Dengan kaos putih kasual, ripped jeans, dan sepatu vans hitam serta topi yang berwarna senada, Yebin melemparkan tubuhnya ke dalam mobil Hyundai Genesis G70 berwarna abu tua itu.
Minkyung menyambutnya dengan pelukan.
"Kamu hobi banget ngasih surprise." Yebin mencium pipi Minkyung sambil tersenyum lebar. Ia menyambutnya dengan dekapan ringan pada tubuh Yebin.
"Kamu ya! jail banget." Mata Minkyung memicing sambil mencoba mengerucutkan bibirnya. Yebin menyambut tingkahnya dengan tawa renyah.
"Cemburu ya?" ledek Yebin seraya Minkyung mulai membawa mereka keluar dari gedung apartemen Yebin.
Lalu, ia merasakan tangan kanan Minkyung menggenggam tangan kirinya. Ia mencium ringan punggung tangan Yebin.
Dan, perilakunya lagi-lagi membuat Yebin terpana. Ia menggenggam tangan Yebin sambil fokus menyetir dengan tangan kirinya.
Minkyung Unnie!
Perasaannya selalu berdebar bila bersama Minkyung. Yebin menghabiskan waktunya memandangi Minkyung yang sangat keren dengan jaket denimnya itu.
"Kamu cocok pakai rambut pendek. Aku suka." gumam Yebin yang membuat Minkyung tersenyum kecil.
Ia bisa merasakan belaian kecil dari jari-jari Minkyung pada genggaman tangan mereka. Yebin tak hentinya tersenyum. Mobil mereka berhenti, lampu merah. Minkyung menggunakan kesempatan ini untuk kembali menciumi tangan Yebin sambil memberikan lirikan manis pada mata Yebin.
Perlakuan Minkyung malam ini membuat pertahanannya runtuh. Ia begitu menyukainya. Yebin bersandar pada bahu Minkyung,
"Kita mau nonton dimana?" Tanya Yebin yang kini giliran memberi ciuman pada tangan Minkyung.
"Yongsan, Yeb." Mendengarnya, Yebin terperenjat dan membenarkan posisi duduknya.
"Busan?!" Jantungnya berdebar. Ia punya kedua kenangan indah dan buruk dengan Busan. 6 tahun lalu setelah Minkyung membawanya ke Busan, hubungan mereka selesai di hari berikutnya. Itu membuatnya takut.
"Yongsan, sayang." Minkyung memahami bagaimana perasaan Yebin mengenai Busan, karena dirinya juga merasakan hal yang sama. Kenangan indah dan sekaligus buruk. Ia membelai pipi Yebin pelan lalu kembali melanjutkan perjalanan setelah lampu lalulintas berubah hijau.
Minkyung melirik gadis di sampingnya itu, ia sudah tenang.
"Ah..... Yongsan." ujar Yebin sambil menyandarkan diri pada kursi tanda perasaan lega.
Busan, aku rasa aku nggak akan sanggup untuk pergi ke sana bersama Minkyung lagi. Aku takut itu akan menjadi kenangan manis terakhir.. seperti dulu.
Terkadang, ia menginginkan momen ini untuk bertahan selamanya. Tapi di tengah momen manis ini, Yebin menyadari bahwa mereka sedang bermain di dalam situsi yang rumit. Bahkan situasi yang berbahaya. Minkyung masih berhubungan dengan Jaehyun, begitu juga dirinya yang masih berhubungan dengan Gyuri. Tapi, ia sangat menyukai perempuan di sampingnya itu, sangat. Ia kecanduan Kim Minkyung. Tidak ada obat apapun untuk menyembuhkannya, selain Kim Minkyung sendiri.
Saat bersama Minkyung, Yebin terlalu sibuk memperhatikannya sampai lupa bagaimana keluar dari situsi rumit ini. Ia tidak akan selamanya menjalani double-life seperti ini kan? Bersama Gyuri, lalu bersama Minkyung. Gyuri dan Minkyung sama-sama manusia biasa yang punya perasaan.
Aku ingin bersama Minkyung. Tapi Gyuri? Astaga, aku juga sangat menyukainya.
Pada saat ini, Yebin tidak sanggup memilih. Keduanya memiliki segalanya. Mereka memperlakukan Yebin dengan cara mereka masing-masing dan itu membuat Yebin bahagia. Gyuri dengan perhatiannya yang super, dukungan yang tak pernah habis dan kesabarannya. Minkyung dengan kejutan manis, sikap posesifnya, dan hal hal menggoda lainnya. Itu membuat Yebin gila. Ia tidak ingin kehilangan satu diantara mereka. Yebin membutuhkan dukungan Gyuri tapi ia juga membutuhkan sikap posesif Minkyung. Minkyung selalu membuatnya merasa dimiliki dan Gyuri membuatnya selalu merasa tenang, merasa nyaman.
KAMU SEDANG MEMBACA
A | Rore • Minkyebin
FanfictionHarta, Tahta, RoA - Sequel dari Superior You Baca: https://my.w.tt/vcFoJ7G3BS
