Yebin mendorong perempuan itu.
"Gila ya main pukul?!"Saerom mendekat dan mendorong tubuh Yebin, berbisik tepat didepan wajahnya.
"Oh. Jadi gini kelakuanmu?! Dibelakang Gyuri?" Tuduhnya sambil mendorong-dorong bahu Yebin.
"Itu bukan urusanmu." Yebin mendorong dada Saerom hingga ia terjatuh di lantai.Musik masih berdentum dengan kencangnya. Orang-orang berhenti menikmati musik.
"Terus! Pukul! Habisi!" Teriak beberapa orang.Emosi mereka tersulut, suasana juga menambah ketegangan.
Yebin menarik kerah jaket kulit yang dikenakan Saerom. Lalu pukulan mendarat di perut Saerom beberapa kali.
Yebin memegang dagu Saerom yang tertunduk karena rasa sakit di perutnya.
"Kau main main denganku?" Ancam Yebin.Sang kapten tumbang, tapi tidak untuk waktu lama. Pukulan Yebin membuatnya sangat marah. Ia mendorong tubuh Yebin hingga tersungkur. Ia berada di atas Yebin, tangan kanannya mencengkeram leher Yebin.
Wajah Yebin memerah. Tanggannya mencoba meraih tubuh Saerom. Ia menarik rambut Saerom.
Lalu.
Yebin memberikan cakaran pada pipi hingga lehernya. Dan itu berhasil membuat Saerom mengendurkan cengkeramannya pada leher Yebin.
Kang Yebin sudah memperingatkannya, jangan main-main denganku.
Seoye membelah kerumunan setelah menemukan Mingyu dan Wonwoo, Dongho yang berada di dekat Yebin sudah terlalu mabuk untuk menghentikan Yebin.
Pada waktu yang sama, petugas keamanan menarik Saerom. Lalu Mingyu menarik tubuh Yebin untuk berdiri.
Yebin tersenyum sinis melihat Saerom yang dengan wajah bingung meraba luka di pipinya.
Ya, luka itu mungkin akan meninggalkan bekas.
"Hubungi Park Siyeon." Ujar Yebin pada Seoye.
-
Mereka duduk di ruangan pada bagian kantor club ini.
Ya, karena perkelahian itu melibatkan Saerom yang seorang idol. Managernya sedang dalam perjalanan. Saerom duduk di seberang Yebin yang masih saling berpandangan dengan tajam. Ia didampingi teman-temannya. Yebin memilih untuk sendirian, ia menyuruh semua temannya pulang. Termasuk Seoye.
Yebin sadar, semua ini tentang Gyuri. Urusan ini harus ia selesaikan sendiri.
Direktur club masuk ke dalam ruangan itu.
"Kami akan pastikan semua pengunjung yang meninggalkan club ini tidak memiliki video atau foto tentang kejadian tadi." Ucapnya sambil berdiri diantara kedua orang itu."Aku tidak masalah jika ada yang merekam kejadian tadi, Direktur." Ucap Yebin datar dan masih menatap mata Saerom.
"-Ah, maaf. Ada yang imagenya harus dijaga di ruangan ini. Banyak yang akan marah bila idolanya ternyata seorang be-ran-da-lan."
Saerom yang naik pitam dilerai oleh teman-temannya.
"Kau menyukainya?" Kang Yebin memang gila, ditambah ia setelah mabuk dan dalam keadaan emosi.
Tidak ada yang mengerti maksud Yebin kecuali orang didepannya. Saerom mengepalkan kedua tangannya. Sesaat Siyeon datang langsung menyelamatkan semua kekacauan itu.
"Kang Yebin, apapun yang akan Anda ucapkan harus sepersetujuan saya." Ujar Siyeon tegas, bisa-bisa ada skandal lain yang timbul kalau mulut gila Kang Yebin itu tidak dijaga.
-
"Parah!" Teriak Jiwon. Dorm mereka hanya berisikan 5 orang, ia, Nagyung, Chaeyoung, Hayoung dan Seoyeon.Gyuri sedang syuting web series, Saerom pergi, Jiheon dan Jisun sedang live acara tv.
"Ada apa sih?" Tanya Hayoung santai.
"Manager menelfon. Saerom unnie. Ia berkelahi di club."
Hayoung kaget, tapi sebagai yang tertua ia harus menenangkan adik-adiknya.
-
Tidak ada gugatan hukum. Itu hasil terakhir pembicaraan manager mereka dengan Siyeon."Bisakah kalian semua meninggalkan kami berdua. Ada yang harus kami bicarakan." Pinta Yebin.
Orang-orang awalnya tidak mau mengabulkan permintaannya. Mana mungkin mereka meninggalkan dua orang ini sendirian? Yang ada mereka pukul-pukulan lagi.
"Kami hanya akan bicara, ayolah." Kini Saerom ikut memohon.
"Sampai ada kontak fisik lagi, awas." Ancam direktur club. Mereka semua meninggalkan Yebin dan Saerom berdua.
"Aku sedang berbaik hati. Kau harus tau kalau kau bisa berakhir lebih buruk dari ini. Lee Saerom, jangan ikut campur hubunganku dengan Gyuri." Matanya menatap Saerom tajam.
Saerom tertawa, "Sok jagoan. Apa yang kau tau tentang Gyuri? Seberapa jauh kau mengenalnya? Apa kau sudah memperlakukannya dengan baik? Kalau kau berani melukai Gyuri, ku pastikan kau habis ditanganku."
Yebin hanya tersenyum sinis.
"Kita lihat, kita lihat siapa yang akan dihabisi duluan. Kurasa, itu kau."
Yebin berdiri tepat didepan Saerom, lalu berlutut hingga tingginya menyamai Saerom yang duduk di sofa.
"Aduh kasian sekali dirimu, apa yang harus kulakukan pada wajah cantikmu ini? Pastikan cari ahli oplas terbaik. Aku akan merusak apapun ini." Sambil menunjuk wajah Saerom"Kau membuatku bosan." Ucap Yebin yang pergi meninggalkan ruangan itu. Orang-orang di luar kaget saat Yebin pergi.
"Ayo Park Siyeon kita pulang, urusannya sudah selesai. Ini hanya membuatku bosan." Seru Yebin sambil pura-pura menguap.
Saerom yang duduk sendirian di dalam ruangan itu merasa matanya terbakar. Ancaman Yebin membuatnya semakin marah.
-
Kalian lihat kan? Satu hal yang membuat Kang Yebin terbukti masih keluarga Kang. Ia bertarung seperti mereka. Tentang apapun itu. Jangan main-main dengan mereka.Malam ini Siyeon membiarkan Yebin pergi. Tapi bila ia membuat masalah sekali lagi, rasanya teman satu rumahnya itu perlu mendisiplinkan Yebin.
Yebin sedang menghubungi seseorang di dalam mobilnya.
"Dimana? Pokoknya aku mau ketemu.""Baru mau pulang dari studio." Jawabnya singkat. Seolah tak peduli.
"Tapi aku mau ketemu! Aku tunggu di apartemenmu. Nggak mau tau."
Ya, Yebin mengingatkan orang itu pada kekasihnya. Kang Jaehyun. Minkyung merasa ada kesamaan antara Jaehyun dan Yebin. Mereka sama-sama manja, pemarah dan nggak sabaran.
Minkyung tersenyum, benar dugaannya kemarin. Mana bisa Kang Yebin meninggalkannya.
"Iya, aku sebentar lagi pulang." Ujar Minkyung sambil menaiki lift dari studio tari.
-
Gyuri terdiam sepanjang perjalanan pulang. Dia capek dan berita yang baru ia dengar lewat manager oppa membuatnya makin lelah.
Untung, Gyuri belum tau detil ceritanya. Siapa yang berkelahi dengan Saerom.
Selepas manager mereka pergi, semua member hanya terdiam.
"Kang Yebin?! Yang benar saja?!" Hayoung terdengar marah pada Saerom. Member yang lebih muda hanya diam."Aku sangat marah melihatnya." Suara Saerom lirih.
"Bukan berarti kau bisa memukulnya di ruang umum. Kau lupa kau itu siapa? Lalu bagaimana jika orang tau mengenai Kang Yebin!" Bentak Hayoung.
Gyuri saat itu masuk ke dalam dorm, saat ia mendengar Hayoung meneriakkan nama Yebin.
Karena suara bel pintu terbuka semua orang menengok ke arah Gyuri.
Ia terdiam.
"Yebin? Ada apa dengannya?"
Sebentar, Saerom yang membelakanginya menengok.
Bibir Gyuri bergetar saat melihat luka di wajah Saerom.
Ia kehabisan kata-kata. Matanya panas.
"K-kau berkelahi dengan K-kang Y-yebin?"

KAMU SEDANG MEMBACA
A | Rore • Minkyebin
Fiksi PenggemarHarta, Tahta, RoA - Sequel dari Superior You Baca: https://my.w.tt/vcFoJ7G3BS