Bagian 38

93 16 2
                                    

Setelah sarapan pagi, Yebin kembali sibuk. Ia sudah berada di dalam mobil bersama Elijah. Pagi ini ia kembali membawa mobilnya sendiri karena ya, sejujurnya bukan masalah yang kemarin itu, tapi lebih pada Yebin tidak biasa menjadi penumpang sepanjang waktu.

Yebin sudah lama tidak berkunjung ke kantornya sendiri. Setelah sibuk mengurus beberapa hal di NamDak, ia banyak mengurus kantornya itu dari rumah. Pintu lift terbuka,

"Boss Kang! Selamat pagi!" ia disambut wajah ceria para karyawannya yang sedang melakukan berbagai kegiatan itu.

"Selamat datang lagi, Boss Kang! kapan dugem?" pertanyaan yang terdengar dari sudut ruangan itu membuat semuanya riuh dan Yebin membalas pertanyaan jail itu,

"Nggak dugem lagi ah, nanti ada yang ngajakin ribut." Ya, waktu Yebin bertengkar dengan Saerom di Club rumornya sudah sampai ke telinga karyawannya. 'Bos Kang dilabrak oleh pacar lain dari cowoknya.' begitulah rumor yang beredar. Mendengar rumor itu, Yebin dan beberapa teman dekatnya di kantor malah menjadikannya sebagai bahan inside jokes mereka yang malah menyebar ke semua orang.

Kini rapatnya benar-benar dimulai. Rapat pertama di kantornya setelah Yebin memutuskan untuk kembali ke keluarganya. Mereka kembali mempertanyakan keputusan Yebin. Keputusan yang baru didengar mereka semua pagi ini.

"Jadi, yang kali ini benar-benar keputusan akhir?" Tanya Mingyu, CFO dari perusahaan ini.

Yebin mengangguk, "Kandidat CEO baru, jika ia dari luar perusahaan kita, pastikan dia bukan pesuruh dari NamDak ataupun Kang Jaehyun."

lalu Yebin melanjutkan,
"Tapi, kenapa tidak dari kalangan kita sendiri, Mingyu kau tidak mau di promosikan jadi CEO?" lalu semua orang menyoraki Mingyu sambil berbahagia.

"Ku rasa aku lebih percaya padamu, jadi jangan repot-repot mencari orang dari luar. Kau lebih mengerti perusahaan ini. "

Ya, ia akan meninggalkan perusahaan ini, walaupun tidak sepenuhnya meninggalkan tapi Yebin mencoba fokus pada hal lain. Hal lain itu..
-
"Maaf Anda tidak bisa masuk. Apa anda sudah membuat janji?" Pria berjas biru dongker dengan kemeja oxford itu menghadang Yebin dan Elijah. Yebin berdecak sambil tersenyum.

"Apa aku harus membuat janji?" Ia mendekati pria itu, menarik dan membaca nametag NamDak yang ia gunakan.

"Ku beri tau, aku tidak perlu membuat janji untuk bertemu Ayahku. Dan. Semoga saat bertemu Ayahku nanti, aku sudah melupakan namamu Lim Shi Wook-ssi." Yebin tersenyum sinis lalu membuka pintu ruangan Ayahnya.

"Appa!" pekik Yebin dengan nada manjanya.

"Yebinie? Apa yang kau lakukan di sini?" Ayahnya terlihat kaget lalu berdiri menyamput putri satu-satunya itu. Ia memeluk Yebin ringan.

"Aku ingin namaku berada di dalam bursa calon direktur NamDak." Itu benar-benar permintaan yang sangat jelas tanpa basa-basi.

Tuan Kang tertawa, menepuk pundak putrinya dengan perasaan bangga.
"Aku sudah menunggu itu sekian lama. Selamat bergabung putriku."

Tak lama ia keluar dari ruangan Ayahnya, kembali membuat lelucon pada pegawai yang berada di depan pintu itu.

"Tenang, aku lupa siapa namamu."

-
Ya, bersikap percaya diri dan berkuasa hanya berlaku pada awal hari. Kini ia sungguh mengenaskan, sekarang masih pukul 3 siang dan Yebin dengan kaos santai dan celana rumahannya terkulai lemas di tengah ruang santai. Situasi yang cukup membuat Elijah canggung. Yebin tidak mengijinkannya pergi, ia meminta El untuk menemaninya seraya dirinya melamun di atas sofa besar itu.

Bel  berbunyi, Yebin membuka matanya dan berkata dengan lemah,

"Dia cepat juga, El unnie apakah kau bisa membukakan pintu untuknya?"

Mereka sedang menunggu kedatangan seseorang. Langkah kakinya mulai mendekat. Tiba-tiba sebuah tas mendarat pada tubuh Yebin. Elijah sudah tidak kaget dengan tingkah mereka berdua, ya walaupun awalnya El bingung kenapa sikap pengacara ini begitu kasual pada Nona Kang, namun setelah mengetahui mereka teman serumah selama lebih dari 5 tahun semuanya menjadi wajar.

"Aw!" Yebin mengernyitkan dahi atas perilaku Siyeon.

"Kau marah aku memanggilmu ke sini?!" lalu ia menyingkirkan tas jinjing itu ke sofa.

"Jelas aku marah! Kau ini merepotkan. Kau sudah 25 tahun Kang Yebin!" Siyeon tidak pernah tanggung-tanggung dalam urusan memarahi Yebin. Menurutnya, Yebin harus benar-benar disadarkan bila ia sudah mulai salah dalam mengambil keputusan hidup.

"Aku clientmu, client eksklusif!" Ya, terkadang sikap Yebin bisa menyakiti Siyeon. Pada waktu yang salah, Yebin masih menganggapnya sebagai pengacara, bukan sebagai teman. Itu salah satu masalah Yebin. Siyeon menyadari, satu sikap yang para orang kaya itu tidak bisa hilangkan walaupun mereka melarikan diri dari keluarga kayanya. Yebin contohnya, karena Yebin membayar seseorang untuk bekerja padanya, berarti ia harus melayani Yebin kapanpun. Seperti Siyeon, mereka teman, tapi karena ia membayar Siyeon sebagai pengacaranya, terkadang Yebin lupa kalau mereka itu teman.

"Aku kemari sebagai pengacaramu? Baiklah, aku pengacaramu, Kang Yebin! Jika kau punya masalah, kau bisa datang ke kantor dan kita bicarakan di sana." Siyeon menyambar tasnya, lalu mencoba pergi. Yebin menarik tangannya. Ia tidak benar-benar marah, ini hanya cara Siyeon mengingatkan Yebin tentang sikap 'Nona Kang' pada temannya itu.

"Park Siyeon, maafkan aku. Bantu aku berfikir, aku sudah berusaha tapi tidak tau bagaimana cara bertemu Minkyung." Nada suaranya yang putus asa membuat Siyeon luluh, dasar perempuan itu. Siyeon menghela nafas panjang dan duduk di samping temannya.

Sebelum melanjutkan pembicaraan mereka, ia menatap Elijah yang duduk di kursi lain.
"Tentang El unnie, dia asisten pribadiku jadi cepat atau lambat ia pasti akan tau. Kita bisa bicarakan ini didepannya. El unnie, kau tetap di sini. Nanti aku akan butuh bantuanmu." setelah mendapat closure dari Yebin. Siyeon mulai pembicaraan mereka,

"Kau bilang kau sudah melakukan apapun? Kau tau? Jika ku lihat, kau tidak melakukan apa-apa, Kang Yebin. Sudah berapa lama Kim Minkyung menghilang? 2 bulan! Dan setelah kau kembali ke keluargamu 3 Minggu ini. Aku tidak melihat usahamu menemukan Minkyung. Ya kalian memang bertemu, tapi itu karena inisiatif Minkyung."

Itu membuat Yebin terdiam.
"Aku tidak melakuka apapun?" Ia terdengar marah. Yebin merasa dirinya mati-matian berfikir untuk menyelesaikan masalah ini dan Siyeon berkata kalau ia tidak melakukan apapun.

"Aku memikirkan begitu banyak cara dan ini salah satunya. Kembali ke keluarga ini, dengan power yang sebesar ini aku akan segera membawa Minkyung kembali.-" Siyeon menghentikan ucapan Yebin ,

"Disitu, disitu kau kehilangan fokusmu. Kau menjadi semakin membenci Jaehyun setelah tau apa yang ia lakukan pada Minkyung. Dan kini kau hanya fokus untuk membuat Kang Jaehyun menderita. Fokusmu kini Jaehyun, Yebin unnie. Lalu kau larut dalam rasa berkuasa sebagai Nona Kang. Kau bisa kehilangan Minkyung untuk kesekian kalinya."
Siyeon menatap mata Yebin, pembicaraan mereka selalu seperti ini. Berakhir dengan Siyeon menyelamatkan hidupnya, menarik Yebin dari ambang jurang keputusan buruk yang hampir ia ambil. Menyelamatkannya dari rasa sesal seumur hidup.

"Yebin unnie, ada satu hal yang bisa kau lakukan."

A | Rore • MinkyebinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang