Mereka terlihat mabuk, duduk bersama di atas rerumputan. Kaki tanpa sepatu itu terasa nyaman memijak rumput halaman belakang. Jeonghan telah mencuri sebotol champagne dengan dalih bahwa mereka tak akan rugi bila kehilangan satu botol saja karena sudah terlalu kaya. Ia menuangkan minuman itu pada separuh gelas Yebin. Keduanya duduk bersebelahan, kepala mereka mendongak.
Kini, mereka kembali menjadi anak kecil. Duduk di halaman terbuka dan memandangi bintang.
"Kita, orang-orang yang terusir." Ujar Jeonghan, tawanya terdengar renyah. Ada makian, juga kesedihan di omongannya yang serba blak-blakan.
Yebin hanya mampu meminum sampanyenya. Selama ini ia telah mengelabuhi diri.
Kau tidak pernah melepaskan diri dari mereka Kang Yebin, kau di usir.
Kenyataan yang mungkin ia kubur. Sudah terlalu banyak orang yang menyakiti Yebin, ia tidak ingin menerima kenyataan dan menyakiti dirinya sendiri. Ia hidup dalam kebohongan? Atau kah ini benar-benar apa yang ia inginkan?
"Aku pembangkang, aku melarikan diri, mereka tak mampu mengusirku." Ia tersenyum, sambil mencoba bersulang dengan Jeonghan. Mereka saling bertukar tawa.
Dari kejauhan, rumah itu begitu megah. Hiruk pikuk pesta di dalam sana sejenak menyita perhatian Yebin. Tepat pada pintu kaca besar, ia melihat sosok Minkyung bercengkrama dengan orang-orang. Lihat, ia bergelayut mesra di lengan Jaehyun.
Kang Jaehyun, bajingan yang beruntung.
Ia bisa mengumpat selama seminggu penuh bila meratapi kenyataan kalau Jaehyun ialah kekasih Minkyung. Yebin masih mengagumi sosoknya dari kejauhan. Termenung untuk waktu yang sangat lama, larut dalam asa. Di sana Minkyung menggandeng erat tangannya. Masih bercengkrama dengan orang-orang di pesta, ia melempar senyum bahagia pada perempuan di sampingnya.
Khayalan.
"Gadis itu huh?" Bak didorong ke dalam jurang, suara tipis Jeonghan menyadarkannya. Yebin hanya tersenyum.
"Dia bukannya si gadis di dalam surat? Kau masih tergila-gila padanya?" Cerita mengenai dirinya yang berhubungan dengan gadis M sudah diketahui seluruh keluarganya. Namun mereka tidak tau siapa gadis M itu. Alasan pengusiran yang tidak masuk akal.
Aku hanya menyukainya. Apa salahku?
"Oppa, kau bisa lihat, bagaimana aku tidak tergila-gila padanya?" Ucapan Yebin di jawab dengan tawa terkikik Jeonghan.
"Aku tidak tau, Yeb. Jaehyun terlihat lebih mempesona bagiku." Ah Yebin lupa. Mereka tertawa lagi.
Lagi, tawanya itu. Yebin merasa resah, Minkyung terlihat bahagia di sana. Ia sangat cocok berada di tengah keramaian itu. Ya, apalagi dengan adanya Jaehyun di sana.
Mungkin, Minkyung hanya main-main denganku.
"Aku sangat menyukainya. Waktu itu, keadaan memaksaku untuk berhenti menyukainya dan membuat rasa itu meronta." Suaranya lirih. Jeonghan merangkul bahu Yebin, lalu menyandarkan kepala Yebin di bahunya.
"Kau tau apa yang harus dilakukan, Yeb." Pelan, seiring kalimat itu terlontar dari mulut Jeonghan, ia merasakan belaian lembut pada rambutnya hampir seperti angin yang menerpa.
Kang Mina, sepupunya yang lain, berjalan keluar ke arah mereka berdua. Ia terlihat heran.
"Unnie? Lagi ngapain?" Bocah itu, terlihat selalu bahagia.
"Yeb kau tak ingin bocah itu mengganggu sesi ngobrol cantik kita kan?" Kata Jeonghan, Yebin tak menghiraukan. Ia melambai pada Mina dengan senyum penuh.
"Lagi ngobrol sama Jeonghan Oppa nih, mau ikutan? Tapi Oppa nggak mau kalau kamu gabung Hahahaha. Ya kan Oppa?" Dari dulu sekali, Yebin memang sering menggoda Mina.
Namun wajah Mina berubah kusut. Bukan karena tersinggung atau marah, ia panik. Mina mencoba berbicara, namun terbata.
"U-unnie, k-kau tunggu di sini dulu ya. Aku akan s-segera kembali." Mina sedikit berlari meninggalkan Yebin. Ia hanya tertawa melihat sepupunya yang berlarian itu.
Dari kejauhan, kehadiran Mina ditengah Minhyuk, Krytal, Jaehyun dan Minkyung membuat suasana di sana berubah. Beberapa kali Minhyuk terlihat memastikan Yebin yang sedang duduk di halaman belakang.
"Sepertinya mereka akan kemari. Mau pindah? Kita harus berlari menghindari mereka." Yebin setuju dengan ide Jeonghan. Ia bergegas mengambil high heels dan gelas sampanyenya. Lalu berlari.
Seketika itu, pesta di dalam sana berubah bertepatan dengan Minhyuk yang berlari menuju halaman belakang. Yebin dan Jeonghan tertawa saat Minhyuk mengejar mereka.
Nyonya Kang yang sedang bercengkrama dengan para istri petinggi perusahaan terkejut dengan perubahan mood para tamu di dekat halaman belakang. Ia pamit untuk melihat apa kiranya yang terjadi di sana.
Tanpa bersusah payah, Minhyuk menyusul Yebin. Tidak bisa dibandingkan kekuatan pria ini dengan Kang Yebin yang sudah sedikit mabuk. Ia mendekap Yebin jauh di seberang halaman belakang rumah mereka, hampir memasuki pepohonan lebat di ujung sana. Orang-orang hanya terkesijap melihatnya.
"Kau bisa menangkapku juga ya! Lepaskan oppa! Kau mengganggu ngobrol cantikku dengan Jeonghan Oppa!" Yebin tertawa dalam dekapan Minhyuk.
"Ssshh shhh, Kang Yebin, Kang Yebin dengarkan aku. Ssshhh shhh." Minhyuk mencoba membuat Yebin menatap matanya.
"Yebin, Yebin tolong lihatlah aku ssssh shhh." Lalu ia berhasil memusatkan perhatian Yebin.
"Yebin, Yebin.. Jeonghan sudah lama meninggal. Kita bersama-sama mengantarkannya ke pemakaman, kau ingat kan?"
Mata sayu itu menatap Minhyuk. Sebentar ia tertawa tidak percaya, dirinya menolak semua yang diucapkan Minhyuk. Tapi separuh dirinya menyadari hal itu.
Ia menangis, tubuhnya yang mungil itu lenyap didalam dekapan tubuh tegap Minhyuk. Nyonya dan Tuan Kang berdiri di ambang pintu menyaksikan apa yang terjadi.
Termasuk Minkyung. Ia bak di serang petir. Hatinya luluh lantah.
Rumah ini begitu menakutkan. Ia selalu takut untuk pulang. Itu mengapa ia selalu meminta Gyuri menemaninya pulang ke rumah ini. Kenangan yang berada didalam sana selalu menghantui Yebin. Perasaan bersalah, marah dan kecewa.
Malam kelulusan SMP seharusnya menjadi pesta makan malam. Keluarga itu sudah siap menikmati hidangan chef terbaik. Namum itu tak pernah terjadi. Mereka menghabiskan sisa malam di rumah duka setelah berita utama malam itu berjudul "Desainer muda Yoon Jeonghan tewas bunuh diri."
Ia melompat dari lantai 23 apartemennya.
Setelah..
Pengakuan tentang hubungannya dengan seorang pria ditolak oleh keluarga. Ya, keluarga mereka punya riwayat yang gila. Mereka seperti tak punya sikap yang lebih baik saat mendengar pengakuan Jeonghan. Sikap buruk itu masih saja berada disana, kembali terjadi saat surat Yebin ditemukan oleh Jaehyun.
Yebin begitu terpukul. Jeonghan adalah sahabat baginya. Dari Jeonghan, ia sadar.. rasa cinta bisa berada dalam berbagai bentuk.
Beberapa bulan yang lalu saat makan malam pertamanya di rumah ini setelah 6 tahun lamanya, ia sedikit berhasil mengalahkan hantu itu. Gyuri berada di sana, memberikan dukungan. Ya, yang mungkin Gyuri sendiri tak menyadari dukungan yang telah ia berikan pada Yebin ialah sebesar dan sepenting itu.
Hantu yang berhasil menarik Yebin saat itu hanyalah kemarahan dan rasa cemburu. Hantu-hantu yang membuat ia menghajar Jaehyun dan membelai Minkyung dengan baluran darah di pipinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
A | Rore • Minkyebin
FanfictionHarta, Tahta, RoA - Sequel dari Superior You Baca: https://my.w.tt/vcFoJ7G3BS
