Mereka tidak memejamkan mata sedikitpun, tidak merasa ngantuk. Seolah sudah tahunan tak bertemu, banyak yang Yebin ceritakan. Gyuri dengan gayanya yang cuek tapi perhatian menanggapi setiap cerita Yebin.
Jika ada yang berkata, jangan berhubungan dengan mantanmu atau kau akan kembali lagi ke pelukannya. Yebin tidak perlu menakutkan hal itu. Entah bagaimana Gyuri melakukan itu, ia bisa membuat Yebin nyaman tanpa melibatkan perasaan intim lainnya. Matahari sudah mulai muncul, mereka bisa melihat bagaimana langit Seoul yang terpampang didepan mereka berubah menjadi jingga.
"Nggak ngantuk? kau sudah cerita semalam suntuk." Gyuri masih melekatkan pandangannya pada Yebin yang mulai meregangkan tubuh.
"Ngantuk sih aku.." Dengan suara pelan Yebin mulai menguap.
"Tidur sebentar gih, nanti aku bangunin." Senyuman itu.
Kadang Yebin berfikir, apa keputusannya sudah benar. Apa seharusnya ia merelakan Minkyung? Kadang Yebin merasa kalau hanya dirinya yang memperjuangkan hubungannya dengan Minkyung. Sedangkan Gyuri benar-benar ada disini untuknya sekalipun Yebin tidak meminta.
"Gyul unnie, mau temani aku tidur? Aku sedang tidak ingin tidur sendiri."
Yebin membalikan badannya sesaat setelah beranjak dari sofa. Gyuri terlihat bingung dan kali pertama ia terlihat canggung selama beberapa jam ini."T-tidur? uuuh oke." Ia mengikuti Yebin dari belakang, sungguh langkah yang canggung. Yebin yang mengantuk segera merebahkan tubuhnya diatas kasur. Gyuri tidak yakin apakah ia harus melompat ke atas sana juga atau bagaimana. Ia terdiam diambang kasur.
Lalu Yebin menepuk-nepuk space kosong di sampingnya sebagai kode agar Gyuri segera naik ke ranjang sambil berwajah ngantuk. Kalian bisa lihat Gyuri yang sedari kemarin malam bersikap santai dan hanya menunjukkan kekhawatirannya kini malah dibuat kikuk dengan gestur kecil Yebin.
"Sejujurnya ya Yebin-," Entah apa yang mau diutarakan Gyuri, mereka telah dipotong oleh dengusan Yebin.
"Gyul unnie, ayo.. aku ngantuk, kau sama sekali nggak ngantuk?" dengan nada setengah sadar, Yebin melayangkan protes manisnya. Tak lama, ia terlelap. Gyuri bingung harus bagaimana jadi ia berdiri di sana untuk beberapa detik dan akhirnya memutuskan untuk berbaring di samping Yebin.
Yebin sungguh hebat menutupi perasaan canggungnya, begitu juga Gyuri. Mereka ada kesempatan kembali, sama-sama masih ada perasaan satu sama lain. Tapi ya, semuanya benar sia-sia begitu saja karena, Yebin sudah bersumpah untuk mengejar Kim Minkyung. Pikiran Gyuri terus berjalan, hingga ia juga ikut terlelap disamping Yebin.
Sayu-sayu Yebin mendengar suara bel berbunyi. Ia mengerjab-ngerjabkan mata dan terbangun dengan memandang punggung Gyuri. Jadi, ia merindukan pagi seperti ini. Yebin menyentuh lengan Gyuri pelan supaya tidak membangunkan perempuan itu. Tangannya terus menelusuri tubuh Gyuri. Tanpa disadari, Yebin merapatkan tubuhnya pada Gyuri. Memeluknya.
Lihat betapa aku merindukan perempuan ini.
Kembali, suara bel terdengar. Yebin berdecak, ia meninggalkan Gyuri yang masih terlelap. Terlelap? tidak, Gyuri membuka matanya saat mendengar langkah kaki Yebin mulai menjauh.
Apa yang barusan ia lakukan?
Perempuan tinggi dan berkaki jenjang itu sudah 15 menit berdiri di depan pintu. Rambut panjangnya terurai, kacamatanya, kemeja beige berpotongan rendah ditemani rok sepan high-waist selutut dengan belahan yang cukup tinggi membuat kaki jenjangnya semakin indah.
Mereka bilang ini akan menjadi pekerjaan yang berat. Benar, sedari awal.
Ia merasa lelah berdiri dengan highhill 10cm selama 15 menit di depan rumah yang sepertinya tidak berpenghuni itu. Namun tak lama pintunya terbuka, ia kembali membenarkan postur tubuhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
A | Rore • Minkyebin
FanfictionHarta, Tahta, RoA - Sequel dari Superior You Baca: https://my.w.tt/vcFoJ7G3BS