Bagian 23

86 14 11
                                    

Pekerjaan dan masalah-masalah kecil membuat mereka jarang bersama. Selagi ada kesempatan, entah Gyuri atau Yebin yang menemui satu sama lain.

Kemarin Gyuri tidur seharian karena dari semalam belum tidur.Sudah sejak tengah malam hingga tiga dini hari mereka sibuk. Yebin mulai mengganggu Gyuri yang sudah memejamkan mata lagi sambil telungkup. Ia mulai mendekatkan tubuhnya dan memainkan jari pada punggung telanjang Gyuri.

Bibirnya mendekati telinga Gyuri,
"Gyul unnie.." bisiknya dibarengi dengan belaian pelan pada leher Gyuri. Tidak mendapat respon, ia menyibakkan rambut Gyuri dan merapatkan dirinya dengan kekasihnya itu. Yebin mencium tengkuk Gyuri, bibirnya menuju telinganya dan memberikan gigitan-gigitan kecil disana. Nafasnya memburu, ia kembali berbisik
"Gyul unnie sayang..." Gyuri hanya bergumam. Desisan kecil mulai terdengar dari bibirnya.

Yebin tersenyum nakal, ia melanjutkan kegiatannya, menciumi leher Gyuri, meninggalkan jejak-jejak ciuman di sana.

"Yang semalem masih kurang?" Ia terdengar sedikit bergumam karena matanya masih terpejam.
"Kamu nggak mau?" Goda Yebin dibarengi dengan jilatan ringan ditelinga Gyuri. Jari-jari Yebin membelai pelan lengan Gyuri, meninggalkan sensasi geli disana. Gyuri bisa merasakan betapa rapatnya tubuh mereka berdua, dada Yebin begitu terasa menempel di punggungnya.

Gyuri membuka mata, Yebin tersenyum lebar. Ia membalikkan posisi tubuh mereka. Gyuri kini mengambil kontrol situasi. Ia sudah sepenuhnya bangun. Rambut panjangnya sedikit menutupi wajah Yebin yang berada dibawahnya. Gyuri merapatkan tubuhnya dengan Yebin. Ia mendekatkan wajah mereka.

Nafas Gyuri bisa Yebin rasakan menerpa bibirnya.
"Kamu godain aku?" Setiap Gyuri berbicara, ia merasakan sensasi geli dibibirnya karena mereka terlalu dekat. Yebin hanya merespon dengan tatapan nakal dan gigitan di bibirnya.

"Ya tergantung, kamunya tergoda nggak, sayang?" Ia menggesekkan ujung hidung mereka sambil tersenyum kecil. Jawabannya selalu membuat Gyuri bersemangat. Ia memanggut bibir Yebin yang dibalas dengan ciuman dalam dan dekapan pada lehernya.

"mmmhh.. Gyul.." Yebin mendesah di antara ciuman mereka.

"Buruan, udah nggak tahan..."

Sssssshhhh. Kang Yebin.
-
Ini jam 8 pagi, Jaehyun dengan pakaian golfnya sudah rapi menunggu Minkyung membukakan pintu.

"Hai, Jae." Gadis itu langsung memeluknya. Jaehyun mengecup kening Minkyung dan mengikutinya masuk ke dalam. Ia sibuk membenarkan rok golfnya. Setelah sampai di dapur, ia memasukkan beberapa sayur dan buah ke dalam blender.

Jaehyun menarik kursi makan dengan mata yang serius menatap ke layar tablet. Tiba-tiba Minkyung muncul dari belakangnya dengan tangan kanan mengambil tablet Jaehyun dan tangan kirinya memberikan segelas jus diatas meja.

Jaehyun tersenyum, lalu memalingkan wajah ke kiri dan mengecup bibirnya.

"Iya iya.." ujar Jaehyun sambil tersenyum. Minkyung memeluknya dari belakang dan mencium pipi kiri Jaehyun.

"Nanti lagi ya sibuknya, ini Minggu loh." Protes Minkyung. Ia berlalu mencampurkan sayuran dengan minyak zaitun dan menuangkan air putih untuk dirinya dan Jaehyun.

Tak butuh waktu lama bagi mereka menghabiskan sarapannya. Kini, Jaehyun sudah bergegas membawa peralatan golf milik Minkyung, si cantik sedang merapihkan pakaiannya dan mengenakan sepatu.

-
Punggung dan pinggulnya terangkat. Tangannya mencengkeram rambut Gyuri seraya menekan-nekan kepalanya yang berada di antara kedua kaki Yebin.

"J-jang G-G-Gyuri.. shhhhh ahhhhh." Ia mengerang, mata mereka bertemu.
Kepalanya terlempar ke kanan dan kiri setiap kali lidah Gyuri menyentuh tempat yang tepat.

"Mmmhhhh Gyul sshhh disitu mmhh aahhhh." Gyuri bisa merasakan kedua kaki Yebin semakin menjepit kepalanya.

"Ughhhhh g-gyul aahhh-" mereka terhenti karena mendengar suara bel dari pintu. Gyuri berhenti diikuti Yebin yang mendengus sebal karena seseorang bertamu diwaktu yang tidak tepat. Ia berteriak sambil memukul kasur karena merasa terganggu.

"Aku aja yang liat ke depan?" Ujar Gyuri sambil mengambil bathrope. Lalu Yebin merebut bathrope itu seraya berkata,
"Udah aku aja, kamu tunggu di sini." Yebin memasang wajah kesal. Yang benar saja, waktunya sangat tidak tepat.

Sambil melipat kedua tangannya di dada, ia melihat seseorang dari layar kamera di depan pintu. Yebin menekan tombol setelah itu ia berbicara,
"Ada perlu apa?" Tanyanya pada dua orang kakeknya itu. Seingatnya, yang perempuan bernama Heejin dan yang laki-laki ia lupa. Heejin cantik jadi kenapa ia mengingat namanya.

"Maaf nona Kang bila mengganggu, tapi saya ingin mengingatkan. Hari ini jadwal permainan Mahjong di kediaman tuan Kang." Yebin terkejut saat Heejin mengingatkan jadwal rutin itu. Ia lupa.

"Ah, terimakasih, kau bisa pergi sekarang. Aku akan segera ke sana."  Dengan tergesa-gesa, Yebin kembali ke kamar dan memberitahukan kabar itu pada Gyuri.

"Sebel deh, aku lupa!" Gyuri hanya tersenyum. Yebin melipat kedua tangannya di dada sambil mengomel.

"Yang penting, sekarang diselesaiin dulu aja urusan kita ya." Ujar Gyuri sambil menarik tali bathrobe Yebin sehingga bathrope itu terbuka. Ia menciumi pundak, dada, hingga perut rata Yebin turun, hingga berlutut didepannya.

Kini Yebin duduk ujung kasur dengan Gyuri di depannya yang sedang menciumi lutut Yebin. Pelan, ia melebarkan kedua kaki Yebin. Menciumi lutut hingga pangkal pahanya.

Ya, mereka harus menyelesaikan apa yang sudah dimulai dulu.

-
Dulu saat Yebin pamit untuk pergi bermain Mahjong bersama kakeknya, yang Gyuri bayangkan adalah Yebin berada di rumah pedesaan dengan kebun didepannya. Hari ini, Yebin meminta Gyuri untuk datang bersamanya. Sebenarnya, setelah tau keluarga Yebin ia kira tak akan tertegun melihat rumah kakeknya. Tapi ini beda, benar-benar definisi keluarga konglomerat.

Segera setelah memarkirkan mobil Yebin, mereka berdua sedikit berlarian sambil membenarkan scarfnya. Mereka berdua sepakat memakai scarf di leher, ermm karena errmm ada beberapa hickey di sana.

Tak lama setelah mereka, Jaehyun yang ditemani Minkyung juga sedikit berlarian. Sebentar mereka berhenti, Minkyung membenarkan dasi Jaehyun yang belum terpasang dengan rapi. Yebin dan Jaehyun menghilang saat seorang pekerja di rumah itu menyambut mereka dan membawa kakak-adik itu ke dalam sebuah ruangan tertutup.

"Ini kali pertama Jaehyun mengajakku." Ujar Minkyung kepada Gyuri. Mereka dipandu seseorang pekerja untuk menunggu di sebuah gazebo di taman.

"Sama juga denganku." Balas Gyuri yang masih sibuk membenarkan scarfnya. Minkyung melirik ke arah tangan Gyuri yang sibuk dengan scarfnya sambil berfikir,

Dia terlihat tidak nyaman. Kenapa?

Lalu, Minkyung mendapati beberapa tanda merah yang mengintip dari balik scarf yang Gyuri kenakan.

Pantas saja mereka juga terlambat.

"Pagi yang sibuk?" Tanya Minkyung sambil mengusap tangannya ke leher sebagai kode. Gyuri langsung tersipu malu sambil tertawa. Minkyung sedikit terpana, Jang Gyuri bukan saingan yang mudah. Ia begitu cantik pantas saja Yebin susah untuk melepasnya.

Dengan inisiatif tinggi, Minkyung membantu Gyuri untuk membenarkan scarfnya. Gyuri juga tertegun, perempuan di depannya ini begitu baik.

"Kami juga mengalami pagi yang sibuk. Hari ini jadwal kami untuk pergi golf, dan Jaehyun ingin berganti baju dulu baru datang ke sini. Dia memang keras kepala."

Keduanya saling tersenyum.



A | Rore • MinkyebinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang