Pagi ini terasa seperti biasanya. Tapi Yebin mulai mencari-cari sesuatu di ranjang dengan mata terpejam.
Kosong.
Ia mengerjapkan matanya. Mendapati dirinya tidur sendirian.
Kepalanya terasa berat. Matanya begitu pedih, saat berjalan keluar kamarnya ia mendapati Siyeon sedang berdiri di depan kulkas dan meminum jus jeruk.
"Kau tidak pergi? Hari Sabtu biasanya kau pulang ke rumah orangtuamu bukan?"
Siyeon menghampiri Yebin dan langsung memeluknya.
"Orangtuaku sedang berlibur ke Jeju. Lagian, kau harus ada yang menemani."
Dia memang lebih muda dari Yebin, tapi Yebin selalu merasa memiliki unnie di rumah ini. Yebin tersenyum, matanya semakin menghilang saat tersenyum karena sembab.
"Bisa ya kau manis seperti ini." Minimal Yebin tertawa. Siyeon selalu terlihat seperti siap mendengarkan keluh kesah Yebin kapan saja.
Sambil menuangkan segelas espresso dari mesin pembuat kopi untuk Yebin, ia mengelus pelan lengan Yebin.
"Yakin mau diem aja? Semalam kau terlihat sangat buruk saat kembali pulang. Sangat buruk." Ia duduk di seberang Yebin seraya mendorong cangkir kopi itu kedepan.
"Kami putus. Aku dan Gyuri." mendengar itu, Siyeon lebih memperhatikan ucapan Yebin. Seperti yang ia kira, apa yang keluar dari mulut Yebin pasti sangat buruk. Terakhir ia ingat, saat Yebin bertengkar dengan Gyuri, ia tidak seberantakan semalam.
"Kau bisa mengatasinya? maksudku, apa kau sudah bisa melepasnya?"
Yebin tertawa, Siyeon memang baik, tapi anak serius itu selalu to the point.
"Belum. Bahkan aku masih mencarinya saat baru bangun tadi."
Siyeon memasang wajah penasarannya, seperti setiap saat mereka membicarakan masalah Yebin yang perlu ia tangani secara hukum.
"Kau selingkuh ya?"
Yebin tau Siyeon itu pintar, tapi ia tidak mengerti bagaimana bisa ia se sensitif itu?
"Kau hanya menebak?" Yebin meminum kopinya.
Siyeon tertawa. Ia seperti telah menemukan suatu jawaban dari ucapan Yebin.
"Sebenarnya aku tidak ingin memikirkan hal itu. Kau ingat gugatan penganiayaannya Jaehyun?" Pertanyaan Siyeon dijawab anggukan Yebin.
"Kau di Ganghwa kan? Karena kau tidak bisa dihubungi, aku menelfon pengurus vilamu, aku yakin kau di sana. Dia bilang kau menyuruhnya pulang saat datang bersama seorang perempuan. "
Yebin ternganga.
"Saat aku tanya apakah itu teman penyanyi yang sering dibawamu.. Pak Gi bilang bukan. Lalu, Ganghwa huh? Tempat pribadimu, kau ke sana untuk menenangkan diri, party, sangat private. Jika itu bukan Gyuri, perempuan mana lagi? Kalian hanya berdua."
Siyeon selalu membuatnya tertegun. Tidak salah kalau dia adalah pengacara yang Yebin pilih. Yebin tidak merespon ucapan Siyeon, jadi Siyeon melanjutkan pembicaraannya.
"Kau tidak bilang apapun padaku. Lalu aku diam saja. Aku anggap itu sebagai rahasiamu. Dan pastinya perempuan itu bukan Sekretarismu, Seoye. Dia orang yang menghubungiku, juga dia yang menemuiku saat sampai di kantormu. Jadi dia tidak bersamamu. "
Yebin tepuk tangan dengan wajah tertegun dengan analisis Siyeon. Siyeon tertawa melihat perempuan yang lebih tua itu.
"Kim Minkyung, aku kesana bersamanya. Dan kau benar, itu menjadi alasan utama Gyuri menyudahi hubungan kami."
"Tunggu. tunggu. Kim Minkyung? yang mana? Yang satu sekolah dengan kita di Hakjung? Yang kekasihnya Jaehyun?"
Yebin mengangguk dibalas dengan Siyeon yang terkejut.
"Kami berpacaran saat SMA. "
Siyeon menganga tak percaya.
"Astaga, hampir 7 tahun berlalu setelah SMA. Aku tidak tau soal ini? Apa semua orang di sekolah tau soal itu?"
Yebin menggeleng.
"Tidak mungkin aku terang-terangan mengencaninya. Kau ingat betapa populernya Minkyung di sekolah? Aku tidak sanggup mengatasi itu bila semua orang tau."
"Gyuri pasti belum tau apapun soal itu ya? Sampai kemarin? Aku mengenalmu Kang Yebin. Kau dan sikap tertutupmu kepada Gyuri. Aku heran, kalian terlihat begitu dekat seperti sangat memahami satu sama lain. Tapi kau menyembunyikan banyak hal kepadanya."
Yebin terdiam, ia berkali-kali memikirkan ucapan Siyeon. Benar, ada apa dengan dirinya selama ini?
"Banyak hal yang aku tidak ingin Gyuri tau. Aku takut ia merubah padangannya tentangku bila tau semuanya."
Siyeon menyadari bahwa Yebin terdiam dan sedikit merenung.
Hingga, pukulan di lengannya menyadarkan Yebin."Yak! Semangat, buat apa sedih? Kau putus dengan pacar idolmu untuk berkencan dengan selingkuhan idolmu? yang benar saja kalau kau punya waktu bersedih."
Yang benar saja Park Siyeon, caranya menghibur Yebin memang sangat aneh. Tapi itu membuat Yebin tertampar,
Aku pecundangnya, kenapa aku harus bersedih? aku bukan korban. Aku yang melakukan ini semua.
"Aku akan pergi sebentar, ada yang harus aku urus."
Yebin berencana untuk menemui Minkyung, ia masih berfikiran bahwa ada campur tangan Minkyung dibalik foto-foto mereka bisa sampai ke tangan Gyuri. Selain itu, barang-barang yang Gyuri kembalikan ke loker umum di taman Deokseodang. Hah. Hari Sabtu pertamanya tanpa Gyuri, bukan karena mereka sibuk tapi memang sudah tidak ada Gyuri di kehidupannya.
Kembali, Yebin mengecek ponselnya. Tidak ada satu pesan atau telfon.
Guyuran air dingin pada tubuhnya sedikit menyengarkan. Setidaknya isi kepala Yebin jadi lebih dingin dan perasaannya agak tenang. Yebin rasa, semuanya sekarang sedang menjadi runyam, hubungannya dengan Gyuri, dengan Minkyung, pekerjaannya.
Hari sudah siang rupanya, Yebin sambil membawa clutch hitam dan kemeja santai pergi berlalu keluar kamar.
"Makan dulu. Aku hangatkan kimbab pemberian semalam."
Park Siyeon bisa-bisanya memberiku makan dengan pemberian Gyuri. Apa dia memang se aneh itu anaknya? Tidak punya sense.
"Pemberian Gyuri? kau tidak memikirkan perasaanku?" Yebin menggerutu sambil meminum air dingin lalu menjejalkan sepotong kimbab dengan marah.
"Hah? Apa hubungannya dengan perasaanmu? Aku malas masak dan pesan makanan, lagian ini masih banyak. Kau mau makan atau tidak? Jika tidak biar aku saja yang makan!"
Yebin menyeringai, ia tetap memakannya karena lapar. Menangis semalaman benar-benar menguras energinya.
Siyeon sambil mengganti- ganti saluran TV, terus menggerutu karena Yebin akhirnya ikut makan padahal ia banyak protes. Dengan suasana hati Yebin yang sedang buruk, apa yang dilakukan Siyeon sangatlah menyebalkan.
"Park Siyeon, kalau kau ganti saluran tvnya lagi aku bersump-"
(Beralih ke dunia entertainment, Pristin, girlgroup besutan Pledis Entertainment ditinggalkan Leadernya. Kontrak Kim RoA yang habis pada hari ini tidak diperpanjang. Masih belum diketahui bagaimana formasi akhir Pristin, tapi sudah dipastikan oleh staff bahwa Kim RoA akan hengkang dari group yang sudah 7 tahun dipimpinnya itu)
Mereka berdua terkejut, dengan mulut menganga yang penuh kimbab. Keduanya mencoba mencerna berita yang baru saja mereka dengar. Kini saluran tersebut menyiarkan press rilis pledis entertainment.
"K-kau tau soal ini?" Tanya Siyeon sambil berusaha menelan kimbabnya.
"Aku harus segera pergi. " Dengan tergesa Yebin meninggalkan Siyeon.
Apalagi ini?

KAMU SEDANG MEMBACA
A | Rore • Minkyebin
FanficHarta, Tahta, RoA - Sequel dari Superior You Baca: https://my.w.tt/vcFoJ7G3BS