"AAA! Siapa kamu?! Kenapa kamu telanjang di rumah saya?!" teriak seorang wanita dengan sangat keras ke arah pemuda seraya melemparkan seluruh benda yang di dekatnya.
BUKKK!
BUKKK!
Pemuda bernama Galang Pratama Harun spontan berdiri dan menghalangi wajahnya dari hantaman benda yang di lemparkan wanita itu.
"Tante, berhenti! Saya bukan orang jahat!" teriak Galang.
Ia berlari memutari area kamar yang cukup kecil itu demi menghindari lemparan yang di arahkan padanya.
Ia juga kaget bukan main, karena kini ia bisa dengan jelas melihat dengan mata kepalanya sendiri bahwa saat ini ia hanya mengenakan celana jeansnya saja.
Iapun mengambil satu persatu baju dan jaket yang berserakan di lantai sambil menghindari lemparan-lemparan itu.
Sedang disisi lain, ia juga lihat gadis blonde yang bernama Arasella Theana Poland di atas karpet tipis mulai memasang wajah sendu sambil memegangi seluruh tubuhnya. Tubuhnya masih berbalut pakaian, tapi ia tak kalah kaget dengan kedua orang yang bertengkar di depan.
"Kamu? Kenapa kamu masih ada di sini?" tanya Thea lirih di balik tangisnya yang mulai pecah.
Sedang ibu paruh baya yang bernama Lestat itu pun tiada hentinya melempari Galang dengan sekuat tenaga.
"Kamu apakan anak saya?! Kalian berdua berbuat apa semalam? Jawab!" tanya Bu Lestat dengan sangat keras seraya melemparkan sebuah vas bunga ke arah Galang.
Ia terlihat menangis.
Dan itu membuat Galang jadi serba salah, karena ia sendiri pun tak ingat semalam itu ia sudah berbuat apa.
"The, gue gak ngapa ngapain lo. Please, dia nyokap lo, 'kan? Tolong bilang ke nyokap lo kalo kita gak ngapa ngapain," ucap Galang.
Thea malah terus menangis.
"Bohong! Kalian berdua pasti sudah berbuat zinah semalam! Kalau tidak, kenapa kamu tidak pakai pakaian kamu?! Kamu telah menodai kesucian anak saya! Dasar brengsek!" ucap bu lestat lagi seraya mendorong tubuh Galang di balik isakan tangisnya.
"Tante, aku gak nyentuh Thea! Sumpah! Aku gak ngapa-ngapain dia, ini cuma salah paham." Galang berusaha keras untuk menjelaskan apa yang terjadi.
Namun bukannya merespon perkataannya wanita itu malah menatap tajam ke arah Thea yang masih terdiam di tempatnya, hingga tak berapa lama ia menghampiri Thea dengan cepat dan memaki-maki anak gadis itu.
"Apa yang kamu lakukan sekarang?! Kamu benar benar sudah mengecewakan ibu!" ucap Bu Lestat seraya memukuli Thea dengan kedua tangannya.
Thea masih terus menangis sambil menundukan kepalanya dan melindungi wajah dari incaran telapak tangan sang ibu.
"Ibu, maafin aku. Aku juga gak tau kenapa dia ada di dalam rumah ini," ucap Thea kemudian.
"Sekarang kamu berani bohong sama ibu? Keterlaluan! Thea, apa sih yang ada di pikiran kamu? Pekerjaan ibu memanglah pembantu! Tapi ibu gak mau kamu jadi kaya ibu! Ibu memang sering memintamu bekerja dan berhenti sekolah, tapi bukan hal ini juga yang ibu mau!" teriak Bu Lestat lagi seraya terus memukuli Thea tanpa henti.
Menampar, menjambak dan mendorong tubuh Thea ia lakukan dengan keras untuk meluapkan seluruh kekesalanya.
Ia yang masih berdiri itu pun tak kuasa menahan tangisnya saat Thea memeluk kedua kakinya dan bertekuk lutut di hadapanya dengan tangisan yang sama.
"Ibu, ini semua gak bener. Tolong ibu percaya sama aku, aku gak mungkin ngelakuin hal itu," jelas Thea seraya memeluk erat kaki ibunya.
Namun Bu Lestat malah menyingkirkan tangannya dan melangkah menuju pemuda ringkih yang masih berada di dalam rumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
YANG TAK DIINGINKAN
FanfictionEND❤ Tentang perjuangan dari seorang anak yang ingin mendapat pengakuan dari ibu kandungnya selama belasan tahun. Perjalanan mempertahankan rumah tangga dengan pertaruhan nyawa. Penuh siasat dan intrik.