Flashback
Mengirim Yebin ke Sekolah Asrama adalah keputusan paling menyakitkan yang pernah keluarganya berikan. Ia merasa dibuang.
Yebin mengerti apa maksud dari semua ini. Keluarganya malu. Tapi Yebin sama seperti manusia lain, ia jatuh cinta kepada seseorang. Kadang ia berfikir, apa aku salah jika menyukai seseorang dan kebetulan seseorang itu ialah perempuan?
Ia menyusuri lorong panjang di sekolah barunya. Begitu panjang. Ia merindukan Hakjung, ternyata.. tidak ada alasan untuk membenci Hakjung. Sedikit bernostalgia, ia membenci festival seni, lalu Yebin tertawa kecil. Tapi ia merindukannya.
Suasana di sini begitu berbeda. Udara juga berbeda. Yebin sedang duduk di ruangan besar, menunggu seseorang memberikan ceramah. Nanti setelahnya, ia harus membuat daftar kesalahan. Kesalahan yang ada pada dirinya. Mereka bilang untuk perbaikan diri. Tapi semua itu hanya membuat Yebin berfikir, aku adalah sebuah kesalahan.
Itu yang mereka mau.
Kau adalah sebuah kesalahan
Hakjung masih seperti biasanya. Walau kabar tentang Yebin beredar dengan cepat. Mengapa? Yayasan begitu kaget saat Namdak mengirim orang-orangnya untuk mengabari penghentian kerjasama mulai hari itu.
Namdak Company menyatakan pemutusan kerjasama dengan Yayasan SMA Hakjung. Aset yang telah diberikan akan menjadi milik SMA Hakjung.
Mengapa? Tanya Yayasan. Kang Yebin dipindah, tak ada alasan lagi bagi Namdak menjadi donatur disekolah itu.
Bangku Yebin tak berpenghuni. Tak ada yang bingung, setiap siswa pasti punya waktu dimana mereka izin sekolah. Sampai, wali kelas 2-B, Ibu Ko datang, "Mulai hari ini, Kang Yebin tidak bersekolah di SMA Hakjung."
Tidak ada apapun yang terjadi sebelumnya, mereka cukup kaget mendengar itu. Yerim menyampaikan kabar itu pada Nayoung karena ia tau mereka cukup dekat. Nayoung juga cukup kaget, Sabtu kemarin mereka masih piknik bersama di Hangang. Yebin hapir tidak pernah menyinggung masalah pindah sekolah, sebegitu mendadaknya?
Lalu, Nayoung mengetahui masalah pencabutan kerjasama antara Hakjung dan Namdak. Ia berfikir, Yebin tak akan kembali ke Hakjung.
Berita pindahnya Kang Yebin secara mendadak menjadi perbincangan hangat. Terutama setelah Curious Hakjung membahasnya habis-habisan . Teori-teori aneh bermunculan di kolom komentar halaman Curious Hakjung. Seluruh Hakjung tau soal hal ini.
Satu-satunya orang yang belum tau ialah
Kim Minkyung
-
"Kamu banyak makan juga ya." Yebin memandangi gadis yang makan dengan lahap. Tersungging senyum manis di bibirnya.
"Berhenti bicara dan makan, Kang Yebin." Gadis itu menjejalkan burger ke mulut Yebin.
Mereka sering menghabiskan waktu bersama dengan makan diluar. Yebin tau gadisnya seorang idol, mereka telah belajar dari pengalaman. Tidak ada yang curiga sebenarnya. Jadi jangan panik, orang-orang pasti hanya berfikiran "Oh si idol ini sedang makan bareng teman non selebritisnya."
That's it. Keep it natural.
Apartemen Yebin menjadi persinggahan favorit mereka berdua. Tempat itu begitu nyaman, begitu private sehingga mereka merasa aman. Sesaat setelah pintu apartemen tertutup, tanpa menghiraukan koper dan tas-tas yang mereka lemparkan begitu saja ke lantai, mereka langsung melepas kangen.
Mereka saling mendorong, bertarung siapa yang lebih dominan.
Dan, jam 1 siang.
Di luar, salju turun dengan lebatnya membuat mereka berdua tak ingin bergerak sedikitpun dibawah selimut tebal. Gadis yang lebih tua itu menenggelamkan diri dipelukan Yebin. Dengan mata tertutup, dan nafas yang masih tak beraturan, Yebin tersenyum.
"Segitu kangennya ya sama aku?" Goda Yebin sambil mendekapnya erat.
"Harusnya aku yang tanya gitu loh. Padahal cuma aku tinggal sebentar." Lalu mereka tertawa.
"Kamu nggak usah ngeles gitu dong." Protes Yebin. Lalu ia dibungkam dengan ciuman dibibirnya.
"Yebin-ah, jangan cerewet. Tidur aja yuk, aku capek." Protesnya balik sambil mengelus pelan pipi Yebin. Mereka berpandangan.
"Yang cerewet sebenernya siapa sih? Aku daritadi udah mau tidur." Ujar Yebin.
Mereka tertawa lagi.
Gadis berambut coklat keemasan itu memainkan rambut hitam Yebin. Dan terus memandangi wajah Yebin sambil merapatkan tubuh telanjang mereka dibawah selimut tebal.
"Yeb, sebelum aku.. apa ada perempuan lain? Kamu nggak pernah cerita." Entah dapat ide dari mana, selama hubungan mereka, baru kali ini pertanyaan itu muncul.
Yebin hanya tersenyum. Tapi sebenarnya dia bingung, pertanyaannya mengagetkan juga.
"Nggak ada." Jawabnya tegas, dan segera memeluk gadisnya itu.
"Kamu dapet ide darimana tanya gitu?" Tanya Yebin.Si Cantik melepaskan pelukannya pada Yebin. Lalu membelai pipi Yebin sambil memandangi matanya. Hanya diam.
"Aku cuma penasaran." Jawabnya sambil tersenyum. Senyumnya adalah kesukaan Yebin.
"Ayo tidur, jam 3 aku harus ke kantor. Ada urusan."
Mereka tertidur. Sampai Yebin kaget dan terbangun karena takut telat ke kantor. Dan,
"Hei jangan kaget. Masih jam setengah 3, kamu bisa makan siang dulu." Yebin sangat bersyukur pemandangan bangun tidurnya bukan Park Siyeon yang sedang marah-marah. Gadis itu membelai pipi Yebin sambil duduk di ujung kasur. Rambut panjangnya diikat, ia menggunakan Sweater Kasmir tebal dan legging ketat. Astaga, cantiknya.
"Aku tunggu kamu di luar ya, udah aku masakin." Dan senyumnya itu lho, astaga.
Yebin keluar kamar setelah berpakaian rapih dan mencuci muka. Lalu disuguhi pemandangan yang indah di siang hari bersalju. Gadisnya dengan rambut terikat memamerkan lehernya, sweater kasmir dan legging ketat seraya menyiapkan makan siang. Hei, itu yang ia impikan!
"Aku seneng kalau kamu di sini." Yebin memeluknya dari belakang, mengistirahatkan kepalanya di pundak gadisnya itu.
"Nanti ada yang tiba-tiba dateng lho."
Ia mencoba menukas gombalan Yebin."Oh tenang aja, Park Siyeon itu pekerja keras. Ia baru pulang jam 10 malam. Masih banyak waktu buat kita berdua. " ia hanya tersenyum mendengar ucapan Yebin.
"Udah, ayo makan. Kamu kan mau ke kantor."
Yebin duduk di ruang makan sambil menunggu masakan datang. Ia tak keberatan untuk telat datang ke kantor kalau di rumah setiap hari begini.
"Aku nggak masalah kalau telat. Kan kantor juga punyaku ini." Ujar Yebin sambil membalikkan piring.
"Nggak boleh gitu dong." Ia masih sibuk menyiapkan makan untuk Yebin.
"Makan yang banyak ya, sayang." Ucapnya seraya mencubit hidung Yebin.
"Iya Gyuri unnie ku, Sayang."

KAMU SEDANG MEMBACA
A | Rore • Minkyebin
FanfictionHarta, Tahta, RoA - Sequel dari Superior You Baca: https://my.w.tt/vcFoJ7G3BS