Bagian 24

90 14 14
                                    

Kali ini ia kalah taruhan lagi, beruntung ia tidak kalah banyak. Mereka biasa taruhan tanaman, ya aneh memang. Sebelumnya Yebin kalah main mahjong dan harus menanam 200 pohon di Gunung Seongraksan. Hari ini ia kalah 100 pohon.

Yebin keluar dari ruang kerja kakeknya, yang lain harus tinggal karena ada yang perlu mereka bicarakan. Perusahaan. Mengingat ia bukan bagian dari mereka, Yebin memilih keluar. Ia menengok ke kanan dan kiri mencari keberadaan Gyuri. Lalu seorang pekerja kakeknya menghampiri Yebin dan mengantarkannya ke halaman belakang.

Gyuri sedang tertawa lepas bersama Minkyung di gazebo kayu. Yebin penasaran apa yang mereka bicarakan,
Apa mereka membicarakanku?
Memikirkan hal itu tanpa sadar memberikan sensasi aneh pada dirinya.

"Gyul!" Panggil Yebin dengan nada ceria sambil bergelayut di pundak Gyuri. Senyum indah Gyuri menyambutnya. Tingkah manja Yebin tidak serta merta tanpa beralasan.

Matanya berkali-kali melirik reaksi Minkyung. Astaga, melakukan ini membuatnya bersemangat.

"Aku kalah taruhan." Ia mengerucutkan bibirnya dan bersandar di pundak Gyuri. Mereka tertawa. Sesekali Yebin masih memastikan reaksi Minkyung.

Gyuri tertawa dan mengelus pelan kepala Yebin. Yebin melirik ke arah Minkyung.

Ia akan memalingkan pandangannya
Minkyung memalingkan pandangannya pada tanaman disekitar sebentar.

Hidungnya akan mendengus kecil.
Lalu, ia mendenguskan sedikit udara dari hidungnya.

Ia akan menatap mataku sebentar.
Mata mereka bertemu.

Pada waktu yang tepat, dengan sengaja Yebin merapatkan tubuhnya pada Gyuri, menyandarkan kepalanya di pundak Gyuri dan memeluk pinggangnya.

Lebihnya, Gyuri mengecup ujung kepalanya.

Minkyung akan tersenyum, telinganya akan memerah.

Minkyung tersenyum kecil. Sejenak, Yebin melirik telinga Minkyung.

Merah, ia cemburu.
Tapi mencoba menyembunyikannya.

Senyum menyindir tersungging dari bibir Yebin sambil menatap mata Minkyung yang masih pura-pura tersenyum itu.

Kang Yebin, lihat saja nanti.

"Kami baru saja membicarakanmu." Ujar Minkyung santai. Entah mengapa itu membuat Yebin penasaran. Jantungnya berdegup kencang. Ada sedikit ketakukan, ia takut kalau Minkyung bercerita yang tidak-tidak.
Yebin segera memberikan tatapan manja pada Gyuri sebagai tanda konfirmasi.

Tanpa diminta, Gyuri menejelaskan apa yang mereka bicarakan,
"Minkyung bilang kalau kalian satu sekolah saat SMA." itu mengejutkannya.

Yebin tidak tau harus memberi tanggapan bagaimana. Ia hanya tertawa canggung,
"Hahahahahahahaha iya, Minkyung unnie adalah kakak kelasku." ia kembali bersandar pada lengan Gyuri.

"Kami berada di kelas yang berbeda jadi tidak begitu kenal, bukan begitu Yebin?" Minkyung mengatakannya dengan sungguhan, tanpa ia sadari itu membuat Yebin sedikit sedih.

"Tapi aku tau Minkyung unnie, siapa yang tidak tau seorang trainee?"

Lalu mereka tertawa. Karena telah menunggu Minhyuk dan Jaehyun terlalu lama, mereka memutuskan untuk berjalan-jalan ke sekeliling taman di rumah ini. Obrolan mereka masih berlanjut sambil mengelilingi taman yang lebat itu.

Saat Gyuri dan Minkyung sedang membahas sesuatu, Yebin memperhatikan betapa miripnya mereka berdua.

Pantas saja aku memilih Gyuri saat itu.

A | Rore • MinkyebinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang