"Apa ada yang datang?" suaranya terdengar panik. Yebin masih mencoba fokus menyetir.
"Tidak, tidak ada yang datang ke rumah anda." Mendengarnya membuat Yebin menghela nafas panjang.
Dia tidak seharusnya meninggalkan Minkyung sendirian, ia harusnya memastikan Minkyung aman. Yebin membeci rasa menyesal ketika sesuatu seperti ini terjadi padanya. Perasaan itu cukup menyiksa Yebin, selalu menyiksa. Setelah memarkirkan mobilnya, ia meminta Elijah untuk ikut bersamanya masuk ke rumah.
Bodoh, Yebin kira setelah membuka pintu, Minkyung akan menyambutnya dan semua ini hanya lelucon. Tapi tidak, tempat itu masih sesunyi biasanya. Yebin benar-benar melemparkan tubuhnya pada sofa, mata nanarnya menatap pemandangan diluar, Seoul pada siang hari.
Ia terus berfikir. Hingga ia menyerah dan menjatuhkan seluruh tubuhnya ke sofa sambil memejamkan matanya.
"Elijah Unnie, telfon pengacaraku, tanyakan apa ia bisa kemari untuk membicarakan beberapa hal."
Yebin mendengar asisten pribadinya itu menelfon Siyeon. Ia masih membuat berbagai sekenario apa yang telah terjadi hari ini. Jelas-jelas tadi pagi Minkyung berada di hadapannya. Apa ia begitu lengah hingga celah sedikit saja membuat Minkyung hilang lagi?
Apa Jaehyun benar-benar sejahat ini padaku? Tapi aku tidak peduli sejahat apa ia padaku! Sebenarnya apa Jaehyun benar-benar menyayangi Minkyung?! Yang benar saja!
"Nona Kang, pengacara anda tidak bisa datang kemari. Jika ada hal mendesak yang ingin anda diskusikan, ia memberi saran untuk mendatangi kantornya."
Kembali ia menghela nafas panjang. Entah sudah berapa kali ia menghela nafas hari ini. Seluruh situasi ini membuatnya ingin mengeluh, sungguh. Yebin harus membicarakan seluruh hal yang sudah ia pikirkan pada Siyeon. Ia kembali berkendara bersama Elijah ke kantor Siyeon.
"Nona Kang, bila anda menginginkan seorang supir, saya akan meminta seseorang datang."
"Tidak, mulai sekarang aku akan membawanya sendiri. " Ia terlalu larut dalam masalah ini sampai ia lupa apa ada yang harus ia kerjakan hari ini.
"Ada jadwal apa hari ini? sungguh aku lupa semuanya." Yebin mulai mencoba bersikap santai.
"Anda memiliki jadwal rapat pukul 3 di perusahaan anda. Lalu evaluasi Project X pukul 5." Perempuan itu masih profesional di tengah situasi yang sekalipun tidak ia pahami. Well done, Elijah.
Daftar jadwalnya hari ini membawanya pada sesuatu. Yebin akhirnya memahami semua yang terjadi hari ini. Ia memahami situasi gila ini, pada akhirnya.
"Batalkan rapat pada jam 3. Reschedule dengan Seoye unnie besok pukul 10."
Jadi situasi seperti ini huh?
Mereka memasuki gedung kantor Siyeon. Tanpa Yebin minta, Siyeon sudah menunggunya di lobi. Ya karena Siyeon tau, Kang Yebin akan menelfonnya langsung bila ingin bicara tapi kali ini ia butuh asistennya untuk menghubungi Siyeon, yang artinya? Yebin dalam masalah.
"Ada apa?" Siyeon merangkul Yebin. Mereka bertiga memasuki lift dan segera setelah lift terbuka, Siyeon membawa mereka ke sebuah ruangan tertutup. Yebin masuk tanpa Elijah.
"Jadi ada apa, sepertinya sangat penting." Siyeon bertanya sambil duduk disebuah kursi. Matanya melekat pada punggung Yebin yang berdiri memandang keluar jendela.
"Minkyung menemuiku di pernikahan Minhyuk oppa, kondisinya buruk. Ia sedang mencoba lari dari Jaehyun. Aku yakin kalau Jaehyun mengancam Minkyung termasuk pemutusan kontrak dengan agensi Minkyung. Aku yakin si keparat itu ada dibelakang ini semua." Ujar Yebin tanpa memandang Siyeon.
KAMU SEDANG MEMBACA
A | Rore • Minkyebin
FanfictionHarta, Tahta, RoA - Sequel dari Superior You Baca: https://my.w.tt/vcFoJ7G3BS
