatapku takjub. "Jinjja? Aku juga lebih sering menghabiskan waktuku di rumah, tapi aku memiliki pekerjaan misterius. Oh iya, apa kau suka minumannya?" (Benarkah?)

KAMU SEDANG MEMBACA
Magic Shop
أدب الهواة[180614] - [200113] Kupikir, bertemu dengan sang idola itu sebuah harapan mustahil. Mengingat latar belakang keluargaku, dan bahkan cermin pun menjadi penghalangku. Tapi siapa sangka bahwa sebuah toko misterius yang kumasuki bisa membawaku tuk berte...