Bagian 5

164 25 3
                                    

Tak lama setelah Yebin menyentuh tempat duduk. Bibi Oh kembali ke ruang makan,
"Tuan Muda Kang Jaehyun sudah datang."

'Si keparat Kang Jaehyun.' Batin Yebin marah.

Pria muda dan tampan itu mengenakan jas tartan berwarna biru dongker. Di lengannya ia menggandeng seorang perempuan muda..

Mata Yebin terbelalak.

'Kim Minkyung?!'

Waktu seperti berhenti. Minkyung punya andil besar dalam drama kehidupannya, tapi jauh didalam hati Yebin.. ia bahkan tidak bisa menyalahkan Minkyung. Sosoknya berada di sana, di kenangannya, tersimpan rapih.. hingga malam ini, seolah badai mendobrak pintu pertahanannya dan Kim Minkyung kembali ke realita. Ia tidak membeci Minkyung, tapi perempuan itu telah menjadi orang yang paling ingin ia lupakan. Terlalu berat mengingatnya, dulu ia masih terlalu muda dan sangat terluka.

Balutan dress off shoulder satin selutut berwarna hijau tua yang senada dengan warna dasi Jaehyun membuat mereka berdua terlihat serasi. Dan itu membuat Yebin marah. Rambutnya yang tersibak di bahu kanan membuat siapapun dapat melihat leher jenjangnya. Yebin terkesima pada hal sekecil menyibakkan rambut dapat membuat side profile Minkyung semakin sempurna.

She ages like a fine wine.

Isi perut Yebin terasa sungsang, ia meminum segelas penuh air putih dengan segera. Gelagat itu disadari oleh Minhyuk. Ini akan menjadi malam yang panjang bagi Yebin batin Minhyuk. Minhyuk masih melihat bagaimana adiknya itu tidak mengalihkan pandangan matanya dari Minkyung sekalipun saat ia meminum segelas penuh air putih.

"Ommoni, Sudah lama sekali." Minkyung memeluk ibu, disambut dengan senyum lebar.

Suaranya. Membuat seisi tubuh Yebin menggila.

'Ommoni? Mereka sedekat itu? Kim Minkyung dengan Nyonya Kang?' Hal seperti itu membuat Yebin marah, 'Nyonya Kang, dia si pengirim surat itu.'

Bukan hanya Minhyuk, Gyuri menyadari sesuatu saat Yebin meminum segelas penuh air putih dengan terburu-buru. Ia berbisik pelan pada Yebin,
"Kamu haus banget ya? Nggak papa kan?" Lalu ia merasakan Gyuri meraih tangan kanannya. Genggaman tangan Gyuri membawa sense nya kembali. Sekali lagi, gadis di sampingnya meredam kegelisahan, kemarahan sekaligus perasaan Yebin yang belingsatan.

Bagi Yebin, Kim Minkyung adalah kelemahannya. Jika malam ini ia datang sendirian, siapa yang akan jadi imunnya?

"Aku cuma haus, aku nggak papa." Yebin berbisik balik sambil tersenyum pada Gyuri. Namun, genggaman Yebin semakin erat pada tangan Gyuri dan itu hampir menyakiti Gyuri.

"Kamu bikin tanganku sakit." Bisiknya lagi. Lalu Yebin segera mengendurkan genggamannya.

"Aboji, saya harap Anda selalu sehat." Ujar Minkyung sembari memberikan bingkisan yang diketahui berisi minuman herbal itu.

"Aigoo, Minkyung-ssi terimakasih sekali. Aku akan meminumnya. Kau repot-repot sekali, tidak seperti orang itu yang bahkan tidak pernah menjengukku." Oh yang benar saja? Ayah sedang membuat makan malam ini menjadi menarik.

Yebin menghela nafas,
"Aku? Tuan Kang, aku sudah lama keluar dari rumah ini. Ingat, kalian yang menendangku dari rumah ini. Lalu Anda berharap kalau aku menjadi lebih perhatian, Tuan Kang?" Mata Yebin memandang mata Ayahnya, Ibunya dan Jaehyun satu persatu.

"Kang Yebin!" Minhyuk mencoba menenangkan keadaannya. Ia memberi gestur pada Yebin untuk lebih tenang.

Jelas, hal itu membuat makan malam ini sangat berantakan. Terutama untuk Yebin, berada di rumah ini adalah hal yang menyiksa, ditambah Kim Minkyung, rasanya seperti tercekik.

A | Rore • MinkyebinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang