Gugup? Tidak. Yebin jarang sekali merasa gugup. Pagi ini ia lebih merasakan khawatir, banyak pertanyaan yang telah melintas dibenaknya. Ia telah berkali-kali melakukan simulasi pertemuan ini di dalam pikiran. Yebin merasa kalau ia siap.
Masih terlalu pagi, pikirnya. Ia duduk santai didalam kantor sambil memainkan ponselnya. Sungguh ini masih jam 7 pagi, padahal pertemuan mereka dijadwalkan pukul 10 pagi. Ia berinisiatif menelfon Gyuri. Yebin rasa telfon saja tidak cukup, videocall.
Wajahnya terlihat di jendela kecil layar ponselnya yang sebagian besar masih berwarna gelap karena Gyuri belum menjawab panggilannya. Segera ia disuguhi pemandangan wajah cantik Gyuri yang tanpa makeup dengan rambut basah.
"Hei sayang, dimana?" Tanyanya seraya mengeringkan rambut dengan handuk. Ia mengenakan kaos pink polos oversize.
"Di Kantor, kamu berangkat jam berapa?" Yebin menyandarkan diri ke kursinya.
"Pagi-pagi gini udah di kantor? Masih nanti jam 9. Kamu kok pagi banget?" Ia melihat Gyuri meminum segelas jus jeruk.
"Aku nggak bisa tidur, terjaga sampai pagi. Lalu langsung ke kantor. Lihat, masih sepi." Yebin merubah mode kameranya, ia memperlihatkan isi kantor yang masih sepi.
Pintu lift terbuka, seseorang muncul dari baliknya.
"Sebentar ya sebentar." Ia sedikit berbisik pada Gyuri di ponselnya. Lalu mendekapkan layar ponsel ke dada. Sepertinya ada seseorang yang tidak terduga datang.
Gyuri masih bisa mendengar percakapan di sana, raut mukanya jadi kecut. Lalu Gyuri mendengar suara pintu tertutup.
"Sekretaris aku dateng, nganter latte sama tiramisu." Wajah Yebin berseri sambil memamerkan makan paginya.
Sejenak ia langsung menyadari kalau Gyuri memasang wajah muram."Itu kenapa cantiknya jadi gitu? Siapa yang bikin jadi kayak gitu?" Apaan sih Kang Yebin.
"Aku masih sebel sama kamu dan sekretarismu itu ya. Awas aja kalau sampai kalian ada main dibelakangku!" Gyuri pura-pura mengancam Yebin sambil memasang wajah geram.
"Jang Gyuri.. masih aja dibahas sih sayang." Yebin berdecak heran pada tingkah Gyuri. Akhir-akhir ini ia lebih sering cemburu ketimbang dulu-dulu. Gyuri hanya membalasnya dengan wajah muram yang masih cantik itu.
"Ya udah, nanti telfonan lagi ya? Aku mau makan dulu." Sambung Yebin lagi.
Gyuri terlihat kesal, "Ada yang mau berduaan tuh." Mukanya benar-benar menggambarkan level tinggi kecemburuan.
"Ya ampun, mana ada berduaan? Aku mau makan nih, liat-liat nih. Aku sendirian di dalem ruanganku, dia di luar." Ia menunjukkan tiramisunya. Lalu menunjukkan ruang kerjanya pada Gyuri lagi.
"Iya iya ah. Ya udah sana." Mood Gyuri jadi buruk.
"Jangan badmood gitu dong." Rayu Yebin. Gyuri hanya tersenyum lalu menutup video call mereka.
Hubungan mereka mencapai masa transisi, 3 tahun, Gyuri bukan seorang pencemburu. Tapi bisa dilihat, kini tiada hari tanpa cemburu. Terutama pada Seoye.
Jang Gyuri, bukan Seoye sebenarnya. Ada seseorang yang jauh dari yang kau pikirkan. Ia sudah jauh-jauh merebut hati Yebin. Ia adalah sainganmu, bahkan sebelum kau bertemu Yebin. Kim Minkyung.Yebin membenarkan pakaiannya. Ia turun dari mobil ditemani Seoye dan Mingyu. Pertemuan mereka dengan Lucas Wong dilakukan di Imperial Palace Hotel. Yebin bisa mebayangkan, Lucas Wong adalah jenius dalam dunia bisnis, muda dan penuh ambisi dengan gaya suave-nya.
Pilihan tempat yang unik.
Mereka menyusuri interior mewah Imperial Palace, ia bisa melihat chandelier di langit-langit. Seperti yang sudah Yebin ketahui, Lucas adalah seorang pria muda. Seumuran dengannya, seleranya dalam memilih tempat pertemuan mereka cukup mengesankan Yebin. Mereka masih muda, Yebin akan memilih hotel seperti Grand Hyatt atau Four Seasons, dengan interior minimalis dan kekinian. Lucas memilih tempat elegan ini, mengingatkannya pada Tuan Kang. Ayahnya. Yebin pernah pada masa aku-bosan-dirumah-dan-ingin-tidur-di-hotel-karena-keluargaku-sangat-kaya-raya ketika memasuki masa puber sekitar tahun terakhirnya di Sekolah Dasar dan selama SMP. Ayahnya akan membawanya ke Imperial pada hari Minggu. Lalu Yebin dengan bebasnya tinggal di kamar Suite dua lantai, hanya untuk anak perempuan satu-satunya itu selama seminggu. Supir akan menjemputnya ketika berangkat sekolah dan pulang sekolah. Mereka juga mengirimkan staff untuk mengurus pakaian Yebin, ketika ia sudah pergi sekolah. Karena Yebin tidak begitu suka ada staff mengurusi semua kebutuhannya.
Ia terkejut dengan memori yang begitu saja mengalir.
Aku ternyata pernah jadi putri konglomerat yang manja dan aneh-aneh.
Sejenak ia mulai mencari-cari kapan awal dirinya menjadi seorang pemberontak, bagi keluarganya tentu, tapi bagi Yebin ini adalah kebebasan. Ia tersenyum dan merasa sangat aneh.
Lucu, aku seperti tokoh-tokoh di drama. Anak kaya raya dan pembangkang untuk hidup bebas dari aturan keluarga gilanya.
Mereka sudah sampai. Lucas Wong menjabat tangannya. Sudah seperti yang Yebin kira, Lucas Wong adalah pria muda jenius yang penuh ambisi.
Empat jam, mereka juga sempat makan siang dengan jamuan Chinese food mewah. Yebin tidak berwajah muram. Atau marah, bahkan tidak kecewa. Lucas sepertinya telah mengambil hati Yebin. 4 bulan sudah pertemuan mereka selalu ditunda.
Apakah jawabannya 'Ya' untuk pergantian CEO? Itu yang Yebin takutkan, ia satu pandangan dengan Lucas Wong. Apakah ini waktunya Yebin mundur dari kursi CEO dan bertengger di kursi Founder saja? Ia masih muda. Berat hati rasanya untuk berhenti sejenak, menurunkan ambisinya, mengurangi egonya. Jiwa mudanya selalu menginginkan semua, menangani semua urusan. Perusahaan ini adalah buah sifat pembangkang, ambisi dan kecintaannya pada teknologi, tidak luput jiwa bisnis yang sepertinya sudah ada disana sejak ia lahir. Rasanya berat.
Yebin masih akan memikirkan semuanya, ia akan mengambil keputusan segera. Tapi tidak sekarang. Meski belum ada jawaban pasti, tak masalah, itu sudah menjadi kabar baik untuk Lucas.
Untuk Jaehyun.
Ia meninggalkan gedung itu dengan perasaan yang tidak familiar. Perasaan senang, tapi seolah ada yang membebaninya. Ditambah kejutan memori masa lalu yang lucu. Ia kira momen ini akan terjadi 10 tahun lagi.
Dalam perjalanan kembali ke Kantornya, Yebin mengetikkan pesan pada Gyuri.
'Sudah bertemu Lucas. Aku menyukai pria itu. Gawat. Sepertinya aku akan segera menjadi pengangguran kaya.'
Pesan lucunya itu dipenuhi rasa gusar yang tersirat.
-
Jaehyun tersenyum puas. Telfon yang baru saja ia angkat memberikan kabar baik. Sepertinya semua akan berjalan sesuai rencana. Merebut perusahaan Yebin.Yebin memang sudah lama tidak berada dalam gambaran keluarga Kang. Tapi prestasi bisnisnya sedang dilirik oleh keluarga, Yebin dan perusahaan barunya yang semakin menguatkan pijakan di dunia teknologi. Tak sedikit stakeholder yang menginginkan Yebin pada bursa Direktur NamDak.
Jaehyun belum tau apa pendapat Kakeknya. Pendapat pria tua itu sangat diperhitungkan dalam pengambilan keputusan perusahaan. Walaupun ia sekarang lebih banyak menghabiskan waktu bermain golf atau bercocok tanam. Beliau adalah Founding Father dari NamDak. Orang yang sangat penting.
Sekarang yang Jaehyun lakukan ialah mencoba membeli pendapat Kakeknya. Mencoba membuat kakeknya terkesan. Menguatkan posisinya dalam bursa Direktur.

KAMU SEDANG MEMBACA
A | Rore • Minkyebin
Hayran KurguHarta, Tahta, RoA - Sequel dari Superior You Baca: https://my.w.tt/vcFoJ7G3BS